Kunjungan (2)

3.5K 474 153
                                    

*Ting *Tong

"Hey hey hey, Akaashi!"

Eh? Aku menegok ke arah jam, jam menunjukan pukul setengah 4 sore. Kenapa mereka sudah datang?

Aku dan Keiji saling berpandangan sebelum akhirnya aku bergegas ke arah pintu dan Keiji merapikan hairdryer-nya. Pintu ku buka,

"Hey hey hey, [name]-chan!"

"Whoahh! [name]-san! Hisashiburi!"

Baru membuka pintu sudah disambut duo energik ini, Bokuto dan Hinata. Aku sweatdrop, "Ah, iya, hisashiburi Shouyo." Ku tampilkan senyum tulusku. Jujur aku sudah menganggap Hinata seperti adek sendiri, dia sangat imut dan polos.

Atensiku beralih dari Hinata ke dua orang di belakang Bokuto, namun perkenalannya ku sambung saja nanti di dalam, "Sini, silakan masuk."

Hinata masuk pertama, disusul Bokuto dan kedua temannya lagi. Keiji yang baru keluar dari kamar langsung disambut oleh Bokuto.

"Hey! Akaashi!" Bokuto memeluk sohib se SMA-nya. Padahal belum lama ini Bokuto baru saja mengunjungi kita.

Aku hiraukan dua sahabat itu dan mempersilakan yang lain untuk duduk, "Akan ku buatkan minuman sebentar ya." Ucapku.

Teman Bokuto yang berambut Kuning berbisik pada teman berambut hitam ikal yang duduk disebelahnya, "Suaranya sangat lembut ya." Dan hanya ditatap jijik oleh si Rambut hitam ikal.

"Jika dilihat apartement yang ditempatinya bersih juga. Harum lagi. Aku rasa aku tidak perlu khawatir."-batin si rambut ikal.

"[name]-san makin cantik ya!" ini juga si rambut oren kalo ngomong suka blak-blakan, malah kenceng lagi ngomongnya sehingga semua yang ada di apartement nomor 57 ini auto fokus pada sumber suara.

Aku yang di dapur tertawa canggung, "E-eh? Shouyo juga makin tinggi ya." Balasku.

Syukurlah Keiji bukan orang yang gampang cemburu, jadi aku tidak perlu terlalu memikirkannya, toh aku juga penah cerita ke Keiji kalau Hinata itu orang yang easy-going dan baik banget bahkan udah ku anggap seperti adek sendiri.

Ku berjalan ke arah mereka sambil membawa nampan yang terdapat gelas-gelas minuman untuk mereka. Ku turunkan satu-satu minuman tersebut.

"Silakan diminum." Ucap ku lalu pergi meninggalkan mereka ke dapur untuk menaruh nampannya.

Mereka sangat heboh, bergurau sampai menciptakan tawa yang meledak. Lebih tepatnya hanya Hinata dan Bokuto sih, sedangkan yang dua lainnya masih malu-malu.

Aku ikut mendudukan diri di sebelah Keiji, "Silakan dimakan itu cemilannya." Ucapku yang berusaha untuk tidak terlalu kaku dan dapat anggukan dari mereka.

"Oh, iya! [name], yang berambut kuning namanya Miya Atsumu dan yang berambut hitam ikal itu Sakusa Kiyoomi." Jelas Bokuto. Aku memperkenalkan diriku kembali, "Akaashi [name]." Kita sama-sama menundukkan kepala kecil sebagai penghormatan.

"Omong-omong, kenapa kalian datang lebih awal?" ucapku memecah kecanggungan.

"Hinata dari tadi merengek minta cepat-cepat ke sini." Jelas Bokuto lagi yang langsung disangkal tersangka, "Aku tidak merengek!"

Aku sedikit tertawa melihat tingkah laku mereka yang masih sama seperti dulu.

"Kalian tidak ada jadwal latihan? Atau kalian libur?" tanyaku lagi.

"Bisa dibilang kita diberi libur satu hari karena akhir-akhir ini sudah bekerja terlalu keras." Kali ini gantian si Miya yang menjawab. Ku jawab dengan deheman mengerti.

Keluarga [Akaashi Keiji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang