Aku yang mendengar hal ini hanya bisa meneteskan air mataku, berlari dengan tenaga yang aku punya keluar gedung acara ini.
'Jadi ini kejutan yang dimaksud hiks ini sangat menyakitkan' batinku.
'Davian bawa aku ke dalam mimpi dan biarkan aku selamanya disana' ucapku dalam hati.
Setelah merasa diriku berlari cukup jauh, aku melihat rumah kecil yang selalu aku hampiri setiap aku butuh waktu sendiri. Aku berlari kecil ke arah rumah itu dan mencari tempat untuk bersandar di pohon yang rindang dan sejuk ini. Aku menekuk kedua kaki ku kemudian ku tumpukkan kedua tanganku diatasnya dan aku kembali menangis.
Drrttt... Drrttt.....
Handphoneku sejak tadi tak henti - hentinya berbunyi entah dari siapa aku malas membukanya. Aku kembali menjatuhkan wajahku ke tumpukan kedua tanganku.
'Tuhan biarkan aku pergi kali ini' batinku.
*****
Jafran POV
Setelah memberi selamat kepada dua pengantin tadi, aku memilih berpisah dengan Amey dan bergabung dengan temanku.Saat kami berempat sedang asik mengobrol, lampu ruangan ini tiba - tiba mati dan hanya menyorot ke panggung kecil yang berada tak jauh dari panggung pengantin. Aku bisa melihat dengan jelas siapa yang ada di atas panggung itu, ya itu jio kekasih Amey.
Ia berbicara cukup lama sebelum akhirnya ia berlutut dihadapan seorang gadis yang tidak ku kenal dan mengajaknya menikah, WHAT THE-
Aku panik dan berlari mencari keberadaan Amey yang tidak ku ketahui dimana ia duduk. Aku terus mencari hingga aku melihat seorang gadis yang menenteng sepatu tingginya keluar ruangan.
Aku mengikuti langkahnya tapi ia berlari semakin kencang yang membuatku tertinggal jauh olehnya.
"Sial, lelaki bodoh! Kenapa ia melakukan hal itu di depan kekasihnya" gumamku.
Aku mencoba menghubungi Amey tapi tak kunjung dapat jawaban.
Ameyy 👽
Ameyy
Kumohon angkat telfonku!
Amey kau dimana? Aku tau kau tidak baik - baik saja :(
Amey jangan membuatku khawatir :(
Amey kumohon jawab, aku khawatir dengan mu sekarang!
Aku akan menghabisinya, kau jangan khawatirKarena tak kunjung dapat balasan aku kembali ke arah gedung acara itu kemudian berpamitan dengan Davian yang sama khawatirnya denganku, aku menarik Jeff yang merupakan kembaran ku untuk ikut bersamaku mencari Amey.
"Jeff aku khawatir padanya" ucapku.
Jeff mengusap bahuku untuk menenangkan diriku.
"Aku pun khawatir jaf, aku bahkan tidak tau Alexia dan jio selicik itu" balasnya.
"Kau mengenal gadis itu?" tanyaku.
"Ya, dia Alexia. Kami bertujuh bersahabat sudah sangat lama, bahkan Alexia sendiri yang paling dekat dengan Amey. Tapi sungguh aku tidak mengetahui bahwa ia selicik itu sekarang" jelasnya.
"Apa kau tau kalau ia membutuhkan waktu sendiri pergi kemana?" tanyaku.
Ia mengangguk.
"Aku yang akan menyetir, kau telalu kalut untuk membawa kendaraan" ucapnya dan mengambil alih kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamies
Teen Fiction[REVISI] Bukan tentang kita yang selalu bersama. Tapi tentang bagaimana bisa kita menghabiskan waktu bersama dalam waktu yang sangat singkat. Dan juga tentang janji yang harus kita tepati. Berjanji hal yang sulit bukan? Maka sejak hari itu, aku mem...