Ch.23 Diskusi Time-Turner

224 38 14
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

Lucius Malfoy sendiri yang membukakan pintu ketika Severus berkunjung ke Manor nya beberapa hari setelah acara jalan-jalan di London, pria itu masih tak mengerti kenapa Lexie memintanya untuk membicarakan time-turner kepada Keluarga Malfoy.

Wajah sang Lord Malfoy lebih pucat dari saat terakhir kali Severus bertemu dengannya, semua masalah belakangan ini pasti membuatnya tak kalah tertekan dari masa Voldemort lalu.

Severus masuk ke ruang kerja putra baptisnya lebih dulu, Draco Malfoy tengah menunduk diatas sebuah buku di meja tulisnya. Namun ketika mengetahui ada orang yang datang, ia langsung bangun dan menghampiri Severus lantas memeluknya.

"Apa kabar?" Tanya Severus.

"Tidak bisa dikatakan baik juga" jawab Draco.

"Bagaimana dengan kondisi kesehatan Astoria?"

"Dengan berjalannya waktu kondisinya semakin lemah, tak ada yang bisa dilakukan selain menjauhkan dia dari stres dan pekerjaan berat."

Blood Malediction -Malediksi Darah, merupakan sebuah kutukan yang bisa menurun ke keturunan penderitanya, dan Astoria mendapatkan itu dari moyangnya. Malediksi Darah akan membuat kesehatan penderitanya lemah, dan melahirkan sebenarnya sangat beresiko untuk mereka.

Severus tau bahwa Draco tidak pernah mempermasalahkan jika garis keturunan Malfoy berhenti sampai dirinya saja, namun menurut Astoria -ini bukan masalah garis keturunan. Dia ingin seorang anak untuk mereka, demi kebahagiaan dan keutuhan pernikahan mereka.

Wajah Draco sendiri, ketika Severus memperhatikannya, nampak sangat layu. Memang keangkuhan masih terlihat dari tegasnya lekuk tulang pipinya, namun matanya yang abu-abu itu hampir kehilangan cahayanya.

Kepala Sekolah itu menepuk bahu putra baptisnya ketika Lucius Malfoy mengajaknya untuk berbicara di ruang tengah, Draco lebih memilih tinggal di ruangannya dan melanjutkan apa yang sempat tertunda.

"Bagaimana cucuku di Hogwarts?" Tanya Lucius Malfoy ketika mereka telah duduk.

"Lumayan" jawab Severus, sambil mengangguk sebagai ucapan terimakasih kepada Narcissa Malfoy yang menuangkan anggur untuknya "Nilainya bagus di beberapa pelajaran, Profesor McGonaggal memberitahuku bahwa-"

"Bukan itu"

Lucius Malfoy memotong perkataan Severus.

"Yang kumaksud, apakah -apakah dia memiliki teman yang banyak, atau apakah pembawaannya sangat ceria?"

Severus menatap rekan yang sudah ia anggap sebagai kakak itu selama beberapa saat, sampai akhirnya ia menghela nafas.

"Kurasa kau sudah banyak tau soal itu, Lucius" katanya.

"Aku mau mendengarnya darimu juga"

"Well, sejujurnya -temannya tak banyak. Tapi dia bersahabat baik dengan Albus Potter, kulihat kau tidak terkejut berarti kau sudah mengetahuinya. Menurut sebagian murid itu rupanya membuat mereka tidak suka, tapi apa yang bisa kita lakukan jika Scorpius dan Albus menemukan kecocokan untuk bersahabat dalam diri mereka masing-masing.

Beberapa murid sering menyinggung-nyinggung Scorpius soal rumor yang beredar, ditambah lagi mereka juga suka sekali membandingkan Albus dengan ayahnya, apalagi karena dia adalah seorang Potter yang masuk asrama Slytherin.

Tapi kalian tak perlu khawatir, putraku akan selalu menjaga mereka. Kalau Xius sudah menampilkan ketegasannya tak ada yang berani membantahnya, bahkan murid yang lebih tua atau prefek sekalipun."

The Touch of Destiny | Lexius SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang