Aku membuka mata ku perlahan dan meneguk saliva ku.
'Aku ingin takoyaki.'
Jam dinding sudah menunjukan angka 11 malam. Apa masih ada toko yang buka? Aku harap masih ada. Entah kenapa tiba-tiba aku sangat ingin makan takoyaki.
Ku lirik Keiji yang sedang tidur disamping ku. Sebenarnya aku tidak tega membangunkannya tapi ego ku mengalahkannya.
Ku goncangkan tubuhnya perlahan dan sedikit berbisik, "Keiji... bangun."
Keiji sedikit mengerang dan mengubah posisinya. Iapun mengerjapkan matanya, "Ada apa?"
"A-anu.. jangan marah ya." Aku tau Keiji bukan tipe orang yang gampang marah tapi rasanya tidak enak saja tentang permintaanku ini.
Keiji menatapku dan tersenyum tipis sambil mengelus rambutku, "Tidak akan kok." Aku yang melihatnya jadi sedikit lega.
"Aku ingin takoyaki." Elusan pada rambutku tiba-tiba terhenti. Aku menatap Keiji dengan puppy eyes ku.
'Apa [name]... ngidam? Tapi setahu ku dia belum menunjukan tanda-tanda kehamilan.' Batin Keiji. Setelah sadar dari lamunannya dia lanjut mengelus rambutku sambil terus mempertahankan senyumannya.
Jujur Keiji malas untuk pergi, namun saat melihat puppy eyes sang istri, dia jadi tidak tega.
"Baiklah, akan ku cari keluar." Ucap Keiji. Ia segera bangun dari tempat tidur dan memakai jaketnya.
Aku memerhatikannya dari tempat tidur, "Maaf ya." Keiji menghampiriku dan mengecup keningku, "Tak apa, mungkin itu bawaan calon bayi kita." Ucapnya sambil memakai kacamatanya.
Wajahku merona. Ku ikuti Keiji dari belakang, setidaknya aku mengantarnya sampai pintu depan, "Hati-hati." Setelah itu pintu tertutup dan aku sendirian di rumah. Ku tunggu Keiji di sofa sambil menyalakan TV.
Sedangkan Keiji dengan mobilnya tengah memutari kota untuk mencari makanan yang diinginkan sang istri tercinta. Dia tidak yakin apa masih ada toko yang buka jam segini.
Sudah hampir setengah jam Keiji memutari kota, sampai matanya menangkap salah satu kedai okonomiyaki yang masih buka dan kebetulan disana juga tertulis takoyaki.
Keiji pun segera memarkirkan mobil dan memesan satu takoyaki dibungkus. Setelah dapat makanan yang diinginkan istrinya, ia langsung tancap gas untuk pulang kerumah.
*Ceklek
Pintu terbuka menampilkan sosok Keiji dengan sebungkus plastik di tangannya.
"Tadaima."
"Okaeri."
Sebungkus plastik tadi diberikan pada ku yang sedang menonton TV, "Terima kasih Keiji." Ku cium pipinya lalu mengeluarkan takoyaki yang masih sedikit hangat.
"Keiji mau?" Tawarku pada Keiji yang malah mendudukan dirinya disampingku sambil menonton TV. "Tidak."
"Keiji bisa tidur duluan." Ucapku sambil memakan takoyaki yang ke-dua.
"Aku akan menunggumu sampai selesai." Jawab Keiji. Wajahku sedikit memanas mendengar jawabannya.
Akhirnya tidak ada yang berbicara sampai aku menghabiskan takoyakinya. Keiji menepati ucapannya, ia menungguku menghabiskan takoyakinya bahkan ia membuangkan bungkusnya. Hatiku tersentuh melihat sikap Keiji yang seperti ini, dia sangat sempurna sebagai pasangan hidup.
Kita berdua kembali kekamar untuk melanjutkan tidur yang sempat terpotong tadi.
.
.
.
.
Paginya, Keiji mendengar suara seseorang yang sedang muntah-muntah dari arah kamar mandi. Segera ia bangkit dari tempat tidur dan menghampiri sumber suara.
"[Name] apa yang terjadi?!" Keiji menghampiriku dan mengelus punggungku pelan. Aku menggeleng pelan karena tidak sanggup berbicara.
Keiji mulai berpikir, 'Apa karena takoyaki tadi malam? Tapi aku yakin itu baik-baik saja. Tidak ada bahan yang membuat [name] jadi alergi.'
"Ayo kita ke dokter saja." ucap Keiji.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanyaku dengan nada yang lemas.
"Aku bisa ambil libur sehari." Balas Keiji. Aku mengangguk pasrah karena sudah tidak kuat lagi.
.
"Setelah saya periksa, jadi... istri anda ini sedang hamil." Ucap dokter tersebut.
"Eh? EHHHHHHH??!!!" Tentu aku terkejut. Keiji berusahan menahan wajah kalemnya tapi gagal.
"Umur kandungannya baru 2 minggu." Lanjut sang dokter.
Aku dan Keiji saling bertatapan dengan wajah bahagia yang tidak bisa terbendung.
'Ahh, ternyata perjuanganku tadi malam tidak sia-sia.'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)Lusi ganti cover~ 💃 biar nyambung aja ama book yang pertama (づ ̄ ³ ̄)づ
Uhuyy [name] meteng (hamil)~ 💃
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga [Akaashi Keiji]
Historical Fictioncerita kehidupan [name] setelah menikah dengan seorang Akaashi Keiji. (Time Skip 7 tahun) [Sequel : Teman Tapi Mesra] Warning : bahasa tidak baku, typo, gaje, garing, receh, OOC, dll. KTT (Kehaluan Tingkat Tinggi)