Ch. 7 Tragedi di Upacara Seleksi

392 71 65
                                    

Dunia sihir beserta isinya
milik J.K Rowling
.
.
.
.
Selamat membaca :)

Lexie memasuki kantor guru ketika Hagrid beranjak keluar dengan lampu minyak di tangannya, semua profesor bersiap-siap untuk menyambut kedatangan murid-murid baru.

Sang Kepala Sekolah pun ada disana, terus memberikan tatapan dingin kepada staff barunya -yang duduk di sudut ruangan.
Dia baru mengalihkan perhatiannya saat Lexie memanggilnya,
"Anak-anak sedang menuju ke kastil-".

Severus mengangguk, tapi dia bukannya berjalan keluar melainkan menghampiri Chatra.

"Kepala Sekolah-", ucap Chatra setelah berdiri terlebih dahulu.

"Pakaian, rambut, dan kacamata mu memang sedikit merubahmu. Tidak kusangka kau juga memperbarui identitas mu, kukira kau hanya mengaku sebagai orang lain didepan putraku-", ujar Severus, "Kau akan diperkenalkan sebagai Jack Christoph".

Chatra tersenyum meskipun Severus tidak bisa melihatnya karena dia menunduk,
"Terimakasih, Kepala Sekolah".

Severus berkata lagi,
"Kami sudah membangun pondok lain disebelah pondok Hagrid, kau akan tinggal disana-".
Chatra menggumamkan terimakasih lagi.

"Kau diterima disini, kau akan bekerja di rumah kaca, tapi aku punya syarat-".
Perkataan Severus yang satu itu membuat Chatra mendongak,
"Kecuali ada perintah dan diluar jam makan, kau tidak diperbolehkan memasuki kastil".

Chatra nampak terkejut dengan syarat yang Severus berikan, tapi dia tak punya pilihan lain selain menerimanya.
"Baik, Kepala Sekolah. Saya akan memenuhi syarat anda".

•••

Pesta tahun ajaran baru akan segera dimulai, Xius sudah duduk di meja panjang Slytherin.
Dia mendongak ke meja tinggi, dia melihat Dad-nya, lalu Mum-nya dan Jack -mata mereka bertemu.
Xius melambaikan tangannya dengan semangat disertai cengiran lebar, Jack hanya mengangguk dan tersenyum kecil sebagai jawaban.

Tak lama kemudian pintu ganda aula besar terbuka, Profesor McGonagall masuk diikuti anak-anak kelas satu.
Xius melihat Albus dan Scorpius masih berjalan berdampingan, sementara Rose berada agak jauh dari mereka.

Aula yang tadinya berisik menjadi sunyi ketika Topi Seleksi mulai bernyanyi,

Aku telah melakukan pekerjaan ini selama berabad-abad
Di setiap kepala muird aku telah diletakkan
Pikirkan ku mengambil inventaris
Karena akulah Topi Seleksi yang terkenal

Aku telah menyeleksi yang tinggi dan yang rendah
Aku telah melaksanakan tugas melalui tebal dan tipis
Jadi pakailah aku dan kau akan tau
Di asrama mana kau akan berada

Riuh tepuk tangan bergema di aula ketika Topi seleksi selesai dengan lagunya, kemudian anak-anak kelas satu dipanggil sesuai abjad.

Dua atau tiga murid kelas satu telah di seleksi dan tiap-tiap dari mereka mendapat sambutan riuh dari asrama yang akan mereka tempati.

Sementara Lexie duduk dengan tidak nyaman di kursinya, bukan karena Chatra -atau kita bisa memanggilnya Jack sekarang. Upacara seleksinya lah yang Lexie khawatirkan.

"Albus Potter!", Profesor McGonagall memanggil bocah Potter itu.

Lexie menahan nafasnya, dia melihat punggung Albus dengan tatapan ngeri. Dia tidak bisa mengetahui apakah Albus benar-benar mencoba sarannya untuk berbisik kepada Topi Seleksi atau tidak.

Dan setelah waktu yang cukup lama-, akhirnya Topi Seleksi berteriak,
"SLYTHERIN!".

Hening, keheningan yang sempurna menyelimuti aula besar. Tak ada satupun dari ratusan orang yang ada disana bahkan sekedar berbisik.

The Touch of Destiny | Lexius SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang