Rutinitas

4.7K 504 22
                                        


Ingin tahu apa saja dan bagaimana diriku di pagi hari mengurusi Keiji yang akan pergi kekantornya ? Baiklah, akan ku perlihatkan.

Pagi pukul 5 aku terbangun. Intinya aku harus bangun duluan sebelum Keiji di hari ia kerja. Sebelum melangkah ke dapur, aku terlebih dahulu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, seperti cuci muka dan sikat gigi.

Aku bergegas ke dapur untuk membuatkan Keiji sarapan dan bekal. Sarapan kali ini aku ingin membuat sandwich saja dan untuk bekal Keiji, aku akan menyiapkannya onigiri.

Aku ambil roti yang ada di meja dapur. Mungkin 4 roti cukup. Aku memumpuk roti menjadi dua bagian. Sayur-sayuran segar aku keluarkan dari kulkas, selada dan tomat cerry. Dan juga bahan tambahan seperti keju, mayones, saus tomat dan cabai. Karena di kulkas masih ada sisa daging asap, jadi aku menggunakannya juga.

Aku cuci sayuran-sayuran tadi lalu aku siapkan teflon untuk memanggang daging asap. Sebelum ku panggang, ku beri mentega sedikit agar tidak lengket dan lebih harum. Setelah memanggang daging, sayuran tadi ku potong dan tata pada roti.

Selada, tomat, keju, daging asap, ku taruh diatas salah satu pasang roti, tambah mayones dan saus, lalu ku potong menjadi segitiga Seperti ini sandwich khas buatanku. Ku taruh empat potong sandwich-nya di meja makan. Selanjutnya tinggal bekal Keiji.

Ah! Tapi sebelum membuat bekalnya, aku harus membangunkan Keiji terlebih dahulu. Ku langkahkan kakiku ke kamar kami. Ku lihat Keiji yang masih bersembunyi dalam selimut.

Dengan perlahan ku dudukan diriku pada tepi kasur agar tidak terlalu banyak goncangan. Ku elus pipinya lalu ke surai hitamnya, "Keiji, bangun."

Keiji orang yang sensitif, jadi dengar suara pelan saja dia akan terbangun. Dapat ku lihat kedua matanya mulai mengerjap. Kepalanya mendesel pada tanganku yang masih mengelus pipinya. 'Aaa, menggemaskan.' Sepertinya ia menikmati elusanku.

Keiji memegang tanganku yang masih berada di pipinya. Ia mengelus punggung tanganku dengan ibu jarinya. Hangat tangannya menyalur pada punggung tanganku. Ku lihat matanya kembali terpejam.

Ini akan lama jika ku biarkan, "Sayang, ayo bangung, sarapannya udah siap." Ku kecup dahinya sekilas lalu menarik tanganku darinya.

Keiji meregangkan badannya, ku tinggal Keiji yang masih mengolet ke dapur. Ku lanjutkan acara membuat bekal untuk Keiji.

Ku siapkan kotak bekalnya, nasi yang sudah ku panaskan, ku taruh pada cetakkan khusus onigiri. Ku isi dengan isian tuna yang sudah ku campur dengan mayones dan bumbu-bumbu lainnya agar lebih sedap.

Ku susun tiga onigiri tersebut menjadi seperti piramid. Onigiri paling atas ku beri tambah rumput laut yang membentuk dua mata dan mulut yang tersenyum. Agar lebih menarik, ku tambahkan beberapa hiasan berupa sayuran dan lauk yang tertata rapih. Ku tambahkan juga beberapa cemilan manis di dalamnya.

Bekal untuk Keiji selesai. Pas sekali dengan datangnya Keiji yang sudah rapi. Keiji mendudukan dirinya pada kursi meja makan. Aku menghampirinya sambil membawa secangkir teh hangat.

"Terima kasih." Aku mengangguk membalasnya. Ku ambil remote TV yang ada di sofa dan menyalakan TV. Walaupun layarnya tidak terlihat dengan jelas karena jarak meja makan dan TV lumayan jauh, setidaknya kita dapat mendengar apa yang disiarkan.

TV menampilkan berita tentang cuaca hari ini. Dalam langkah menuju dapur, dapat ku dengar, pembawa acara tersebut mengatakan bahwa cuaca hari ini cerah, jadi aku tidak perlu menyiapkan payung untuk Keiji.

Ku cuci peralatan bekas membuat sarapan dan bekal Keiji tadi. Keiji masih menikmati sarapannya sambil melihat berita yang ditayangkan.

Untuk membantunya bersiap-siap, aku mengambil coat coklatnya dan tas yang sudah ia siapkan tadi malam. ku masukan bekalnya kedalam tas.

Keiji mencuci tangannya di wastafel lalu mengelapnya dengan kain disebelah wastafel. Aku tersenyum padanya, "Ini." sambil memasangkan coat-nya dari belakang.

Ku lirik jam yang tergantung di dinding, sudah saatnya Keiji berangkat kerja. Aku mengantarnya sampai depan pintu, memerhatikannya yang masih menggunakan sepatu.

"jaa, aku berangkat." Ucap Keiji.

Aku tersenyum, "hmm, itterasai."

Keiji mengecup keningku. Ku balas sambil menangkup wajahnya dengan kedua tanganku agar dia bisa sedikit lebih rendah, ku kecup kedua pipinya, keningnya, dan terakhir bibirnya secara bergantian.

"Semangat cari duitnya, sayang~" ucapku seraya melambaikan tangan. Keiji mendengus pelan, senyum yang disertai dengan wajah yang merona hadir di wajahnya.

Ia menaikkan kacamatanya sambil membuka pintu. Terakhir, ia melambai padaku, ku balas. Pintu belum sepenuhnya tertutup namun Keiji buka lebar kembali.

"Sandwich yang di meja makan saja. Aku tahu kau belum sarapan."

Jujur aku terkejut saat ia membuka pintunya lebih lebar, aku menatapnya bingung, "Umm, baiklah."

Aku masih mempertahankan senyumanku sampai sosok Keiji benar-benar sudah tidak terlihat.

Setelah Keiji berangkat kerja. Aku mulai membersihkan bekas sarapannya tadi. Dan benar saja di meja makan masih terdapat dua sandwich. Aku terkekeh, ku makan sandwich yang disisakan Keiji tadi sambil menonton berita yang masih tayang di TV.

Ku lanjut bersih-bersih rumah, mulai mencuci baju, membersihkan debu pada barang-barang di ruangan, menyapu, dan mengepel lantai. Setelah itu mandi dan melanjutkan pekerjaanku sebagai penulis.

Kurang lebih seperti itu keseharianku setelah bermarga Akaashi. Rasa lelah dan senang di saat bersamaan. Aku menikmatinya.

.

.

.

.

.

.

.

.

(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)

Malah kebanyakan tutorial bikin makanannya yak? :"v
Tehee(ㆁᴗㆁ✿)

Keluarga [Akaashi Keiji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang