Dreamies 10

12 6 2
                                    

- Flashback on -

Hari ini aku berencana untuk pergi ke perpustakaan besar yang berada di tengah - tengah kota, yang jaraknya sangat jauh dari rumah.

Aku bangun pukul 4 pagi, menegakkan badan dan membuatku diriku terduduk di atas kasur. Kemudian, aku melamun menatap ke arah jam dinding yang terus berputar dengan cepat.

Hingga setengah jam aku terdiam di atas kasur, akhirnya aku tersadar dari lamunanku karena suara keras dari handphone.

"Ah sudah setengah 5, aku harus bergegas dan tidak boleh terlambat" ucapku dan dengan perlahan turun dari kasur dan pergi menuju kamar mandi.

25 menit kemudian.

Aku keluar dari kamar mandi dengan handuk yang berada dibahu kananku dan bersiap cepat untuk turun sarapan.

Setelah siap, aku turun ke lantai bawah menuju meja makan dan aku bisa melihat bunda sudah rapih dengan pakaian kerjanya.

"Pagi bunda" sapaku.

"Bunda mau kemana sepagi ini? Apa tidak bisa berangkat siang?" tanyaku.

Bunda sibuk dengan handphone yang berada di genggamannya sambil sesekali tersenyum.

"Bunda?" panggilku lagi.

Aku mengedikkan bahuku dan memilih fokus dengan sarapanku.

"Bunda sama ayah besok ada urusan di luar kota, kamu jaga rumah dan jangan nakal" ucap bunda.

"Bunda ninggalin aku lagi? Apa gabisa ayah aja yang pergi?" tanyaku.

"Gabisa sayang, ini acara penting dan bunda harus hadir di sana"

Aku menghela nafas kasar.

"Lalu aku gapenting bun? Betul kan?" tanyaku.

Bunda diam dan tidak membalas perkataanku.

"Ah betul rupanya, yasudah aku berangkat yaa bun. Sampai jumpa" ucapku dan pergi meninggalkan bunda yang masih duduk terdiam di meja makan.

****

Aku memasang earphone di kedua telingaku dan memainkan kepalaku mengikuti irama musik yang sedang ku dengar.

Aku melangkahkan kakiku mengikuti  jalan setapak, hingga langkahku terhenti karena melihat segerumbulan orang yang sedang berkumpul menutupi jalan.

"Wihh ada cewe lewat jef" ucap seseorang yang duduk di ujung kursi.

"Abisin boss wkwkwk" balas temannya.

Aku mengeratkan pegangan di tasku dan perlahan mundur ke belakang.

Mereka hanya tertawa, dan 'hap' salah satu dari mereka memegang bahuku dari belakang.

Aku yang sudah ketakutan sejak tadi memilih menangis yang membuat mereka semakin tertawa kencang.

"Huwaaaaa bundaaaa hiks.." isakku.

"Hayoloh revan anak orang nangis" ucap yang lainnya.

"Lo iseng banget si van, gapaham lagi gue sama lo" ucap temannya lagi.

Orang yang sejak tadi di belakangku dengan cepat mengusap bahuku untuk menenangkanku.

"Heh udah gausah nangis, gue cuma iseng. Maaf maaf" ucapnya.

"Gamau kamu jahat huweee" isakku semakin keras.

Salah satu dari mereka akhirnya menghampiriku dan merangkulku untuk duduk bersama mereka.

Dreamies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang