Not Fine

1.4K 126 133
                                    

Semua member terlihat tengah sibuk latihan untuk persiapan setlist SnM, tak terkecuali si kadal oren. Ia juga mengikuti kegiatan latihan dengan baik meskipun sebenarnya hatinya tak baik-baik saja. Si kadal alias Jinan Safa Safira itu masih bisa bergerak dengan ceria bersama teman-temannya yang lain.

Kalian mau tau gimana hubungan Cindy dan Jinan? Sama, saya juga.

Tidak ada yang berubah, Jinan dan Cindy masih sepasang kekasih. Tapi tidak ada genggam tangan, tidak ada percakapan absurd seperti biasanya, tidak saling sapa, tidak pula saling peduli.

Ah, ralat. Sebenarnya itu hanya dilakukan oleh Cindy, karena Jinan masih peduli. Masih mencoba menggenggam tangan Cindy, mencoba membuka percakapan dengan Cindy, dan selalu menyapa gadis itu. Tapi sayang, Cindy bodoamat dengan semua itu.

"Okee semua, latihan selesai. Good job!" seru pelatih.

"Makasih, Kak!" balas para member.

Jinan berjalan lemas ke pojok ruangan seorang diri. Tadinya ia ingin menghampiri Cindy, tapi gadis itu sudah bersama dengan si badgirl dan kang Soleh.

Ia mengambil botol minum dari dalam tasnya, lalu naik menuju lantai dua tepatnya ke balkon. Jinan mau meditasi alias mendinginkan hatinya yang akhir-akhir ini sering kepanasan seperti warga Bekasi.

"Gue ngga pantes ya buat dicintai?" gumam Jinan sambil menatap langit.

"Kenapa orang yang gue sayang selalu pergi dari gue?"

"Dulu Devi, yang gue perjuangin bertahun-tahun lamanya tapi tetep pergi ninggalin gue. Dan sekarang Cindy. Orang yang berhasil bikin gue lepas dari bayangan Devi. Tapi dia juga ikut pergi."

Jinan meneguk air di botol minumnya. Ia benar-benar seakan kehabisan cara untuk menjinakkan Cindy. Bahkan dengan bantuan si badgirl sekalipun.

Jinan menyuruh jelmaan pinguin itu untuk menanyakan mengapa Cindy marah pada Jinan. Dan Eve bilang bahwa Cindy membenci Jinan. Tapi Cindy juga tidak memberi tahu alasannya pada Eve.

Sedang khidmat meratapi nasib, Jinan mendengar pintu di belakangnya dibuka. Ia berbalik dan mendapati seorang gadis. Gadis itu masuk karena belum menyadari jika Jinan juga ada disana. Hingga akhirnya ia mendongak dan tatapannya langsung bertemu dengan mata Jinan.

"Oh sorry, gue kira gaada orang." ucap gadis yang baru masuk tadi.

Cindy. Ia bergegas keluar ketika menyadari disana sudah lebih dulu ada orang lain. Apalagi orang itu adalah Jinan. Orang yang harus ia hindari, begitu janjinya pada dirinya sendiri.

Sayangnya Jinan lebih cepat menahannya. Gadis bergigi kelinci itu menggenggam erat tangan Cindy. Dan kali ini Jinan tak akan melepaskannya.

"Lepas!" kata Cindy dengan nada dinginnya.

Bukannya melepaskan, Jinan justru semakin menarik tangan Cindy agar mendekat ke arahnya. Ralat, hingga Cindy sekarang dapat dipeluknya.

"Kamu kenapa? Aku mohon jangan gini. Aku kangen kamu Cindy." kata Jinan sambil mengeratkan pelukannya.

Cindy hanya diam tak memberikan respon apapun, bahkan membalas pelukan Jinan pun tidak.

Selama lima menit keduanya bertahan dalam posisi seperti itu, sampai akhirnya Cindy berusaha melepaskan pelukan Jinan dengan sekuat tenaganya. Pelukan Jinan terlepas. Namun si kadal masih menahan tangan Cindy.

"Kamu kenapa?" tanya Jinan sekali lagi.

"Ya emang kenapa?" Cindy balik bertanya.

"Kamu menghindar. Kamu ngga jawab chat ataupun telepon aku."

Lacerta agilisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang