Aku berjalan di pinggir jalan sendirian dengan sepatu hak yang ku genggam ditangan kananku.
Tinn..tinn..
Aku menoleh dan melihat mobil yang berhenti di sebelahku."Kau terlihat berantakan nona, apa kau butuh tumpanganku?" tanya seseorang yang sangat aku kenal suaranya, siapalagi kalau bukan jafran.
Aku mendecak dan kembali melanjutkan jalanku.
"Hei hei tunggu" ucapnya dan mengejarku.
Aku menatapnya dengan tatapan jengah.
"Kalau kau ingin menggangguku lebih baik kau pergi" ucapku galak.
"Tidak tidak, aku serius menawarkanmu tumpangan" balasnya.
"Tidak perlu sok baik seperti itu. Aku bisa sendiri" ucapku kembali berjalan dan mengacuhkannya.
Kemudian ia menarik lenganku kasar dan membawaku ke dalam mobilnya.
"Kau terlihat tidak seperti biasanya, tidak rapih dan sangat berantakan persis sekali dengan kamarmu yang aku lihat hari itu" ucapnya dan mulai melajukan mobilnya.
Aku memukul bahunya kencang.
"Ishh kenapa kau suka sekali membahas itu" aku melipat kedua tanganku di depan dada dan memilih untuk melihat ke arah luar.
Hening.
Suasanapun menjadi hening, tidak ada yang memulai pembicaraan dan asik dengan kegiatannya masing - masing.
Krukk
Aku menoleh dan menggaruk tengkuk belakangku.
"Ah maaf suara perutku menganggu" ucapku sedikit terkekeh.
"Kau lapar? Dari kapan kau tidak makan?"
"Dari semalam hehe"
"Pantas saja otak kau error dan memeluk orang sembarangan" ucapnya.
"Diamlah" balasku.
Dan keadaan kembali hening, aku memilih menyibukkan diriku untuk menatap pemandangan luar sedangkan ia sibuk dengan kegiatan menyetirnya.
*****
30 menit kemudian kami tiba di satu tempat makan yang bisa dibilang sederhana. Ia melepas seatbelt yang ia kenakan dan sedikit merapihkan rambutnya.
"Turunlah, perutmu terlalu berisik kalau tidak diberi asupan" ucapnya menyebalkan.
Aku sedikit meledeknya dan turun cepat keluar mobil. Aku sedikit merapihkan tampilanku dan berjalan cepat ke arah pintu masuk. Tatapanku langsung terpaku dengan seseorang yang sedang duduk diujung ruangan.
"Da-davian?" Ucapku.
Aku berlari menghampirinya dan sedikit menyapanya
"Hai dav" sapaku.
Orang yang ku sapa menegakkan kepalanya dan menaikkan satu alisnya.
"Siapa yang kau sebut davian itu? Aku?" tanyanya.
Aku menganggukkan kepalaku kencang.
"Iyap kamu"
"Kau tidak sedang ngelindur kan?" tanyanya lagi.
"Tidak sama sekali, aku serius! Kau davianku bukan?"
"Ahh aku ingat, kau semalam yang memelukku tiba - tiba di acara"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamies
Genç Kurgu[REVISI] Bukan tentang kita yang selalu bersama. Tapi tentang bagaimana bisa kita menghabiskan waktu bersama dalam waktu yang sangat singkat. Dan juga tentang janji yang harus kita tepati. Berjanji hal yang sulit bukan? Maka sejak hari itu, aku mem...