Drrt...drtt...
Aku geser kursi belajarku dan mendudukkan diriku dengan perlahan. Aku menghela nafasku pelan dan dengan segera menggeser tombol hijau.
"Hm yaa? Ada apa bang?" tanyaku.
'Bagaimana kabarnya?' tanya seseorang diujung sana.
"Ck, kau tidak ingin menanyakanku terlebih dahulu?" balasku dan sedikit menyandarkan punggungku di sandaran kursi.
'Tidak penting, karena aku tau kau tidak lemah dan pastinya akan baik - baik saja' balasnya.
"Kau menyebalkan!" balasku.
'Jadi bagaimana kabarnya? Apa dia masih sering mencariku?' tanyanya.
"Hm yaa betul, apa kau tidak ingin menyerah? Bagaimana kalau kau ribut lagi sama pacar mu itu? Aku tidak mau menjadi perantara kalian lagi seperti dulu" ucapku.
'Tidak akan, aku yakin bisa mengatasi hal ini' ucapnya dengan sangat yakin.
"Bagaimana bisa aku percaya denganmu? Hey, kau tidak lupa kejadian terakhir kau bertengkar kan? Atau perlu aku ceritakan ulang hah?" ucapku.
'Yakkk!! Cukup!! Aku frustasi kalau mengingatnya. Sama - sama tidak mau mengalah dan sangat kekanakkan ck' balasnya.
"Sama seperti diri kau"
'Aku? Kenapa?'
"Aku malas menberitahumu, gunakan otakmu dengan baik untuk berpikir haha" ucapku.
"Dan yaa, gadis yang kau titipkan padaku aman tetapi dia selalu menanyakan dirimu dan selalu mengatakan bahwa aku adalah dirimu -
Yaa terlalu menyebalkan mendengarkan dan melihatnya menangis seperti itu, tapi aku harap kalian bisa menyelesaikannya seperti dulu" lanjutku.
'Aku bingung harus apa vin, bisakah aku egois untuk memiliki keduanya?'
"Kalau kau ingin melihat keributan di setiap harinya, silahkan tuan dan aku tidak akan menolongmu lagi. Sudahlah aku bosan mendengar suaramu, sampai jumpa" ucapku dan memutuskan sambungan.
Aku letakkan handphoneku di meja, kemudian aku menundukkan kepalaku di atas tumpukkan tangan yang sudah sudah ku tumpuk sebelumnya.
Ah pekerjaan ini sangatlah melelahkan, aku harap bisa secepatnya keluar dari pekerjaan ini. Yaa hanya berharap untuk terakhir kalinya.
Dengan perlahan aku tutup kedua mataku dan pergi menuju alam mimpi.
'Semua akan baik - baik saja vin, percayalah'
******
"Vinnnn tunggu akuu" anak kecil itu berlari dengan nafas yang terengah - engah.
Aku melipat kedua tanganku di depan dada dan menatapnya dengan tajam.
"Ada apa kau memanggilku? Ingin mengerjaiku lagi? Aku masih marah padamu!" Ucapku.
"Hoshh..hoshh.. tidak ah ini sangat melelahkan sebentar" ucapnya dan sedikit mengambil nafas.
Aku memperhatikan dirinya yang berulang kali mengambil nafasnya, ah aku sedikit khawatir padanya tapi ah sudahlah.
"Kau khawatir padaku yaa vin? Ah kau sungguh lucu sekali" ucapnya dan sedikit terkekeh.
"Tidakkk!!! Kau berjanji tidak akan menjailiku lagi ishh" ucapku merajuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamies
Teen Fiction[REVISI] Bukan tentang kita yang selalu bersama. Tapi tentang bagaimana bisa kita menghabiskan waktu bersama dalam waktu yang sangat singkat. Dan juga tentang janji yang harus kita tepati. Berjanji hal yang sulit bukan? Maka sejak hari itu, aku mem...