Aku sedang merapikan baju-baju ku dan Keiji yang ada di lemari. Satu persatu baju ku dan suamiku ku lipat lalu menumpuknya berdasarkan kepunyaannya masing-masing.
Keiji sedang pergi keluar sebentar. Katanya ada urusan dengan teman kantornya. Seperti yang ku ucapkan, di hari liburnya terkadang dia tidak bisa diam di rumah seharian.
Aku melipat baju-baju sambil mendengarkan musik dari handphone-ku dengan volume yang lumayan keras, sesekali aku ikut bersenandung. Kegiatanku terhenti sejenak saat aku hendak melipat salah satu hoodie.
Ku tamatkan hoodie itu. Ah! Aku ingat sekarang, ini hoodie yang kita beli. Kita beli hoodie pasangan, aku dan Keiji masing-masing punya satu.
Aku tidak tahu hoodie siapa yang sedang aku pegang ini, jadi aku memakainya dan bercermin di kaca yang menampilkan seluruh badanku.
Ah.. Hoodie ini kebesaran di badanku, artinya ini punya Keiji. Entah kenapa rasanya beda jika memakai punya Keiji. Rasanya wajahku memanas.
Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan menampilkan Keiji dengan kacamata yang selalu bertengger di hidungnya itu. aku sedikit terkejut dan reflek menoleh kearah pintu sehingga tatapan kita saling bertemu.
"Okaeri." Ucap ku dengan senyum tanpa dosa dan tak menyadari bahwa aku masih mengenakan hoodienya.
Sedangkan seseorang yang ada di depan pintu memasang wajah terkejutnya dengan rona tipis di wajahnya. Ia kemudian terkekeh kecil sambil menutupi setengah wajahnya dengan satu tangannya.
Aku yang masih belum sadar memiringkan kepalaku lalu aku melihat apa yang salah padaku. Mataku langsung tertuju pada hoodie yang ku kenakan.
'Ah tidak.' Batinku. Wajahku langsung memerah, "A-aku tidak bermaksud untuk-"
"Jadi begini sekarang caramu menyambut suami?" potong Keiji sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
Jantungku sudah berdetak tidak karuan saat Keiji dengan perlahan mendekat kearahku. Akupun berjalan mundur yang sialnya aku tersandung oleh sisi kasur sehingga aku malah terjatuh kekasur.
"Sudah siap rupanya?" ucap Keiji dengan smirk-nya. Aku menggeleng kuat.
"Tidak usah malu-malu begitu, kau duluan yang memulainya."
"Aku tidak bermaksud-"
Mulutku sudah lebih dahulu dibungkam oleh bibirnya.
"Aku belum selesai membereskan baju kita."
"Biar aku saja nanti setelah ini."
!!!
'Saat dia menggunakan bajuku sangat menggoda sekali.'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)
Tahan Keiji... Tahannn
Jangan terlalu berharap Lusi nulis kayak begituan :"v
Lusi masih ilegal, xixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga [Akaashi Keiji]
Historical Fictioncerita kehidupan [name] setelah menikah dengan seorang Akaashi Keiji. (Time Skip 7 tahun) [Sequel : Teman Tapi Mesra] Warning : bahasa tidak baku, typo, gaje, garing, receh, OOC, dll. KTT (Kehaluan Tingkat Tinggi)