45. He said, he loves me

2.9K 334 68
                                    

Bacanya sambil dengerin lagu yang ada di mulmed ya. Supaya feel-nya lebih kerasa.

××××

Malam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh murid SMA Wisesa telah tiba. Acara prom night akan diadakan malam ini di aula utama sekolah. Para murid perempuan berbondong-bondong pergi ke salon untuk merias diri di sana. Mereka ingin tampil menakjubkan malam ini. Sedangkan para murid laki-laki terlihat santai-santai saja. Tidak seribet murid perempuan.

Zia memandang bayangan dirinya di pantulan cermin. Zia sudah nampak cantik menggunakan dress yang Grandma berikan. Zia juga sedikit mempoles wajahnya dengan riasan yang tidak terlalu tebal. Natural, namun membuat pesona kecantikannya bertambah.

Suara klakson mobil terdengar hingga ke kamarnya. Zia buru-buru keluar dari rumah, tidak lupa ia pamit terlebih dahulu dengan ayahnya.

Senyuman Zia merekah melihat sahabatnya yang berdiri di depan gerbang rumahnya. Kaila juga sama dengannya, sama-sama menggunakan dress.

Kaila memeluk Zia sesaat. "Lo cantik banget, Zia!"

Zia tersenyum malu, "jangan muji gue tinggi-tinggi, akh. By the way, lo juga cantik,"

"Tapi gue beneran. Lo cantik parah!'

"Mau sampai kapan ini kalian saling lempar pujian?" Raga baru muncul di antara mereka. "Acaranya dikit lagi mau dimulai,"

Zia dan Kaila tertawa kompak melihat wajah kesal Raga. Setelah itu, mereka bertiga memasuki mobil dan bergegas menuju sekolah. Raga dan Kaila duduk di jok depan, sedangkan Zia duduk di jok belakang.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah, mobil yang Raga kendarai telah memasuki area parkir. Kawasan sekolah sudah mulai dipadati oleh murid-murid yang menggunakan pakaian formalnya.

Dapat terlihat dengan jelas bahwa lingkungan sekolah didekorasi habis-habisan khusus untuk acara ini. Terlihat dari lampu-lampu indah yang memanjakan mata sudah terlihat dari area parkir. Belum lagi karpet merah yang di gelar ke arah aula utama sekolah. Dan jangan lupakan kumpulan orang yang memegang kamera dengan flashnya berdiri di karpet merah. Mereka siap menangkap gambar kapan pun.

Zia, Kaila, dan Raga berjalan beriringan menuju aula utama sekolah. Mereka merasa seperti selebriti saja ketika orang-orang itu menangkap gambar menggunakan flash.

"Serasa bintang hollywood njir, jalan di atas karpet merah sembari di foto-foto gitu," Raga bergumam sembari berjalan merunduk. Raga tak kuat jika matanya harus diberi banyak flash yang akan membuatnya pusing nanti.

"Terlalu berlebihan nggak sih ini? Pakai karpet merah sama ada yang moto gitu," kata Zia yang juga risih dengan orang-orang yang menangkap gambar mereka.

"Mungkin Wisesa mau ngasih kesan gitu," sahut Kaila. "Mau jadiin murid-muridnya bintang hollywood semalam," lanjut Kaila diakhiri dengan kekehan kecil.

Akhirnya, mereka tiba di aula utama sekolah yang terlihat jauh keren dan indah dari pada biasanya. Hiasan lampu ditata rapi di sudut-sudut plafon yang memberi kesan mewah dan elegant. Terdapat panggung kecil yang pastinya akan dijadikan tempat berdirinya orang-orang beprestasi ketika diumumkannya nilai ujian akhir terbaik. Prom night memang belum benar-benar mulai, namun aula telah mulai padat dipenuhi oleh murid-murid SMA Wisesa.

"Woy, kalian!"

Zia, Kaila, dan Raga menahan tawa mati-matian saat melihat Andrian yang datang dengan segelas minuman di tangannya. Memang semuanya nampak normal-normal saja, tapi tidak dengan pakaian formal yang Andrian gunakan. Laki-laki itu menggunakan jas dan celana bahan berwarna pink.

DUA ES KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang