16

3.2K 339 9
                                    

"Gup? Lu sakit? Pucet banget".

Yang ditanya menoleh sekilas lalu mengangguk lemah, ia kembali pada pekerjaannya untuk membersihkan meja kasir.

Win menggelengkan kepala melihat tingkah temannya, ia menempelkan punggung tangannya ke dahi Gulf yang langsung di tepis pelan oleh sang empu dahi.

"Suhu badan lu normal kok, tapi lu kaya kecapean banget deh kagak mau pulang aja?". Ujar Win sekali lagi dan di ajukan gelengan dari Gulf untuk yang kedua kalinya.

"Gue kagak kenapa-napa Win, jangan alay ah geli gue".

Win melempar bekas tisu ke arah Gulf dan sang oknum yang hampir terkena lemparan itu tertawa.

"Lu ya, dikasih hati minta feses".

Gulf semakin tertawa terbahak-bahak, bahagia sekali pagi-pagi sudah melihat wajah sebal Win yang mengomel tanpa henti, sejenak ia melupakan masalah kemarin dan melanjutkan pekerjaannya.

Win bergumam membuat Gulf melirik apa yang dia lakukan, tampak Win diam dan memasang pose berpikir.

"Gulf".

"Hm".

Win memutar tubuhnya ke arah Gulf, menatap temannya yang kini masih sibuk membersihkan sampah di loket loker kasir, nampak fokus.

Kemudian Win mulai berbicara, "Kok gue ngerasa orang kaya yang lu ajak berantem waktu pertama kali itu, sama kaya yang lu tumpahin kopi ya?".

Gulf terdiam, matanya mengawang pura pura sibuk, kemudian ia lanturkan pertanyaan.

"Yang mana? Sok tau banget lu, ingatan secetek dompet gue aja belagu".

Win mengumpat.

"Anjing kalo direingkarnasikan jadi manusia gini nih." Gulf terkekeh pelan, kemudian Win melipat tangannya di depan dada, ia kembali kepada pose berpikir 'sok' serius nya itu "tapi beneran deh Gup, kaya mirip. Apa iya orang yang sama? Kok bisa? Terus dia kok kayak akrab gitu ya sama lu?".

Gulf melempar serbet bekas ia mengelap meja kasir tadi ke arah wajah Win, Win mengumpat sekali lagi "Lu kalau berisik mulu kagak selesai noh kerjaan, liat tuh udah jam berapa, diamuk Bang Jhon mampus".

Win mendecak.

"Iya-iya, lu ngeselin dah Gulf pagi-pagi".

Gulf memutar bola matanya.

"Ya lu sih berisik pagi-pagi.

**

"Gup, Gup! Latte dua ya, ukuran Medium!".

Gulf menoleh, mendapati cengiran Mild dan Bright, kemudian ia menggeleng dan mengangguk.

Kebiasaan teman temannya, daripada susah susah antri mending langsung teriak kepada Gulf untuk memesan, memang biadab memanfaatkan teman sendiri.

Mild mengetuk-ngetukkan jarinya di meja, sedangkan Bright menyandarkan punggungnya di kursi cafe.

"Gulf kayak lesu gitu gak sih? Mukanya juga pucet macam orang sakit". Ujar Bright, ia melirik temannya yang sedang bekerja dengan tidak bersemangat seperti biasa, diikuti Mild yang langsung menoleh kearah Gulf kemudian menatap Bright lagi.

"Lumayan pucet, apa kecapean?".

Bright mengkedikkan bahunya "Mungkin".

Mild mengangguk "Dia masih di teror om-om kaya?".

Bright menatap Mild kemudian melirik Gulf "Dari tampangnya dih iya, gue rasa penyebab pucetnya tuh muka ada hubungannya sama si om-om kaya".

Mild memicingkan matanya curiga "Gue jadi penasaran".

Bright menoleh kearah Mild, ia memukul topi depan yang di pakai Mild membuat sang empu topi bersuara tidak terima.

"Lu kapan gak penasaran, mati aja mungkin Tuhan gak mau ngangkut lu Mild gara-gara lu banyak kepo".

Mild berdecak "Sirik aja lu".

Bright mendekatkan wajahnya pada Mild, membuat Mild menautkan alis penasaran.

Kemudian Bright berbisik.

"Inget Mild," Mild semakin serius mendengarkan, kemudian Bright melanjutkan perkataannya "Orang kepo cepet meninggal".

Pukulan keras di bahu Bright menjadi hadiah dari Mild atas kata-kata yang terakhir diucapkannya, mengundang gelak tawa dari Bright.

Mild memandangi seisi cafe, kemudian matanya menatap ke jalanan dan tidak sengaja menangkap sosok yang ia kenal.

"Anjing, Bret!".

Bright menautkan alisnya "Apasih lu tiba-tiba anjing-anjing".

Mild menunjuk ke arah orang berjas yang mengenakan kacamata hitam tampak berjalan menuju cafe yang mereka singgahi.

Bright membulatkan bola matanya.

"Mampus cafe jadi ajang latihan Gulf ngumpat".

Mild menatap kasihan pria dewasa yang tengah menuju cafe "Kasian si om jadi samsak nya, Gulf".

**

Tbc

FUCK YOU! DADDY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang