18. Pilihan

2.3K 314 53
                                    

Otak Zia terus berputar selama di mobil menuju perjalan pulang ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Otak Zia terus berputar selama di mobil menuju perjalan pulang ke sekolah. Ia berfikir keras agar cowok yang duduk persis di sebelahnya itu tidak menemui Ayahnya. Tidak, ia tidak mau mendapatkan dua kali lipat hukuman dari Ayahnya karna membawa seorang cowok ke rumah. Jika itu terjadi, mungkin ia akan enyah dari muka bumi sebentar lagi.

Ekor mata Zia melirik Andreas yang sedang berkutat pada ponsel, dan tentunya bersama kedua earphone yang menempel di telinga cowok itu. Ia mengamati baik-baik wajah dinginnya.

Terlihat dari wajahnya, Zia dapat menilai kalau Andreas termasuk tipikal cowok yang susah diberitahu. Seperti beberapa bulan yang lalu, saat cowok itu dengan beraninya menghadap Bu Nirmala, bahkan ia juga rela di skors demi Zia. Lalu, bagaiman sekarang? Yang pasti cowok ini akan melakukan hal yang serupa.

"Apa liat-liat?"

Zia kelagepan ketika Andreas memegorki dirinya yang sedang menatapi cowok itu. Dengan gerakan cepat, Zia langsung membuang wajahnya kearah kaca jendela mobil.

Mampus gue! Malu banget sumpah. Batin Zia sendiri sebelum akhirnya memberanikan diri menatap dan menjawab pertanyaan cowok itu.

"Gue? Liatin lo? Haha PEDE." Sangkal Zia yang masih membela diri, padahal dirinya sudah tertangkap basah.

"Awas aja naksir gue," Gumam Andreas memperingati, cowok itu kembali berkutat pada ponsel.

"Najis." Sahut Zia, pelan tapi menekan nadanya. Ia hanya tak ingin kedua guru yang duduk di bangku jok depan mendengar perdebatan mereka.

×××

Mobil yang mereka tumpangi telah sampai di sekolah. Andreas dan Zia segera turun dari mobil dengan sesekali mengedarkan pandangan dengan bingung, kenapa sekolah tampak sepi? Akh, ya. Ia baru teringat, sekitar dua jam yang lalu bel pulang sudah berbunyi.  

Zia tersentak dengan kehadiran Andreas yang muncul tiba-tiba di hadapannya, padahal tadi cowok itu sedang berbincang dengan Pak Handoko dan Pak Asep.

"Pulang." Ujar Andreas singkat, seraya menatap cewek yang ada di hadapannya dingin.

Zia mengernyit mendengar perkataan cowok itu, "Ya udah, pulang gih. Ngapain segala pake laporan sama gue?" Zia tertawa kecil meremehkan.

Tawa kecilnya terhenti ketika Andreas mencekal tangan kanannya. Tanpa basa-basi, Andreas langsung menyeret Zia ke parkiran motor. Karna merasa tak terima atas perilaku cowok itu, Zia segera menghentakkan tangannya sehingga cekalan Andreas lepas.

"Apaan sih, lo narik-narik gue segala?" Mata Zia menatap Andreas sinis. "Dikira gue kambing?!"

Andreas tidak bergeming, cowok itu malah menyodorkan helm yang entah dari mana itu asalnya. "Pakai." Perintahnya.

Zia diam, tidak bergerak. Ia hanya mememandangi helm yang di sodorkan kearahnya.

"Gue bilang pakai." Titahnya, dengan nada satu oktaf lebih tinggi.

DUA ES KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang