Warn : topik pembicaraannya 18+(?)Keiji terbangun dari tidurnya. Ia mendudukan dirinya sebentar guna menggumpulkan nyawanya. Dilihatlah istrinya yang masih tertidur pulas disampingnya. Seutas senyum tercetak diwajah bangun tidurnya.
Keiji berniat membuatkan sarapan untuk istrinya tercinta karena ia sudah 'bekerja keras' tadi malam. Tirai kamar tidak ia buka dulu sebab tidak ingin membangunkan istrinya.
Sebelum menuju dapur, Keiji mencuci muka dan menggosok giginya seperti biasa. Keiji memakai apronnya dan bersiap untuk memasak. Ia memilah bahan masakan yang ada di kulkas dan mulai mengotak-atik barang-barang di dapur.
.
Perlahan ku buka mataku. Aku ingin bangun untuk duduk namun bagian bawah sana masih nyeri jadi ku urungkan niatku. Dapat ku dengar derap langkah kaki yang mendekat, siapa lagi kalau bukan Keiji.
Dengan perlahan Keiji membuka pintu kamar, "[name], bangun. aku sudah membuat sarapan untuk kita." Ucapnya sambil bersedekap dada dan bersender pada sisi pintu. Aku melihatnya dengan lesu, pagi-pagi saja suamiku sudah terlihat tampan.
Aku mengerang pelan, Keiji masih memperhatikanku.
"Ayo bangun." Ucap Keiji menghampiriku yang masih tiduran di kasur. Ia memberikan tangannya untuk membantuku bangun namun aku malah memasang wajah memelas.
"Tidak bisa berjalan, huh?" Ucap Keiji sengan smirk-nya. Masih dengan wajah memelas aku mengangguk.
"Mau ku gendong?" Keiji sudah siap-siap berjongkok tapi ku tahan bajunya sebagai kode tidak.
Dengan perlahan aku mencoba untuk duduk pada pinggiran kasur. Keiji memberikan tangannya padaku sebagai pegangan yang membantuku untuk bangun.
Sudah berhasil duduk, aku segera mencubit pinggangnya pelan, masih belum ada tenaga soalnya.
"Ishh, siapa suruh tadi malem kasar banget. Sakit tau." Ucapku sambil meringis. Sedangkan yang di cubit hanya terkekeh.
"Tapi kalo di ingat-ingat, tadi malem yang minta lebih cepet siapa, hmm?" balasnya dengan wajah yang mencoba untuk menggodaku. Langsung saja wajahku merona hebat. Memang benar ucapannya, aku mengatakan itu tanpa kusadari.
Ingin ku hilang dari bumi ini sekarang juga saking malunya.
"T-tapi aku hanya minta sekali! Sedangkan k-kau melakukannya berkali-kali!" Ucapku sambil menunduk guna menyembunyikan wajahku yang memerah. Dapatku dengar suara tawa yang tertahan.
Tangan Keiji mengelus pucuk kepalaku, "Okey, aku minta maaf. Sekarang kita sudahi percakapan vulgar ini dan sekarang pergi sarapan, keburu dingin."
Sebelum Keiji pergi, ia menawariku bantuan tapi ku suruh dia ke ruang makan duluan saja, "Wanitaku memang kuat!" pujinya.
Dengan cara jalan yang tidak seperti biasa, aku pergi kekamar mandi untuk melakukan rutinitas pagiku lalu menyusul Keiji yang sudah siap di meja makan.
Kita berdua sarapan bersama sambil berbincang-bincang kecil, tak perlu takut terlambat karena sekarang hari libur.
Hmm, kita berdua bahagia dengan keluarga kecil kita.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)Hazukashi~~ (⁄ ⁄∩⁄⁄∩⁄ ⁄)
Gara² marathon Black Clover Lusi sampe hafal katanya :'v
Ah iya, sebenernya Lusi mau upload dari kemarin³ tapi sinyal nggak mendukung banget😢
Gomen.. 😭

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga [Akaashi Keiji]
Ficção Históricacerita kehidupan [name] setelah menikah dengan seorang Akaashi Keiji. (Time Skip 7 tahun) [Sequel : Teman Tapi Mesra] Warning : bahasa tidak baku, typo, gaje, garing, receh, OOC, dll. KTT (Kehaluan Tingkat Tinggi)