14. Permintaan Andreas

2.9K 333 41
                                    

Apa yang kalian pikirkan setelah mengetahui bahwa hari ini adalah hari senin? Mungkin sebagian siswa benci dengan hari itu, karna harus berpanas-panasan, seolah menantang panas matahari di tengah lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang kalian pikirkan setelah mengetahui bahwa hari ini adalah hari senin? Mungkin sebagian siswa benci dengan hari itu, karna harus berpanas-panasan, seolah menantang panas matahari di tengah lapangan. Belum lagi jika ada tugas yang belum di kerjakan dan tugas tersebut ada di mata pelajaran pertama.

Seperti sekarang, Donald dan Andrian mencari cara agar tidak mengikuti upacara kali ini. Bukan. Mereka bukan tipikal cowok yang takut panas-panasan di bawah terik matahari. Mereka juga sudah selesai tugasnya untuk semua mapel hari ini——selama masih ada Raga mereka bisa hidup dengan tenang——. Tapi ada satu hal yang membuat kedua manusia itu tak bisa diam sedari tadi ingin kabur dari upacara. Yups! Mereka tidak memakai topi dan dasi sekolah.

"Mampus, mampus, MAMPUS!" Andrian berlari kecil menghampiri ketiga temannya yang sedang berbaris. "Pak Handoko lagi mencari mangsa!"

"Gue gak mau mati muda!" Ujar Donald dengan nada dramatis yang membuat siapa saja ingin menempeleng kepalanya.

"Gimana ini?!" Teriak Andrian panik. "Gue gak mau jadi makanan Pak Handoko."

"Pura-pura sakit." Kata Raga memberi usul. "Salah satu dari kalian pura-pura sakit, dan satunya lagi antar ke UKS."

"Tapi——kita sehat semua——SETAN!" Donald memegangi perutnya yang tiba-tiba saja di tendang oleh Andrian tanpa sebab. "LO MAU BUNUH GUE?"

"Shttt diem!" Andrian memberi peringatan. "Astaga, Donald! Lo kenapa?! Perut lo sakit? Mau gue bawa ke UKS?"

"Cocok jadi artis sinetron indisiar." Cibir Raga yang berdiri di dekat Andreas.

"Gue anter ke UKS ya? Ayo, ayo, sini gue bantu berdiri." Andrian membantu Donald berdiri. "Ayo ke UKS, Nald!"

Sebelum Andrian benar-benar membawa Donald ke UKS, ia lebih dulu mengedipkan sebelah mata seraya mengancungkan jempol kearah Raga dan Andreas. Setelah itu, mereka berlalu.

"Ada aja." Andreas membuka suara. Ia menggelengkan kepalanya heran melihat kelakuan Andrian dan Donald tadi.

"Mungkin gitu kalau manusia yang terbuat dari tanah campuran tai kucing." Sahut Raga.

×××

Zia menunduk sesaat. Matahari sangat menyilaukan matanya walau ia sudah mengenakan topi sekolah. Setelah beberapa saat, ia kembali menatap depan melihat siswa lain yang mengibarkan bendera. Matanya memang menatap pemandangan itu, tapi tidak dengan pikirannya yang melayang-layang memikirkan lukisannya yang telah terjual ke orang lain.

"Zi, lo sakit?"

Suara dan sebuah tangan yang memegang pundaknya menghancurkan lamunan Zia. Ia menoleh kearah ke belakang. Matanya langsung mendapati wajah Kaila yang menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Mau ke UKS? Ayo, gue anter,"

"Gak, Kai." Potong Zia cepat. "Gue baik-baik aja."

"Yakin? Gak biasanya lo diem gitu, udah kayak lagi sakit." Kata Kaila menjabarkan.

DUA ES KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang