15. Alfa

2.8K 333 43
                                        

Kaila terus menerus menarik tangan Zia agar melangkah masuk lebih cepat ke sekolah mereka yang tampak sudah ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaila terus menerus menarik tangan Zia agar melangkah masuk lebih cepat ke sekolah mereka yang tampak sudah ramai. Suara sound speaker berhasil membuat jantung Zia berdetak lebih kencang karna suaranya yang begitu keras, belum lagi masalah pakaian yang ia pakai membuat dirinya makin risih.

Ingin rasanya pulang saja. Tapi itu tidak mungkin, Zia dan Kaila sudah membeli tiket, masa iya pulang?

Kaila makin menarik Zia ke tengah lapangan yang sudah di padati banyak orang. Semua orang tampak menikmati berjalannya pensi.

 Semua orang tampak menikmati berjalannya pensi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bising banget, Kai. Gue pusing liatnya!" Ucap Zia sedikit berteriak karna suara sound speaker begitu kencang hingga suara Zia tak terdengar.

"Namanya juga pensi. Pasti bising, Zi." Jawab Kaila juga yang sedikit berteriak.

"Gue ke pinggir lapangan dulu,"

Kaila menoleh seraya mengernyit. "Ngapain?"

"Beli minum." Alibi Zia. Padahal dia memang ingin menjauhi keramaian saja.

"Gue anter——,"

"Gak usah," Potong Zia cepat. "Gue bisa sendiri. Lo tunggu di sini aja."

"Jangan lama-lama." Kata Kaila.

Zia mengangguk paham, lalu melangkah melipir ke pinggir lapangan.

Jujur saja, Zia bukan tipikal anak yang suka keramaian dan kebisingan seperti ini. Dari pada menonton pensi, lebih baik ia membaca buku yang memiliki halaman tebal saja di rumah.

"Bu, saya mau 1 botol air mineralnya." Kata Zia.

Sebelum mengambil botol air mineral yang dipesannya tadi, ia lebih dulu merogoh saku celana untuk mengambil uang . Zia telah mencari di semua saku celananya, tapi ia tidak menemukan uang sepeser pun. Dan Zia baru tersadar, bahwa ia tak membawa uang sama sekali!

Ini semua gara-gara Kaila yang mengajaknya buru-buru tadi, jadinya ia lupa membawa uang yang tertinggal di dompetnya di rumah.

Zia menatap si penjual dengan tatapan salah tingkah. Tanpa sadar ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

DUA ES KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang