30. Selamat Ulang Tahun Andreas

2.1K 267 37
                                    

Sepasang earphone menemaninya duduk di perpustakaan. Hari ini sama sekali tidak ada yang spesial baginya, walau pun hari ini usianya bertambah. Andreas hanya membalas ucapan dari keluarganya saja, selain itu, jangan harap ia akan membalasnya. Iya, Andreas tahu jika nanti malam pesta ulang tahunnya akan digelar di rumahnya, tapi ia sama sekali tidak mengingkan itu semua. Ia tidak suka pesta dan keramaian.

Kepala Andreas bergerak karena terusik dengan keberadaan Donald yang tiba-tiba saja berada di sampingnya sembari membawa sebungkus snack, padahal membawa makanan ke perpustakaan dilarang keras, tapi tetap saja dilakukan.

"Assalamualaikum, Abang!"

"Gue bukan Abang lo." Andreas melepas kedua earphonenya. "Waalaikumsalam."

"Kalau lo bukan Abang gue, berarti elo Bapak gue dong?!"

"Belum pernah lihat sepatu beserta sikil melayang, ya?"

Donald memamerkan deretan giginya, menyengir. "Nggak boleh galak, Ndre. Gue itu makhluk yang perlu dilindungi karna hampir punah tahu!"

"Oh, lo badak jawa?"

"Ekh?"

"Badak jawa hampir punah,"

"Tapi gue bukan badak! Gue itu manusia."

"Terserah." Andreas membereskan beberapa buku yang sehabis dibaca olehnya.

"Elo nggak jajan, Ndre?" Donald bertanya seraya menatap Andreas dan memakan snacknya.

Andreas menggeleng. "Enggak."

"Ikut gue ke gudang atas yuk!"

Andreas menghentikan gerakan tangannya, kepalanya menoleh. "Sejak kapan ada gudang di lantai atas?"

"Udah lama, tapi elonya aja yang nggak tahu."

Andreas memangut-mangut mengerti.

"Mau ikut, nggak, nih?"

"Lo tunggu di luar perpus aja, gue mau balikin buku dulu."

Donald mengacungkan jempolnya cepat sembari menyengir lebar. "Siap!"

×××

Gudang atas yang Donald maksud terletak di lantai 4 yang merupakan lantai terakhir. Kedua lelaki itu menaiki tangga sembari berbincang ringan.

Donald mendekati pintu gudang, lalu membukanya. Dalam sesaat, mereka langsung bisa melihat langit biru disertai angin sepoi-sepoi. Donald melangkah lebih dulu, sedangkan Andreas hanya berdiri terdiam di depan pintu.

"Lo ngapain di situ? Ayo! Bantuin gue angkat meja yang di suruh Pak Handoko."

"Sejak kapan rooftop dinamain gudang?" Sindir Andreas, ia masih berdiri di tempat semula.

"Ini emang rooftop, tapi anak-anak sama guru-guru lebih sering nyebutnya gudang atas."

Andreas memandang sekitar, perlahan kakinya bergerak memasuki area rooftop. Baru saja beberapa langkah, ia dikejutkan suara seruan dari arah belakang.

"SURPRISE!"

Andreas membalikkan tubuhnya cepat. Di hadapannya telah berdiri Zia dengan kue ulang tahun di tangannya, beserta balon-balon heliminium yang dipegang oleh Kaila, Raga, Andrian, dan beberapa teman lainnya.

Suara nyanyian selamat ulang tahun terdengar lantang dinyanyikan oleh mereka. Donald pun ikut bergabung dan bernyanyi.

Bukannya mendekati, Andreas malah melangkah mundur perlahan.

DUA ES KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang