29

1.5K 148 10
                                    

"Hai, Gulf."

Gulf cukup terkejut dengan kehadiran Bos di depan pintu rumahnya, pakaian rapi yang dikenakan sekertaris Mew itu membuat katanya meneliti dari bawah sampai ke atas bertanya-tanya apa gerangan pria yang baru dikenalnya kemarin itu menyapanya dan tersenyum begitu cerah. Terlebih, Mew tidak berada di samping pria itu.

"Halo." Jawabnya, "lo..."

"Sendiri."

Gulf mengangguk, sempat terlihat raut kecewa namun segera ditukas dengan tegas. "Ada keperluan apa, Boster?"

Bos memeriksa arloji di tangannya. "lo berangkat Part Time 'kan hari ini? Ayo gue anter."

"Eh? Gak usah, gue bisa naik kendaraan umum, lo gak perlu repot-repot anter gue." Kebingungan besar tercetak jelas di wajah manisnya, Gulf yang biasanya galak berubah lucu saat bingung mengapa Boster menawarinya tumpangan ke tempat kerja.

"Kalau lo gak mau gue bisa diamuk Mew."

"Mew?"

"Iya, dia yang nyuruh gue anter jagoan kecilnya ke tempat kerja dengan aman dan nyaman. Ayo buruan, bisa berabe kalau gaji gue beneran di potong."

Gulf masih merasa aneh saat Bos menarik tangannya menuju lift yang akan mereka gunakan untuk keluar dari gedung Apartemen itu.

"Buat apa Mew repot-repot nyuruh lo anter gue? Dia kan tau gue bisa berangkat sendiri, lagian... Dia gak sepeduli itu."

Bos tertawa, menekan tombol lift ke lantai satu dan menunggu di dalam sementara dia berbicara menghadap Gulf sembari tersenyum cerah. "Gak gitu."

"Mew itu keras kepala, kolot, titahnya gak mau dibantah sama sekali. Tapi gue sendiri, orang yang paling deket sama dia dari zaman dia masih belum jadi kayak sekarang nyaksiin sendiri gimana kacau nya Mew waktu liat lo pelukan sama perempuan kemarin. Gue ikutan diamuk loh."

Gulf mengernyitkan dahinya. "Dia marah. Terus kenapa dia masih sempet nyuruh lo buat anter gue?"

Bos mengedikkan bahunya. "Itu titik yang bikin gue kaget sampai sekarang, walaupun dia marah sama lo tapi dia masih berusaha buat jadi orang yang bisa lo andelin."

"Tapi dia bilang gue bukan siapa-siapanya dia."

" 'Kan emang bener? Kalian bukan siapa-siapa satu sama lain, tapi rasa peduli Mew jauh lebih besar dari status kalian sekarang. Jangan lihat kolotnya Mew, Gulf. Dia baik, cuman agak keras kepala."

Gulf mengangguk. "Tapi gue gak suka cowo, Bos."

Boster berhenti melangkah, bersamaan dengan Gulf yang meringis sedikit menyesal mengucapkan kata tersebut. "Lo.... Homophobic gak?"

Gulf mengangguk.

Boster menepuk dahinya. "Duh. Ya udah deh, berangkat dulu nanti lo telat lagi."

"Iya."

-o0o-

"Sebenarnya yang lo pikirin itu apa sih, Mew?"

Mew menoleh ke arah pintu masuk ruangannya, siapa lagi yang bisa masuk seenaknya tanpa izin khusus selain sekertaris sekaligus teman masa SMA nya, Boster.

"Udah lo anter?"

"Udah. Gue tanya lagi, lo mikir apa sih sampe suka sama orang yang bahkan liat laki-laki sama laki-laki gandengan tangan aja jijik? Lo tau gak lo itu suka sama Homophobic, Mew, sadar!"

Mew mengernyit, dia berdiri dari duduknya ketika Bos mulai menggebrak meja kerjannya.

"Gue sadar! Gue sadar sepenuhnya dan gue udah janji bakal buat dia suka sama gue!"

"Dia homophobic, sialan Mew!"

"Gue tau, bangsat! Gak perlu lo perjelas! Gue tau identitas dia, itu sebabnya gue minta lo cari tau tentang dia sebelumnya. Boster, gue gak bakal suka sama orang tanpa sebab, dan gak bakal nyerah sama orangnya tanpa alasan."

"Lo punya alasan kuat buat nyerah, tapi lo tutup mata. Lo suka sama orang yang bahkan gak akan pernah bisa suka sama lo, Mew. Gak akan!"

Mew terhenyak, dadanya berdenyut nyeri, kepalanya terus-menerus mengulang-ulang kata-kata Bos yang terngiang cukup jahat.

"Jika urusan anda di sini sudah selesai, saya perintahkan untuk keluar, Tuan Boster."

"Mew, gue..."

"Keluar. Sekarang."

Bos menghela napasnya kasar, dia meninggalkan ruangan Mew, meninggalkan Mew yang terduduk dengan wajah merah padam akibat menahan amarah, dia mengusap kasar wajahnya.

"Gimana caranya biar bisa buat kamu suka sama saya, Gulf. Saya lelah kalau harus cemburu sepihak."

-o0o-

TBC

aku udah putusin buat update dua minggu sekali setiap hari Minggu jam 10 malam. Jadi sampai ketemu di episode berikutnya dua Minggu kedepan😝🙌

FUCK YOU! DADDY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang