12

3.4K 386 19
                                    

"Gulf, yakin nih gak mau di anter lu?". Tanya Mild, Bright mengangguk menyetujui pertanyaan temannya itu.

Gulf menggeleng lantas menjawab,"Gak usah, udah aman ini".

Bright mengangguk "Yaudah hati-hati, Gulf".

Mild tersenyum geli menatap Gulf yang memandangnya penuh selidik.

"Napa muka lu di jelek-jelek in gitu?". Tanya Gulf, Mild lantas memukul bahu Gulf.

"Ngelunjak"Ujar Mild, kemudian ia tersenyum kembali lalu berkata,"Gue tuh geli bayangin lu di kejar om-om sampe segitunya"

Gulf menghela napasnya "Gak tau dah anjir, gue cape banget dari pagi ngadepin dia, demi tuhan gue muak banget liat mukanya kebayang mulu gara-gara dia Puifai selingkuh  dari gue". Bright terkekeh kemudian menepuk bahu Gulf, paham betapa bencinya Gulf pada CEO kaya itu.

Mild tertawa "Lu kayaknya di kehidupan sebelumnya suka ngelawan kehendak Tuhan, Gulf." Canda Mild.

Gulf memukul kepala sang teman "Brisik ah, gue mau pulang".

"Yaudah sono lu." Gulf mengangguk kemudian pamit setelah ojek online yang di pesannya datang.

Mild melambaikan tangannya pada Gulf, kemudian menghela napas kemudian menatap Bright yang tersenyum padanya.

Pikiran mereka sama.

"Mild."Panggil Bright.

Mild tertawa "Tau nih gue, gue juga ngerasa kalau ini gak berakhir sampe sini doang".

Bright menyunggingkan seringai nya "Siapin telinga lu bakal denger ocehan Gulf tiap hari yang di recokin sama CEO kaya".

Mild makin tertawa keras "Padahal kalau dia mau sama CEO kan kita juga yang kecipratan duitnya".

Bright merangkul bahu Mild kemudian ikut tertawa bersama temannya.

"Menjual teman demi melepas kemiskinan"

"BANGSAT BRIGHT GUE KETAWA HAHAHHAHHA!!"

**
"Makasih ya mang." Ujar Gulf, menyunggingkan senyum tipisnya kemudian memberikan Helmet yang dipakainya kepada sang ojek yang barusan mengantarnya pulang.

"Udah saya bayar pake Gopay". Ujar Gulf, sang ojek mengangguk dan tersenyum kemudian pamit untuk kembali menjemput rezekinya.

Gulf membalikkan tubuhnya, berjalan memasuki kawasan Apartemennya, berjalan menyusuri loby dan menyapa orang lain yang menyapanya.

Tubuhnya sudah teramat lelah.

Dia berjalan memasuki lift, kemudian melirik arloji di tangannya.

07.47

Bunyi khas lift berdenting menandakan bahwa ia sudah sampai di lantai Apartemennya.

Pintu lift itu mulai terbuka, dan orang orang yang ada di dalam lift segera keluar berjalan menuju kamar Apart mereka masing-masing.

Gulf menunggu mereka selesai keluar, kemudian giliran dirinya yang keluar dari lift.

"Kanawut".

Gulf membolakan matanya, ia mendongak sangat cepat hapal sekali suara menjengkelkan ini milik siapa.

"COK?!." Teriaknya.

Senyuman Mew membuat Gulf yang sedang berada tepat di depannya mengusak keras rambutnya.

"Om gue bener-bener capek hari ini, biarin gue buat jalan ke Apartemen gue, buka pintu, masuk kamar terus tidur tanpa lu ganggu." Ujar Gulf pelan, demi tuhan dia lelah.

Mew menghilangkan senyum jahilnya, kemudian menormalkan ekspresinya seperti semula "Saya tidak akan ganggu kamu, ini saya bawakan bakso yang ada di depan". Mew mengangkat dua bungkus bakso dari tangannya.

Gulf menatap datar "Terserah". Dia kemudian jalan menuju kamar Apartemennya, diikuti Mew yang tersenyum memandang punggung Gulf.

"Lelah sekali?." Tanya nya.

Gulf mengangguk singkat.

Kemudian Gulf membuka pintu Apartemennya setelah menekan sandinya.

"Saya boleh masuk kan?"

Gulf berbalik memandang Mew, berpikir sejenak kemudian mengangguk pelan.

"Jangan lama-lama disini, gue ngantuk". Ujar Gulf, dia melanjutkan langkahnya menuju sofa.

Mew lantas tersenyum dan mengikuti langkah Gulf, ia menaruh bungkus bakso itu di meja depan Gulf.

"Dapur kamu dimana?".

Gulf menunjuk dengan tangannya tanpa suara, matanya terpejam, Mew segera melangkahkan kakinya ke dapur, mengambil dua mangkuk beserta sendok dan garpu.

Menaruhnya di meja tempat bungkus bakso itu berada, kemudian duduk disamping Gulf, menyiapkan bakso itu untuk Gulf dan untuk dirinya.

Gulf hanya memperhatikan dengan diam, kapan lagi membabukan CEO kaya se-Jakarta?.

"Gulf, ini kamu makannya mau makan sendiri atau saya suapi sekalian?".

"Bilang begitu lagi gue tepok kepala lu." Ujar Gulf.

Mew terkekeh "Saya jauh lebih tua dari kamu, tolong tunjukkan sopan santun yang di ajarkan orang tua kamu kepada saya, apa bisa?" Ujarnya.

Gulf hanya berdehem.

"Maaf"

Jantung Mew berdetak cepat, pertama kalinya Gulf berucap maaf kepada dirinya dan mengeluarkan nada lembutnya.

Heart attack!

**
Tbc

FUCK YOU! DADDY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang