Sabtu malam, bersamaan dengan hujan yang turun cukup deras tak membuat suasana malam di kota penuh keajaiban alias Depok menjadi sepi. Justru semakin ramai karena macet di sana-sini.
Di sebuah rumah besar, seorang gadis dengan piyama merah tengah duduk di kasurnya sambil memeluk kucing kesayangannya. Bukan, dia bukan Ayu tong-tong. Ya kali anak ayah ojak!
"Leoooo, Cindy kangen Jinan.." katanya pada seekor kucing jantan yang kini berada di pangkuannya.
"Ubiiiiii, Cindy kangen Jinan.." ucapnya lagi sambil memukul-mukul kepala sebuah boneka pentol yang ia beri nama Ubi. Yaudah sih suka-suka Cindy.
Gadis manis bernama Cindy itu masih setia mengeluh pada kucing dan boneka kesayangan tentang seseorang. Seseorang yang sudah beberapa minggu ini menjadi super sibuk hingga sangat sulit ia temui.
Bahkan ketika staycation bersama ormas cool people, seseorang itu harus pulang terlebih dahulu karena urusan pekerjaan. Meninggalkan Cindy bersama dengan yang lain. Awalnya Cindy merajuk, tapi karena seseorang itu pandai merayu dan pada dasarnya Cindy sudah bucin, akhirnya dirinya menurut.
Pasti kalian tau siapa seseorang itu. Ya siapa lagi yang dapat membuat seorang Cinhap Hapsari si anak hits Depok uring-uringan seperti ini jika bukan si manusia kadal Jaksel alias Jinan? Iya Jinan, member jeketi yang akhir-akhir ini sedang cosplay psikopat.
Jinan memang masih disibukkan dengan kegiatan syutingnya. Namun meskipun begitu ia masih meluangkan waktunya untuk Cindy, ya memang hanya sedikit sih, tak seperti biasanya. Jadi wajar saja jika Cindy merasa kehilangan Jinannya itu.
Sepuluh menit berselang, Cindy mendengar suara bel rumahnya. Ia bertanya-tanya siapa gerangan yang bertamu. Atau itu bukan tamu? Tapi sang Mama atau Abang? Sepertinya tidak mungkin. Abang Cindy tengah dinas ke luar kota sedangkan Mamanya berada di rumah sang Bude dan baru saja berangkat siang tadi.
Ia lalu bangkit dari kasurnya dan segera menuju ke bawah untuk membukakan pintu. Dalam hati ia terus berdoa semoga seseorang di depan rumahnya adalah Jinan.
"Assalamualaikum Dek Cindy." sapa seorang pemuda ketika Cindy membuka pintu.
"Yaelah mls bgt."
"Waalaikumsalam." jawab Cindy, lengkap dengan senyum terpaksa.
"Sendiri ya di rumah?" tanya pemuda tersebut.
"Iya. Ehmm kalo ngobrolnya di sini aja gapapa kan? Aku ngga enak kalo bawa kamu ke dalem, soalnya ngga ada orang."
"Oh iya gapapa."
Keduanya kemudian duduk di kursi depan teras rumah Cindy.
"Mau minum apa?" Cindy basa-basi.
"Apa aja, kalo kamu yang bikin pasti aku minum." kata pemuda tersebut sambil tersenyum.
"Yaudah bentar aku ambil gelas dulu buat nampung air ujan."
Cindy masuk ke dalam rumahnya meninggalkan pemuda yang kini tengah tertawa. Yeuu dipikir Cindy becanda kali, padahal mah beneran tuh gelas mau Cindy kasih air ujan.
Tapi untungnya Cindy tak tergoda oleh rayuan setan tersebut. Ia akhirnya membuat secangkir teh untuk tamu tak diundangnya itu.
"Silahkan diminum."
"Makasih banyak."
Cindy dengan amat terpaksa melayani obrolan sang tamu. Sungguh, jika disuruh memilih mendengarkan obrolan serta gombalan romantis pemuda ini atau mendengarkan keluhan Jinan tentang Depok, Cindy akan lebih memilih opsi kedua.