Dreamies 7

16 8 0
                                    

JIO POV
Setelah mengantarkan meyra pulang, gue memutuskan untuk mampir ke basecamp gue yang letaknya di pinggiran kota.

Gue tersenyum ke semua orang yang berada di basecamp sambil highfive ke beberapa orang yang sedang duduk.

"Weitss akhirnya dateng juga, apa kabar bro?" sapa jeff.

"Bisa lo liat sendiri, baik dan pastinya semakin tampan" bales gue dengan percaya diri.

Seseorang yang berada di ujung ruangan melempar kulit kacang ke arah gue yang sedari tadi ia pegang.

"Lo terlalu percaya diri bro" ucapnya.

Aku terkekeh kecil dan mengambil tempat di sebelah jeff.

"Jadi bagaimana? Lancar?" tanya davian.

"Apanya lancar?" tanya gue.

"I think, you know what i mean"

"Haha, tentang gadis yang lo sayang banget itu? Aman boss" balas gue dan menyesap sedikit minuman.

"Terus maksud lo jadiin dia pacar tadi apa? Gue harap lo becanda mengatakannya" balasnya lagi.

"Umm tentang hal itu ya? Menarik juga tawaran lo itu"

"Maksud lo?" tanyanya sedikit emosi sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Hahaha, calm bro" balas gue santai dan kembali menyesap minuman.

"Kalau lo terlalu lama muncul ke hadapan dia, gue bakal buat dia jatuh ke pelukan gue" lanjut gue.

"Shit" balasnya singkat.

"Gue pamit duluan, dan buat lo jangan sekali - sekali ngerebut apa yang gue punya atau lo habis di tangan gue" ancamnya.

"Yeah, gue gak peduli dengan ancaman lo itu. Muncullah atau gue akan ambil? Hahaha pilihan yang sangat gampang bukan? Jadi cepatlah" balas gue cuek.

Dia tidak membalas dan memilih pergi keluar dari tempat kumpul. Gue kembali menyesap minuman yang sedari tadi gue minum.

'Kali ini gue akan egois dan lo salah satu hambatan terbesar gue. Dan gue harap lo gagal buat dapetin hatinya, yeah setidaknya sedikit berharap sangatlah menyenangkan' batin gue.

JIO POV END

*****

Setelah sedikit mengisi perut di restoran tadi, aku memutuskan untuk pulang yang di antar ke rumah oleh jio.

Ya sebenernya aku masih sedikit kesal dengan jafran, bagaimana bisa ia meninggalkanku begitu saja.

Aku putar kenop pintu dan masuk perlahan ke dalam rumah. Dan yaa seperti biasa, keadaan rumah selalu sepi dan tidak ada siapapun. Ayah? Selalu sibuk bekerja dan jarang sekali pulang, ibu? Sama dengan ayah.

'Ah seharusnya aku sedikit lebih lama lagi di rumah dirga tadi. Dan sekarang aku menyesal sendirian seperti ini' batinku.

Aku menghela nafasku kasar dan berjalan cepat ke arah kamar. Meletakkan sepatu yang menyebalkan ini di tempatnya dan berganti baju yang nyaman untuk tidur. Setelah semua selesai, aku langsung menjatuhkan badanku ke arah kasur yang semalam tidak ku tempati ini.

Aku menatapi langit - langit kamar yang dihiasi gambar awan berwarna biru cerah ditambah dengan beberapa burung kertas yang tergantung cantik disana.

"Mey" panggil lelaki yang bernama Davian saat itu.

"Apa?"

Dreamies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang