"Baca."
Andreas meletakkan sebuah kertas di atas meja Zia. Kertas tersebut merupakan surat perjanjian Zia yang akan menjadi babunya selama seminggu. Surat perjanjian itu di tulis tangan oleh Andreas sendiri, dan di bumbui materai agar Zia semakin terikat.
Zia mengedarkan pandangan, memastikan tidak ada yang melihat hal memalukan ini. Di kelas hanya ada Zia dan Andreas. Sedangkan murid yang lainnya sedang mengisi perut karna sudah memasuki jam istirahat.
Zia meraih kertas tersebut, lalu membaca dan memahami sebaik-baiknya.
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bernama, Zia Pandhita Guela akan bertanggung jawab atas kerugian yang di buat dengan cara menjadi babu saudara Andreas Neevan Adiwijaya selama seminggu atau bahkan lebih. Saya akan melakukan apa pun yang saudara Andreas suruh, jika saya melanggar perjanjian ini, saya siap untuk di penjara.
"Tanda tangan di atas materai." Kata Andreas lagi memecahkan fokus Zia yang sedang membaca surat perjanjiannya.
Zia mengalihkan pandangannya, ia melirik Andreas sinis. "SABAR." Desisnya kesal sembari meraih pulpen, lalu menandatanganninya.
"PUAS?" Sinis Zia sembari memberi surat perjanjiannya lagi ke Andreas.
"Pulpen." Ucap Andreas.
"Ngapain?"
"Minjem."
"GAK MODAL DASAR!"
Andreas tidak menggubris teriakkan Zia, cowok itu malah ikut mendatanganni surat perjanjian tersebut.
"Mulai sekarang lo jadi babu gue." Ucap Andreas dingin.
"Apa gak ada kata yang lebih bagusan dikit dari 'babu'?" Sinis Zia yang tak terima di panggil babu.
"Ada." Jawab Andreas. "Budak."
Zia spontan memukul tangan Andreas yang terulur di mejanya. "Gue tabok lo, ya!"
"Yang sopan sama majikan." Sindir Andreas sembari mengusap tangannya yang sedikit perih karna pukulan Zia.
"Cih! Majikan. Lo lebih cocok jadi tukang kebon!"
"Inget ini," Andreas memamerkan surat perjanjiannya.
"SETAN!"
"Setan ngomong setan," Ucap Andreas sembari membalikkan tubuhnya ingin pergi dari kelas Zia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA ES KUTUB
Fiksi Remaja✔ Spin-off Mr. CEO & Ms. Doctor. ✔ Dapat dibaca terpisah. "Tub, kutub!" "Hm." Jawab Andreas tanpa melihat Zia. "Kalau boleh tahu...kita berdua ini apa sih?" Andreas memutar tubuhnya, cowok itu menatap Zia. Sedangkan Zia menatap Andreas penuh harap...