Ch. 24 Pertandingan Quidditch

207 35 8
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

Pertandingan Quidditch yang mempertemukan Slytherin dan Gryffindor semakin dekat, Xius yang menjadi kiper baru tim asramanya sangat tidak sabar untuk itu.

"Aku akan buat clean sheet di pertandingan pertamaku!" Teriaknya malam itu saat sedang mengelap sapunya.

"Clean sheet?" Tanya Kanha "Clean.. sheet? Seprai bersih?"

Snape muda itu mendecak "Clean sheet, Kanha, clean sheet! Maksudku aku tidak akan kebobolan gol sama sekali di pertandingan besok."

Kanha mengibaskan tangannya khas orang India dengan gaya meremehkan.

"Ku akui kau memang hebat, mate, tapi kalau tidak kebobolan sama sekali, itu rasanya mustahil!" Katanya.

"Oh ya? Bagaimana kalau kita taruhan?"

"Sejak kapan kau suka taruhan?" Tanya Kanha terkejut.

"Sudahlah, mau tidak?"

"Memang mau bertaruh apa?"

"Begini" kata Xius "Kalau aku bisa clean sheet, kau harus memutuskan hubunganmu dengan anak Ravenclaw itu"

"What?!" Kanha berteriak, namun kemudian menyipitkan matanya dengan nakal "Apa kau cemburu?"

Xius menanggapi itu dengan melemparkan kotak peralatan perawatan sapunya kepada Kanha "Aku serius!"

"Aku juga serius!" Bantah Kanha, sambil menggapai kotak Xius yang melayang karena dia berhasil menyihirnya sebelum mengenai kepalanya "Lagipula tawaranmu itu keterlaluan, Snape, tidak jadi taruhan ah!"

"Kau sih, sombong sekali mentang-mentang punya pacar! Kalau begitu tarik kata-katamu tadi" kata Xius "Aku akan menjaga tiga lingkaran Slytherin dengan segenap jiwa dan raga."

"Terserah kau lah" ucap Kanha, melempar kembali kotak Xius kepada pemiliknya lalu menjatuhkan kepalanya ke bantal dan menarik selimut "Aku mau tidur dulu"

"Ya sudah, sana!"

"Kau tidak mau tidur bersamaku di kasurku? It has a cleanshe-"

Kanha tidak jadi meneruskan kalimatnya karena dia buru-buru menarik selimut sampai kepalanya saat Xius bersiap melemparinya dengan kotak lagi.

◘◘◘

Hampir seluruh penghuni kastil berbondong-bondong menuju lapangan Quidditch, masing-masing memakai scarf yang melambangkan asramanya –mengingat udara yang semakin dingin bulan ini. Xius sendiri yang merupakan pemain malah masih sibuk di aula depan, memaksa Albus dan Scorpius untuk ikut menonton.

"Aku sudah katakan kepadamu, kak" kata Albus "Aku tidak suka Quidditch, Scorpius juga sama."

Xius belum menyerah "Ayolah, Al, kau tidak harus nonton Quidditch nya, lihat saja aku yang ganteng ini"

"Aku melihatmu setiap hari, kak"

"Tapi kan tidak setiap hari melihat Lexius Snape berakrobat diatas sapunya, menepis dan menangkap Quaffle. Ayolah Al! Ayolah Scorpius, masa kalian tidak mau menuruti permintaan Kakak kalian ini?"

"Apa saja, kak, asal bukan Quidditch"

Albus nampak sama sekali tak tertarik, sedangkan Scorpius kelihatan bimbang. Kemudian sebuah suara muncul dari belakang mereka.

"Semua anak sudah pergi ke lapangan Quidditch, apa yang kalian lakukan disini?"

Ternyata itu Kepala Sekolah mereka, berjalan keluar, mengenakan mantel abu-abunya serta istrinya yang menempel di lengan kirinya.

The Touch of Destiny | Lexius SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang