Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, aku sudah bersiap untuk berkeliaran di alam mimpi dan pastinya akan bertemu dengan Davian.
"Davian aku benar - benar sangat merindukanmu, jadi kuharap kau bisa muncul di dalam mimpiku kali ini" ucapku.
Aku tersenyum dan perlahan menutup mataku.
* Di dalam mimpi *
Lelaki itu duduk membelakangi ku dengan gitar yang berada di pangkuannya. Ia memetik gitar perlahan dan kemudian menyanyikan lirik per lirik dari lagu yang dimainkannya dengan lembut.
Aku tersenyum dan terus menatapnya dari belakang. Ia terus mengayunkan kepalanya mengikuti irama.
Hello, hello, hello, can I hear an echo?
Purple, red, and yellow,
I can't wait to get home
Head down on the pillow
Holding you is all I think aboutYou're asleep in London, I wish you were coming
Back home to me, darling, you're too far away
Count back from one hundred
Holding you is all I think aboutOh, baby, when I'm apart from you
I just shut my eyes, all I have to doIa menghembus nafasnya perlahan, semakin mempercepat petikan gitarnya dan sedikit meninggikan nadanya.
Is dream, dream, dream, dream
About you
Dream, dream, dream, dream
About you
(About you, about you, about you, about you)Aku menepuk kedua tanganku yang membuat petikan gitar yang dimainkan terhenti dan aku semakin melebarkan senyumanku.
"Suaramu sangat indah aku menyukainya" ucapku.
Ia membalikkan badannya dan meletakkan gitar di sampingnya.
"Ah kau sudah kembali rupanya. Lama tidak berjumpa" ucapnya tersenyum.
Aku sedikit berlari ke arahnya dengan senyum yang sejak tadi tak luntur dari wajahku.
"Aku sangat merindukanmu sungguh, cepatlah kembali di dunia nyata Davian" ucapku mempoutkan bibirku.
"Tunggu sebentar lagi, aku berjanji padamu" ucapnya dan mengusak rambutku pelan.
Ia tersenyum dan kemudian menarikku ke dalam pelukannya.
"Aku sangat lelah harus berjauhan denganmu selama ini" ucapnya.
"Aku pun merasakan hal yang sama" balasku.
Ia mengeratkan pelukan, dan kembali mengusap kecil rambutku, sesekali mengecup dahiku.
"Aku sangat ingin memilikimu tapi tidak bisa aku lakukan" ucapnya lagi.
"Aku benar - benar menyayangimu tapi sungguh aku benar - benar tidak bisa untuk memilikimu" lanjutnya.
"Mengapa? Aku sangat penasaran dengan alasanmu" tanyaku.
"Aku tidak bisa memberitahumu"
"Karena kak Keira bukan? Aku tau itu" balasku.
Ia melepaskan pelukan dan menatapku tajam.
"Jangan bawa - bawa dirinya ke dalam masalah kita , Amey"
"Tapi betul bukan perkataanku?"
Ia terdiam dan kemudian membelakangi ku.
"Ya kau benar" balasnya.
"Tapi mey-"
"Aku tidak membutuhkan alasanmu lagi, aku sudah cukup paham. Kita tidak akan bisa menjalin hubungan selain sahabat bukan? Yeah aku tau itu" ucapku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamies
Fiksi Remaja[REVISI] Bukan tentang kita yang selalu bersama. Tapi tentang bagaimana bisa kita menghabiskan waktu bersama dalam waktu yang sangat singkat. Dan juga tentang janji yang harus kita tepati. Berjanji hal yang sulit bukan? Maka sejak hari itu, aku mem...