Coming Back For You

1.3K 104 29
                                    

Jam 7 malam, setidaknya butuh 5 sampai 6 jam lagi agar dapat menjadi waktu yang tepat untuk overthinking. Tapi tidak untuk seorang gadis paling manis di Depok, kata Jinan. Pukul berapapun itu, jika ia tak ada kerjaan pastilah gadis itu akan overthinking.

Entah mengapa gadis sesempurna dirinya masih saja sering memikirkan hal-hal yang membuatnya menjadi insecure. Selalu saja ada hal yang menggangu pikirannya. Terutama masalah fans.

Ini bukan kali pertama, dimana fans yang seharusnya menjadi sumber kekuatannya malah berusaha untuk menjatuhkannya. Bukan, bukan semua. Hanya oknum, namun tetap saja meresahkan. Ah sudahlah.

Cindy menarik nafas berat, kemudian menyeka air matanya. Lelah sekali rasanya, padahal ia hanya rebahan. Ia kemudian mengambil ponselnya, mengetikkan pesan untuk seseorang yang sudah hampir satu minggu berada di kampung halamannya.

 Ia kemudian mengambil ponselnya, mengetikkan pesan untuk seseorang yang sudah hampir satu minggu berada di kampung halamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JINAAAAAN!" Cindy menggeram kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JINAAAAAN!" Cindy menggeram kesal.

Salah memang menghubungi makhluk itu ketika sedang kesal. Bukannya dihibur malah ditambah lagi kekesalannya.

"Meowwww.."

Cindy menoleh ke pintu kamarnya yang terbuka, ada musuhnya Jinan di sana. Siapa lagi jika bukan lucky, kucing Oren kesayangan Cindy. Jinan selalu menganggap lucky adalah saingannya dalam mendapatkan perhatian Cindy.

Lacerta agilisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang