Dreamies 9

11 5 0
                                    

Davian POV
Hari ini gue beraniin diri buat muncul di hadapan gadis yang selama ini nungguin gue dan pastinya sayang banget sama gue. Kalau kalian tanya, gue sayang gak sama dia? Pastinya sayang banget dong, tapi hanya sebatas kakak dan adik.

Gue menghela nafas kasar dan sedikit menepuk - nepuk pipi pelan.

"Semoga kali ini gue gak ngelakuin kesalahan" ucap gue dan bersiap untuk pergi.

Gue turun tangga untuk menuju meja makan dan sialnya ada bunda dan pacar gue lagi ngobrol sambil sarapan.

"Shit, ini mah bakal ada masalah besar kalau dia disini" gumam gue.

Akhirnya gue memutuskan untuk memutar balik dan kembali ke kamar. Tapi belum sempat gue berbalik badan, bunda udah lebih dulu lihat gue berdiri di anak tangga dan menyuruh turun untuk sarapan.

"Abanggg sini! Pacarmu datang bikinin sarapan loh buat kamu" ucap bunda.

Gue turun dengan cepat dan mengecup pipi bunda.

"Selamat pagi bunda, tapi maaf yaa ian lagi banyak kerjaan yang harus diurus dan harus berangkat sekarang juga" ucap gue.

Dan bisa gue lihat muka key sedikit masam tapi ia paksakan untuk tetap tersenyum.

"Abang kok gitu? Kamu enggak kasian sama key? Dia dateng jauh - jauh loh buat masakin kamu" bujuk bunda.

"Aduh serius deh bun, nih bunda gak liat bawaan ian banyak gini? Udah ditungguin loh sama vin. Bunda mau liat anak kesayangan bunda diomelin sama vin?" ucap gue dengan sedikit memelas.

"Kamu pergi aja gapapa, kerjaan kamu lebih penting daripada aku. Udah bun biarin aja" ucap key.

"Nah bun, key nya aja gak marah kok. Udah yaa bun, ian berangkat. Sampai jumpa bunda ~ " ucap gue dan berlari keluar rumah.

Gue menghela nafas lega dan dengan cepat masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju rumah vin.

****

* 30 menit kemudian *

Gue markirin mobil gue di depan halaman rumah vin, sedikit merapihkan rambut gue yang berantakan dan setelah rapih gue turun dari mobil.

Setelah mengunci mobil dan memastikan mobil gue aman tanpa lecet, gue masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu. Gue terus berjalan ke arah lantai 2 dimana kamar vin berada di lantai itu.

"Shit, rumah ini terlalu luas untuk ditinggalin satu orang doang" ucap gue sedikit kelelahan.

"Lemah, baru begitu saja sudah mengeluh" ucap seseorang dari ujung ruangan dengan gaya angkuhnya.

"Aku tidak lemah, hanya saja tangga ini terlalu banyak untuk dinaiki" balas gue.

"Cih, alasan. Sudahlah cepat masuk" ucapnya.

Gue mengikuti langkahnya ke arah kamar yang berada di ujung ruangan dan sedikit terkejut dengan suasana ruangan yang nyaman, rapih dan harum yang bikin siapa saja betah di dalam kamar ini.

"Yayaya, tidak perlu terkagum - kagum dengan kamarku yang indah ini. Jadi, bagaimana rencanamu?" ucapnya.

Aku sedikit berdecak dan merebahkan diriku di kasurnya.

"Aku tidak tau, kau tau? Rencanaku hampir gagal tadi karena key ada di rumah" ucapku.

"WHAT THE-"

Dreamies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang