Aku seorang gadis yang bisa dibilang biasa saja. Pintar? tidak dan populerpun juga tidak. Perkenalkan Aku Ameyra Natasya, kalian cukup memanggilku Amey atau Tasya.
Aku hidup dikeluarga yang bisa dibilang mencukupi tapi aku membencinya. Ayah yang selalu sibuk di kantor dan bunda yang selalu memikirkan butiknya. Yang seharusnya aku bangga, tapi aku malah membencinya. Dimana yang seharus weekend dihabiskan untuk qulity time, malah mereka gunakan untuk bekerja. Jujur saja, aku iri dengan anak lainnya yang selalu dimanjakan kedua orang tuanya dengan kasih sayang, tapi aku sekalipun tidak pernah merasakannya. Yang mereka tanyakan padaku 'uang bulanan sudah bunda transfer, kalau kurang kau bisa minta ke ayahmu'.
Ck. Memikirkannya saja sudah membuatku muak. Tapi tenang saja, aku jarang menggunakan uang tersebut kecuali benar - benar butuh. Kalau kalian bertanya mengapa? Jawabannya simple, karena yang kuperlukan saat ini bukan tentang materi dan uang lagi tetapi kasih sayang mereka berdua.
****
Seperti hari - hari biasanya aku bangun lebih awal kemudian bersiap - siap untuk melakukan pekerjaan hari ini. Setelah itu aku turun ke bawah untuk sarapan, dari kejauhan bisa aku lihat tudung saji yang tidak berubah bentuknya dan juga lauk yang semalam ku masak pun tidak berubah bentuknya.
Aku menghentakkan badanku kesal dan berjalan malas ke arah meja makan. Ku tarik bangku dengan sedikit kasar dan kemudian mendudukkan diriku di atas kursi itu. Aku mengerucutkan bibirku dan menatap jengkel ke arah meja makan.
'Aku sedikit menyesal menyiapkan makanan sebanyak ini semalam, hufft' batinku.
Aku menghela nafasku dan dengan perlahan menyandarkan punggungku ke sandaran kursi.
'Mereka terlalu menyebalkan argh' ucapku dalam hati kesal.
Aku berhenti berdebat dengan diriku sendiri saat layar di handphoneku menyala ditambah dengan getaran handphone yang sangat kencang. Aku menggeser layar hijau itu kesamping dan bisa ku dengar seseorang dari ujung sana berteriak ke arahku.
"YAKKKK MEYRAA" teriaknya.
"Ada apa? Tumben sekali kau menghubungiku sepagi ini?" balasku.
"Berhenti bersikap seperti itu, kau sungguh menyebalkan" balasnya.
"Haha, baiklah. Ada apa Dirga? Kau rindu padaku atau kau ingin mentraktirku hari ini?" tanyaku cuek.
"Kau mengharapkan hal itu kepada orang yang salah, aku tidak akan pernah melakukan hal itu padamu haha" ucapnya sedikit tertawa.
"Lalu?"
"Hari ini bunda mengadakan pesta di rumah dan mengundang banyak sekali rekan kerjanya, lalu karena bunda yakin kalau aku akan bosan dengan acaranya maka bunda ngundang kalian buat dateng ke acaranya" jelasnya panjang lebar.
"Kau tidak pandai berbohong, terus terang saja bahwa kau yang ingin diriku ini datang ke acaramu itu haha" ledekku.
"YAKKK!! ITU TIDAK BENAR" teriaknya dan membuatku tertawa kencang.
"Jangan tertawa! Pokoknya kau harus datang hari ini, aku tidak mau tau" ucapnya sedikit memaksa.
"Tidak janji hahaha" ucapku.
"YAKKK!!! Aku akan menyeret mu untuk datang ke acara ku dan akan ku pastikan juga seorang Jafran yang sangat kau benci itu bertekuk lutut di hadapanmu" ucapnya lagi.
"Tidak peduli dan aku sangat membencinya. Aku lebih tertarik bertemu Davian di alam mimpi dibanding bertemu dengannya" ucapku.
Ia menghela nafasnya kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamies
Genç Kurgu[REVISI] Bukan tentang kita yang selalu bersama. Tapi tentang bagaimana bisa kita menghabiskan waktu bersama dalam waktu yang sangat singkat. Dan juga tentang janji yang harus kita tepati. Berjanji hal yang sulit bukan? Maka sejak hari itu, aku mem...