Beautiful Feeling

1.4K 110 33
                                    

Seorang gadis terbangun dari tidurnya tepat ketika jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul 8 pagi.
Ia mengusap wajahnya pelan, berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih berceceran entah dimana.

"Adeeeekk bangun!" terdengar suara seorang pria paruh baya bersamaan dengan ketukan pintu kamar gadis tersebut.

Gadis itu menghela nafas, kemudian bangkit dari kasurnya untuk membukakan pintu seseorang yang berada di depan kamarnya itu.

"Jinan udah bangun, Yah."

"Najwa udah bangun, Yah."

Yak, dua orang gadis yang menjawab panggilan sang pria paruh baya tersebut. Padahal tadi beliau hanya mengetuk pintu kamar anak sulungnya.

Pria paruh baya yang tak lain adalah ayah Jinan dan Najwa itu hanya tertawa.

"Hehe, maaf ya Dek. Ayah bangunin kakak kamu kok. Kamu kalo mau tidur lagi gapapa." ucap sang Ayah pada putri bungsunya, Najwa.

Sudah menjadi kebiasaan bagi pria paruh baya tersebut memanggil Jinan dengan panggilan Adek, meskipun Jinan sudah menjadi seorang kakak. Ya namanya saja kebiasaan.

"Kenapa, Yah?" tanya Jinan.

"Cepet sana mandi, Kak. Kita kan mau ke Solo. Tahun baru di sana." kata sang Ayah.

"Ih kenapa ngga di sini aja? Jinan males ah, orang sebentar doang liburnya. Nanti capek di jalan doang."

"Nurut aja udah."

"Kapan berangkat?"

"Besok."

"Lah terus ngapain nyuruh Jinan siap-siap sekarang?"

"Reminder."

Jinan hanya memutar bola matanya malas sambil memperhatikan sang ayah yang berlalu dari hadapannya.

"Lah, kalo gue taun baruan di Solo berarti gue ngga sama si bolot dong? Yahh."

Ia kemudian kembali menutup pintu kamarnya dan duduk di tepi kasurnya sambil memainkan ponselnya. Jinan sedang mengirim pesan pada pacarnya. Dia mau ngajak Cindy ngedate.

"Kenapa ya akhir-akhir ini gue sering kangen sama Cindy? Gue mau sama dia terus. Padahal ngga pernah-pernahnya kayak gini. Masa iya gue lagi jatuh cinta sama dia? Dari dulu gue ngapain aja anjm?!" monolog Jinan.

"Ah bodo, yang penting hari ini jalan sama dia."

***

"Mau kemana, deh?" tanya Cindy pada Jinan.

Keduanya kini sedang berada di perjalanan menuju, entah. Kata Jinan rahasia. Jadi yaudahlah.

"Nanya mulu." balas Jinan.

"Ya abis ngga nyampe-nyampe. Dulu mah kalo lama gini pasti ke puncak."

"Nah bener tuh, kita mau ke puncak."

"Puncak Bogor?"

"Puncak komedi, ahahahaha."

Sumpah, itu ngga lucu. Selera humor Jinan memang tak beda jauh dengan selera humor bapack-bapack wasap.

"Ngga lucu."

"Yang lucu kan aku."

"Pede!"

"Biarin!"

Hening. Ngga deng, ada lagu. Bukan lagunya Day6 kali ini, tapi lagunya Kahitna. Kekasih Dalam Hati, salah satu lagu favorit Cinhap Hapsari.

Lacerta agilisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang