Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)
Menara astronomi yang tinggi itu terlihat diam tapi sebenarnya sedang menyambut pagi dengan angin sepoinya, beserta dua orang yang tengah berdiri di tepian menara menatap kearah danau sementara matahari membumbung membangun tahtanya. Namun, meski ada matahari...
"Dingin ya?", gumam Lexie sembari mengeratkan jubahnya.
Sementara Severus melirik istrinya sebentar lantas kembali melihat permukaan air danau, "Kau berekspektasi udara panas di bulan Oktober?".
Lexie mendengus, dia kemudian mendekat ke suaminya dan memeluk pinggangnya, "Tidak peka sekali!", ketusnya.
Kekehan kecil keluar dari mulut Kepala Sekolah Hogwarts itu, dia menanggapi pelukan istrinya dengan merangkul pundak Lexie lebih erat, "Jadi? Apa yang ingin kau bicarakan sejak semalam?".
Lexie menarik dirinya dari Severus, kemudian dia meninggalkan mode manjanya dan berujar, "Sesuatu tentang Delphini, yang kuberitahukan kepada Sirius kemarin".
Severus mengantongi kedua tangannya di saku bajunya, "Akhirnya".
Lexie tak tersinggung dengan tanggapan suaminya, dia melanjutkan, "Bahwa putri Voldemort itu bukan penyihir sembarangan, yah, seperti yang diharapkan dari keturunan Voldemort sekaligus pewaris Salazar Slytherin. Meskipun ini belum pasti -tapi kurasa aku mungkin bisa mengatakannya".
Lexie menatap mata suaminya dengan serius ketika melanjutkan, "Dia bisa parseltounge", kembali mengabaikan reaksi Severus yang hanya mengangkat alisnya sebagai refleksi dari keterkejutan kecilnya, Lexie meneruskan, "Dia tidak segan-segan menggunakan kutukan tak termaafkan, itu pasti didapatnya dari sang ibu. Dia bisa melakukan beberapa sihir tanpa tongkat, dan -dia bisa terbang tanpa sapu".
Pria bersurai hitam didepan Lexie mengelus dagunya, "Tapi dia tidak pernah menghadiri Hogwarts".
"Tentu saja tidak, dia diasuh oleh seseorang setelah orang tuanya meninggal 19 tahun yang lalu -aku melupakan nama pengasuh itu -tapi Rodolphus Lestrange yang kabur dari Azkaban beberapa tahun setelah perang seperti yang sama-sama kita tau, seingatku waktu itulah Rodolphus memberi tahu Delphi mengenai identitas sejatinya dan ramalan yang dia yakini harus dia penuhi".
"Ramalan?", sela Severus, "Bunyinya?".
"Itu masalahnya, aku benar-benar lupa untuk yang satu ini. Kurasa aku sudah pernah bilang kalau aku hanya membaca buku ke-8 satu kali".
Severus menekuk alisnya, "Itu akan membuatnya tidak mudah untuk diatasi".
Lexie mengangguk setuju,"Itu benar. Meskipun begitu -kita punya orang yang bisa memprakirakan pergerakannya", katanya sambil menunjuk hidungnya sendiri.
Severus memutar matanya, "Bagaimana kita bisa membaca pergerakannya kalau kau tak mau menceritakan semua yang kau tau?".
"Untuk dapat mengantisipasi kejahatan Delphini, kita tidak harus tau semua yang akan terjadi di masa depan", jawab Lexie, sementara dalam benaknya dia berpikir; dimana Delphini sekarang dan apa yang sedang dia lakukan? Apakah dia akan melakukan hal yang sama dengan yang diketahui Lexie? Apa dia harus meminta seseorang untuk mengawasi Amos Diggory?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Touch of Destiny | Lexius Snape
FanfictionMengambil latar sembilan belas tahun setelah kejatuhan Pangeran Kegelapan. Lexius Snape, putra dari mantan agen ganda. Memiliki kepribadian yang sedikit berbeda dari ayahnya, dia sedang berbelanja keperluan tahun keempatnya ketika dia bertemu seseor...