13 • Ketahuan!!

825 178 41
                                    

Malam itu, setelah beribu rasa yang menyesakkan hati, Dhisa menengok ke arah jam dinding kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, setelah beribu rasa yang menyesakkan hati, Dhisa menengok ke arah jam dinding kamarnya. Jam itu telah menunjukkan pukul sepuluh malam dengan keadaan di rumahnya sangat sepi.

Ia mengendap-endap keluar kamar mencari keberadaan Doyoung sambil mengintip di jendela kamar saudaranya itu. Terlihat sedikit di antara gelap, Doyoung sudah terlelap di atas kasurnya dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

Dhisa cukup lega, karena biasanya Doyoung masih bermain komputer di jam seperti ini. Dhisa kembali mencari keberadaan Bibi yang ternyata telah tertidur juga di kamarnya.

"Doyoung aman, Bibi aman, Bunda keluar kota, Ayah juga. Sip," gumam Dhisa sambil tersenyum kecil.

Dhisa kembali ke kamarnya. Mengganti pakaian dengan pakaian serba hitam. Seperti hoodie, celana, masker, sarung tangan dan topi hitam. Dia mengucir rambut pendeknya dan mengambil tas ransel yang dulu ia pakai ke sekolah.

© Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

© Pinterest

Ia tutupi mukanya rapat-rapat, ia memakai topi hitamnya dan ia tutupi kembali dengan jumper hoodienya itu. Ia mengambil senter dan tali yang lumayan panjang.

Sekali lagi ia mengecek keadaan rumah dan segera menuju jendela kamar. Ia membukanya dengan perlahan-lahan dan keluar rumah lewat jendela itu.

Untungnya kamar Dhisa berada di lantai bawah. Ia terus mengendap-endap, melihat satpam rumahnya berada di posisi mana. Ternyata satpam rumah sedang menonton televisi dengan keadaan volume yang cukup keras.
Ia bergegas lari meninggalkan rumah dan menuju halte bus.

"Naik Bus? Atau jalan saja?" tanya Dhisa dalam hati.

"Sudahlah jalan kaki saja."

Dhisa melangkahkan kakinya ke jalan yang masih ramai orang. Jadi ia tak terlihat mencurigakan. Ia membuka maskernya karena tempat yang ia tuju masih lumayan jauh. Di mana tempat yang ia maksud?

Akhirnya Dhisa sampai di tempat itu. Ia masih bersembunyi di balik semak-semak. Benar dugaannya tempat itu sepi walaupun berada di tengah kota. Kendaraan pun tak terlihat.

Tempat itu gelap tetapi beberapa lampu menyinari kegelapan itu. Gerbangnya berwarna cokelat dan seorang satpam juga berjaga di tempat itu. Dan tempat itu bertuliskan jelas di gerbang, 'SAGITTA HIGH SCHOOL'

Kelas Atas [NCT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang