Hari mulai larut, tapi Jisung masih sibuk menjalani hukuman. Akhir-akhir ini Jisung sering bolos, bahkan kalau datang Jisung pasti datang telat.
Karena tadi ada kelas tambahan, maka dari itu Jisung harus secepatnya menyelesaikan hukuman dan balik pulang secepatnya.
Seungmin dan Hyunjin udah pada balik, itu Jisung yang suruh. Dia gak mau ngerepotin teman-temannya.
Setelah selesai Jisung segera mengemas barang-barangnya. Tapi karena lapar Jisung menyempatkan diri untuk mampir ke kedai ramen.
Keadaaan Jisung kini memprihatinkan, kucel, baju acak-acakkan. Gimana gak kesal coba udah dapat kelas tambahan, pulangnya juga harus selesaiin hukuman dulu. Sungguh malang sekali.
Pesanannya datang Jisung langsung melahapnya karena efek terlalu lapar, sementara itu orang-orang menatapnya dari tadi. Tapi Jisung bodo amat lah, yang penting dia memanjakan lidah dan perutnya dulu.
"Loh Jisung?"
Sedang asik makan, pandangannya beralih dari mie ke seseorang yang memanggil namanya barusan.
"Hoo? Monho..."
Minho terkekeh ngeliat pipi Jisung yang penuh dengan mie.
"Telan dulu lah" Tuturnya sambil duduk di sebelah Jisung.
Jisung gak acuh sih, cuman ya kangen aja ngobrol lagi sama Minho. Udah lama dia gak ngobrol-ngobrol sama Minho.
"Lo ngapain disini?"
"Gue part time disini"
Jisung mengangguk paham trus lanjut makan ramen nya sampai habis. Sementara Minho sendiri senyum-senyum sendiri ngeliat Jisung makan.
Jisung jadi sedikit tertarik sama manusia satu ini, terkadang dia cuek, juga gampang emosian, tapi baru kali ini Jisung ngeliat Minho yang soft. Dia jadi ikutan ketawa ngeliat Minho yang menertawakan dirinya.
Minho mengalihkan atensinya pada seragam Jisung yang berantakan, sedikit basah.
"Lo abis dari mana?"
Jisung ikutan ngelirik bajunya yang sedikit kotor "Gue abis bersihin kamar mandi, kan gue kena hukum sama pak Hoseok hehehe"
Merasa terus ditatap Jisung kembali ngelirik Minho "Kenapa? Gue dekil ya?" Tanya nya sambil nyeruput kuah ramen. Jisung emang gak tau malu, otaknya aja yang jenius.
Minho memberikan jaketnya ke Jisung "Gue duluan, bye"
Jisung melongo, Minho jijik, kasian, atau marah sih? Jisung gak bisa nebak ekspresi mukanya. Tapi bodo ah gak penting juga.
"Hyunjin... Pinjam charger!"
Hyunjin yang sedang nonton tv teriak dari bawah supaya Jeongin ngambil sendiri di kamarnya.
Sesuai arahan Jeongin mencari charger milik Hyunjin "Ish kebiasaan mah" Jeongin sedikit kesal waktunya jadi kebuang karena harus mencari terlebih dahulu. Kamar Hyunjin selalu aja berantakan.
Setelah selesai dengan tujuannya Jeongin hendak melangkahkan kakinya keluar. Tapi kakinya terhenti melihat sebungkus coklat di meja rias Hyunjin.
Jeongin merotasikan matanya "Ckk masih aja ternyata" Jeongin sedikit penghempas pintu saat keluar tadi. Hyunjin jadi kaget.
"Woy... Gak bisa pelan-pelan apa?"
Jeongin ikutan duduk nemanin Hyunjin sambil ngecas hape nya "Hyun... Lo masih suka sama Jisung?"
Hyunjin diam yang membuat Jeongin tambah kesal.
"Hyunjin!"
Hyunjin kaget karena bentakan dari Jeongin "Lo gak pulang? Bentar lagi papa pulang"
Jeongin menghela nafasnya "Lo masih suka sama Jisung gak!"
"Lo kenapa sih Jeong? Marah-marah mulu"
"Gue tanya-"
"Emang kenapa? Lo urus aja diri lo sendiri, stop ngusik gue. Gue capek!"
Jeongin diam dengan linangan air matanya.
"Denger ya" Hyunjin nunjuk Jeongin tepat di wajah "Kita emang beda ibu, tapi kita punya ayah yang sama! Itu gak bisa ngubah kenyataan kalau kita kakak beradik!"
Jeongin menepis tangan Hyunjin ngelempar charger Hyunjin asal lalu pergi keluar dari rumah dengan air mata yang sudah bercucuran.
Hyunjin dan Jeongin adalah saudara beda ibu. Papanya emang udah lama menikah dengan ibunya Hyunjin. Tapi hubungan mereka gak akur sama sekali. Mungkin karena itu papanya mencari wanita lain secara diam-diam.
Dan wanita itu mamanya Jeongin. Mamanya Jeongin adalah wanita simpanan. Setelah Hyunjin lahir ibunya Hyunjin milih bercerai karena mengetahui suaminya selingkuh dengan wanita lain dan juga wanita itu tengah mengandung saat itu.
Keadaaan berubah saat Jeongin lahir. Mamanya meninggal saat melahirkan dia. Kacau semuanya kacau. Ibunya Hyunjin mencoba tegar dengan menyayangi kedua anaknya. Ini juga bukan salah anaknya tapi salah dirinya dan suaminya sendiri.
Saat ini Jeongin sendiri tinggal bersama ibunya Hyunjin sedangkan Hyunjin dengan papanya. Meski begitu papanya gak masalah kalau Jeongin datang berkunjung kerumah begitu juga sebaliknya, ibunya Hyunjin juga menerima kedua anaknya kapan pun dan dimana pun.
Jeongin menangkup wajahnya, menyesal kenapa dia terlahir satu darah dengan Hyunjin. Kenapa dia juga memiliki perasaan ini? Dunia serasa mempermainkannya.
Dulu Jeongin pernah menyatakan cintanya kepada Hyunjin. Memang terdengar gila. Hyunjin tentu menolak karena Jeongin itu hanya dianggap sebatas adik olehnya.
Hyunjin terpaku melihat kepergian Jeongin. Menyesal tentunya saat membentak Jeongin. Bagaimana pun Hyunjin itu sangat menyayangi Jeongin nya.
*tbc*Oke konflik makin ruyem ya.
🍭L - O - L - I 🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
Veracity [Minsung]
Fanfiction[Cover by: _zeydinary] "Minho... Lo juga gay?" "Nope" . . . Warn⚠️ -Typo -nonbaku -bxb