Malam itu tampak lebih gelap dari biasanya. Jalanan yang biasanya ramai dengan berbagai kendaraan, sekarang sudah tidak. Bukan karena sudah terlalu larut, tetapi cuaca yang lebih dingin seperti menahan semua orang untuk keluar.
Jeno kala itu sedang bersiap keluar dari rumah kecilnya yang ia kontrak itu. Maksudnya? Ya. Ia hidup sendirian dan kadang kakeknya masih berkunjung beberapa kali. Yang membuat hidupnya begini adalah kematian Ibunya yang membuat ayahnya hampir menjadi manusia setengah orang gila. Ayahnya hidup mabuk-mabukan, pengangguran, bahkan beberapa kali masuk kantor kepolisian karena tertangkap bertengkar dengan sesama pemabuk.
Jeno hidup menyendiri karena suruhan kakeknya. Waktu ayahnya mulai menjadi pemabuk dan melakukan kekerasan padanya, kakek Jeno hanya memiliki satu cara yang terbesit di otaknya, "Kamu tinggallah sendiri. Aku yang akan jaga ayahmu. Tenang saja, dia akan baik-baik saja. Kakek tidak bisa bantu banyak tentang kebutuhan hidup, kita sama-sama cari ya."
Jeno yang masih terbilang muda itu mengiyakan ide dari kakeknya itu. Ia melakukan berbagai hal untuk dapat hidup seperti anak biasanya. Dari kerja part time, melakukan konser band, berjualan makanan, dan bahkan apa yang ia lakukan sekarang ini sudah hal wajar baginya.
Okay, lanjut ke Jeno yang sudah menyiapkan motornya. Seperti biasa mengenakan pakaian serba hitam dan tasnya yang selalu ia bawa itu. Sebelum berangkat entah ke mana itu, ia menyempatkan menelpon kakeknya, "Halo, Kek."
"Jeno? Sudah lama aku tak mendengar suaramu. Bagaimana keadaanmu? Apa yang kamu butuhkan? Kakek baru saja gajian, mau kakek kirim?"
Sering Jeno menahan tangisnya ketika menelpon kakeknya itu. Ia sebenarnya tau apa yang ia lakukan ini salah, bahkan kakeknya rela kerja part time di sebuah restoran di usianya sekarang.
"Jeno baik, Kek. Enggak, uang Jeno masih banyak. Kakek, apa itu lelah?"
"Tak ada kata lelah untuk anakku dan cucuku. Ada apa? Apa ada suatu hal buruk terjadi?"
"Tidak, Kek. Apa kalian baik-baik aja?"
"Ayahmu sudah lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Ia sudah tidak mabuk dan bisa membantu membersihkan rumah."
"O-oh. Kek, aku ada perlu. Jaga kesehatan ya, aku tutup."
Jeno kembali memasukkan ponselnya ke saku, memakai helmnya dan menuju titik yang sudah disampaikan oleh Johnny dan Yuta.
Sampailah ia di depan gang yang sangat kecil, bahkan motor pun tak bisa masuk. Ia memarkirkan motornya di depan sebuah toko menutup mukanya dengan masker dan masuk ke dalam gang.
Gang sempit, kotor, dan kumuh. Bau kecoa dan kotoran binatang, bahkan bangkai tikus. Ia berjalan santai sambil melihat sekeliling ketika ia sampai di sebuah rumah yang terlihat dari depan sangat kecil. Hanya diberi semen tanpa cat membuat rumah ini tambah tak layak.
"Lebih jorok dibanding kontrakan gue." Jeno melihat dua orang laki-laki sedang duduk di teras rumah sambil merokok. Tiga lainnya sedang minum-minum tak jauh di samping kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Atas [NCT] ✔
Mystery / ThrillerMystery + Romance Fanfiction. Kehidupan sekolah yang semula hanya berisikan tentang nilai dan peringkat, kini berubah semenjak Jaehyun menemukan potret laki-laki misterius yang menjadi awal mula kekacauan kehidupan mereka. ‼️Penuh dengan teka teki...