Kemarin aku diberi tahu Keiji bahwa hari ini kita akan kedatangan tamu, mungkin bisa dibilang spesial karena mereka terkenal dalam dunia pervolian. Ah, tentu saja ada sohib ku dan Keiji(?) semasa SMA.
Bokuto Koutaro namanya, dia juga akan mengajak ketiga teman setimnya. Aku harus membersihkan rumahku extra bersih, ku dengar salah satu temannya sangat gila kebersihan dan juga Germaphobia?
Sebenarnya aku sedikit tidak enak juga mereka harus capek-capek ke apartement yang bisa dibilang sederhana ini, terlebih lagi mereka adalah salah satu pemain voli terkenal di Jepang, kecuali untuk Bokuto dan Hinata, mereka berdua terkadang mampir bersama saat ada waktu.
Aku kenal hinata karena saat SMA Fukurodani tanding ada salah satu anak berambut oren sedang mendukung Bokuto sambil membawa baju biru yang ia angkat dan memperlihatkan tulisannya.
Aku tidak dapat melihat dengan jelas apa tulisannya tapi ku yakini hal itu membuat mood Bokuto naik kembali. Setelah pertandingan Fukurodani selesai, aku berniat menemui Keiji yang sedang bersama Bokuto, kebetulan saat itu ada anak berambut oren tadi sedang berbicara dengan Bokuto. Dari situ aku dan Hinata mulai berkenalan.
aku belum kenal secara resmi dengan kedua teman Bokuto yang lain, bisa dibilang aku hanya sering mendengar rumor mereka. Tenang, yang baik-baik kok.
Keiji bilang mereka akan ke sini jam 4 sore. Aku sempat berpikir, apa mereka tidak ada jadwal latihan? Atau mereka libur? Entahlah. Setelah memastikan keadaan rumah sudah bersih, gantian aku yang membersihkan diri.
Aku keluar dari kamar mandi dan melihat Keiji yang masih menyusun beberapa buku di rak. setelah menggunakan baju, aku menggunakan lip balm agar terlihat lebih segara.
Memang waktu masih menunjukan pukul 3 sore lebih, tak ada salahnya kan bersiap lebih awal?
Keiji yang baru selesai menyusun buku-buku langsung ku suruh mandi. Aku duduk di sofa sambil menyalakan tv, tinggal menunggu tamu-tamu spesial itu datang.
Sudah keluar dengan keadaan tubuh yang segar, Keiji mendudukan dirinya di sebelahku. Dapat ku cium aroma shamponya yang berbau mint tersebut. Aku yang melihat rambutnya masih basah menyuruhnya untuk duduk di bawah sedangkan aku mencari hairdryer untuk mengeringkannya.
Dengan posisi aku yang duduk di sofa dan Keiji yang duduk di bawah dengan kedua kakiku yang berada di samping tangan Keiji, aku mulai mengeringkan rambut Keiji.
Rambutnya sangat lembut dan sedikit ikal, sesekali aku menjambaknya pelan karena gemas, yang dijambak hanya merintih pelan tahu kebiasaanku.
Belum selesai ku keringkan, Keiji menolehkan kepalanya menatapku, "Kau menggunakan lipstik ya?"
Reflek aku menyentuh bibirku, "Bukan, aku menggunakan lip balm."
"Rasa stroberi?" Tanyanya lagi. Aku menggangguk.
"Boleh ku cicip?"
Ampun, ini siapa yang ngajarin Keiji modus gini?! Aku speechless, biasanya juga kalo mau langsung ke intinya. Aku ragu, biasanya kalo aku make lipbalm ini, Keiji bakal kebablasan sedangkan sebentar lagi Bokuto dan kawan-kawan akan datang.
"Boleh, tapi Keiji diem aja, biar aku aja." Ucapku. Keiji tersenyum tipis. Ku pegang wajah Keiji dengan tangan kiriku agar diam ditempat, tangan kananku masih memegang hairdryer.
Ku dekatkan wajahku dengan cepat lalu mengecup bibir Keiji, dapat ku lihat Keiji sengaja tidak menutup matanya, sedangkan aku menahan malu karena jarang sekali aku duluan yang menyerangnya begini.
"Sudah!" ku tarik rambut Keiji agar dia menghadap kedepan lagi. Lagi-lagi Keiji mengaduh kesakitan, ya.. yang ini memang sedikit kasar sih.
"Hmm, rasa stroberi memang tidak pernah mengecewakan." Ucap Keiji sambil mengecap-ngecapkan bibirnya. Bukannya tidak suka, aku hanya malu saja.
*Ting *Tong
"Hey hey hey, Akaashi!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga [Akaashi Keiji]
Historical Fictioncerita kehidupan [name] setelah menikah dengan seorang Akaashi Keiji. (Time Skip 7 tahun) [Sequel : Teman Tapi Mesra] Warning : bahasa tidak baku, typo, gaje, garing, receh, OOC, dll. KTT (Kehaluan Tingkat Tinggi)