22 • Bara

609 148 1
                                    

"Hufftt, untung aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hufftt, untung aja." Dhisa mengatur napasnya dan melihat sekitar apa sudah aman.

Doyoung menarik tangan Dhisa untuk pergi menjauh dari daerah gudang itu. Sambil mencari ke mana Sungchan kabur dan geng itu pergi. Tapi mereka tak bisa menemukannya. Mereka berhenti dan duduk di halaman luar sekolah yang sudah sepi. Hanya beberapa siswa yang masih ada di sana.

Doyoung mengambil ponsel Dhisa dan memeriksa hasil rekamannya. Melihatnya dengan fokus sambil menggelengkan kepalanya.

"Berarti yang dimaksud artikel itu adalah Sungchan, sebagai saksi. Tapi kenapa anak-anak ini mengganggunya?" bisik Doyoung sambil memberikan ponsel Dhisa kembali.

Tiba-tiba Dhisa menyenggol pundak Doyoung sebagai isyarat. Segerombolan anak yang mengganggu Sungchan kembali ke sekolah. Dengan tatapan kesal mereka yang kehilangan jejak Sungchan. Mereka hanya mengambil tas dan pergi.

"Ikutin ayo!" Dhisa dan Doyoung bergegas mengikuti mereka dengan santai, agar mereka tidak curiga.

Menaiki bus, mereka hanya berempat untungnya tak terlalu ramai. "Ash! Kalian gimana sih tadi, masih heran gue. Nanti jangan bilang bos kalau kita sekarang gak tau Sungchan di mana."

Dhisa dan Doyoung yang duduk tepat di belakang mereka bergumam bersama, "Bos?"

Tiba-tiba dering ponsel Dhisa membuat seisi bus melihat ke arahnya. Dhisa membasahkan bibirnya dengan lidahnya karena tegang, ia mengambil ponselnya di saku dan mengangkatnya.

"Non, di mana ya? Saya sudah nunggu nih."

"Aahh iya lupa. Maaf pak supir, kita pergi dulu nih kalau nunggu bapak tadi kelamaan. Nanti saya kabarin lagi ya." Dhisa berbisik pelan.

Dhisa menutup telponnya dan tersenyum pahit ke arah Doyoung. Doyoung hanya tersenyum dan meminta maaf karena kelupaan juga.

Tibalah mereka di daerah sepi dan Dhisa pun asing dengan daerah ini. Mereka turun di halte dan geng itu tampak memperhatikan Dhisa dan Doyoung dengan tatapan curiga. Doyoung langsung menarik Dhisa untuk menjauh dan masuk ke salah satu toko pura-pura mencari barang.

Dhisa sedikit mengintip ke mana arah mereka pergi, "Doy, ayo."

Geng tadi merasa tidak curiga, karena melihat Doyoung dan Dhisa masuk ke salah satu toko. Yang membuat mereka berpikir bahwa kebetulan hanya satu daerah.

Geng itu masuk ke sebuah gang yang ujungnya ada sebuah rumah. Ya, tempat narkoba waktu itu disimpan. Mereka berkumpul dan seseorang keluar dari rumah itu. Dhisa bersiap merekam dengan ponselnya, siapa tau ada suatu hal penting.

"Halo, Bos Bara."

Bara adalah salah satu yang melakukan transaksi jual beli narkoba di kelompok Johnny dan Yuta. Ia adalah pemilik rumah tempat penyimpanan narkoba itu.

"Udah urus Sungchan kan?"

Bara melihat sekitar takut ada yang mendengarnya, ia tak melihat seorang pun. Sayangnya sebenarnya Dhisa Doyoung bersembunyi dan mendengarnya.

Kelas Atas [NCT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang