5

869 98 3
                                    

Chan berdiri tegap di depan pintu apartnya Seungmin.

"Ckk... Berasa dejavu", dejavu?

Chan menekan bel tersebut, pintu terbuka dan Seungmin langsung nyuruh Chan masuk.

Seungmin agak was-was perasaannya mengatakan kalau Jisung masih emosi sama Chan. Dan benar saja tanpa berucap Jisung berdiri keluar dari apartnya Seungmin.

Seungmin nahan tangan Jisung "Se-enggaknya lo denger dulu penjelasan dari dia"

Jisung merotasikan matanya, tapi dia nurut sama omongan Seungmin.

Gak lama setelah itu Felix datang. Seungmin langsung nyeret Felix masuk takutnya dia kabur kalau liat Chan di apartnya.

"Oke sekarang udah lengkap. Lo udah bisa mulai ngomong sekarang" Seungmin mandang tiga orang itu satu persatu.

"Ckk Min lo jebak gue" Felix berdiri mandang Seungmin sinis.

Seungmin tersenyum, bisa diartikan senyum yang menyeramkan bagi Felix "Ini namanya menyelamatkan lingkup pertemanan" jangan lupakan suaranya yang datar, Felix auto merinding.

Karena gak ada yang mulai ngomong, terpaksa Seungmin yang memulainya.

"Lix kenapa lo nuduh Chan?"

Felix memberanikan diri natap Chan, sebenarnya dia takut sama Chan "Waktu gue nolong Jisung gue ngeliat Chan di sekitar gedung apartnya Jisung"

Chan menyeringit mengingat kembali kejadian itu "Gue kebetulan emang disana saat itu"

"Jadi lo yang ngirim kotak yang isinya donat ke gue?" Potong Jisung.

"Tunggu-tunggu. Sung gue emang tau apart lo diamana, tapi gue gak tau di pintu nomor berapa. Lo sendiri gak pernah ajak gue ke apart lo kan"

"Bisa aja lo bohong kan..." Potong Felix.

"Stts lo denger dulu lah" Seungmin nenggetok kepala Felix.

"Chan lo tau kalau donat itu ada obat perangsangnya" Tanya Seungmin spontan biar jelas.

Chan kaget, jadi ini yang buat Felix marah. Tapi kenapa dia yang dituduh sial emang.

"Kenapa? lo gak tau soal itu?" Jisung jadi sedikit melunak setelah ngeliat ekspresi Chan.

Chan menggeleng "Bukan gue sumpah"

"Trus kenapa waktu itu lo ada di dekat gedung apartnya Jisung?" Balas Felix dia masih curiga.

Chan bingung gimana jawabnya. Memang waktu itu dia ada disana, tapi tujuannya itu bukan apartnya Jisung tapi gedung yang ada di sebelahnya. Tepatnya di tempat dia memijakkan kakinya saat ini.

Felix menyeringai "Kenapa? Gak bisa jawab?"

Chan menghela nafasnya "Gue emang disana, tapi tujuan gue bukan ke apartnya Jisung"

"Trus?"

Chan natap Felix tajam "Denger ya gak semuanya bisa gue kasih tau. Gue juga punya privasi!"

"Privasi atau lo takut?"

Chan muak dituduh terus. Padahal bukan dia pelakunya. Chan bangkit dari duduknya "Kalau kalian gak percaya kita liat aja cctv nya"

Jisung merutuki dirinya sendiri kenapa dia gak kepikiran soal itu dan langsung nuduh Chan saat ini.

"Ayo biar semuanya jelas" Chan berucap di ambang pintu dan yang lain beralih nengikuti langkah Chan.








Jisung memfokuskan matanya ke layar monitor, setelah diteliti memang bukan Chan pelakunya. Di layar itu orangnya terlihat lebih kurus dari Chan.

"Gimana? Bukan gue kan" Chan berucap di samping Felix dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Harus Felix akui ternyata nemang benar, Chan gak berbohong. Dapat Felix lihat orang itu memakai topi dan celananya juga berbeda dengan yang di pakai Chan pada malam itu.

"Tapi siapa?" Felix masih melihat layar monitor itu lekat-lekat.

"Pakaiannya terlalu tertutup"

Jisung menghela nafasnya, tapi dia lega karena bukan Chan pelakunya.

"Udah lah kita balik aja" Jisung meninggalkan ketiga orang itu.

Chan berusaha mengejar tapi ditepis sama Seungmin "Biarin Jisung istirahat dulu, mungkin dia lagi pusing sama masalahnya"

Chan dan Felix mengangguk dan pulang ke rumahnya masing-masing.

















Jisung bersandar di samping pintu lift sambil nunggu liftnya kebuka. Raut wajahnya keliatan gelisah. Gimana kalau orang itu beneran bahaya. Mungkin lebih baik dia cari minuman dulu biar tenang.

Jisung masuk kedalam minimarket dan langsung ngambil keranjang belanjaannya, memilih-milih makan dan beberapa minuman.

"Aw" Jisung gak sengaja nyenggol seseorang yang ngebuat barang belanjaan orang itu ikutan jatuh.

"Maaf... Gak sengaja" Jisung membantunya berdiri sambil ngelirik orang itu rasanya kenal "Lo Minho kan?"

Minho mengalihkan atensinya menatap wajah Jisung.

"Eh... Jisung ya?"

Jisung ngangguk sambil tersenyum.

"Kok lo bisa disini? Lo tinggal dekat sini?" Tanya Jisung, dia sedikit penasaran dengan orang ini. Kata Hyunjin Minho itu sedikit aneh.

Tapi kayaknya gak juga terlihat karena sejak bertemu tadi Minho banyak bicara padanya, mungkin itu karena Jisung kelewat ramah sama Minho.

"Jadi lo juga temenan sama Chan dari dulu?"

Minho mengangguk "Kenapa emang?"

"Gak, gak papa" Jisung ketawa yang membuat dia malah terlihat tambah manis.

Minho menarik sudut bibirnya melihat Jisung tertawa. Spontan Minho mendekat yang membuat Jisung menyeringit heran sampai dia disudutkan oleh tembok di samping minimarket itu.

Jisung natap wajah datar itu mata cantik, hudung mancung dan kulit bersih itu membuat Jisung tambah tertarik.

Tanpa babibu Minho meraup bibir Jisung detik itu juga melumatnya, menghisapnya, mungkin sedikit kasar sampai bibir Jisung mengeluarkan darah tapi Jisung gak malawan sedikitpun. Dia membiarkan hal itu terjadi.

Dulu dirinya gak pernah diperlakukan seperti ini, bahkan sama pasangannya dahulu.

Tapi kenapa Jisung gak marah? Kenapa dia gak memberontak?. Malah saat ini dia terbuai oleh permainan Minho sendiri, kenapa?

Sampai saat Minho merasakan sesuatu barulah dia sadar dan langsung melepaskan tautannya. Dihapusnya darah yang mengalir dari bibir Jisung "Sorry..." lalu setelah itu Minho pergi meninggalkan Jisung yang masih mematung.

Oke mulai detik ini Jisung baru percaya kalau Minho itu memang aneh, sama kayak yang dibilang Changbin dan Hyunjin kepadanya.

Tapi apa dia sadar kalau dia sendiri juga aneh?

Tapi apa dia sadar kalau dia sendiri juga aneh?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*tbc*

Hai hai again...

I like sama pasangan aneh ini hehe

Veracity [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang