Iri

160 23 0
                                    

Bel telah berbunyi, Suheil berjalan didepan Alwibot dengan wajah datar.

"Ada apa dengan dia? Biasanya dia tak seperti itu, dan bahkan ia menganggap aku sahabatnya Alwi, apa dia udah tau kalau aku bukan Alwi?" Batin Alwibot bertanya tanya.

"Baik anak anak, kita akan melanjutkan pelajaran," ucap pak Josua perlahan menulis di papan tulis.

  Tiba tiba, spidol pak Josua tak sengaja terlepas dari tangannya dan berguling ke bawah meja pertengahan antara meja Suheil dan Alwibot.

  Dengan refleks Suheil mengambil spidol itu, tapi Alwibot mengambil spidol itu duluan lalu memberikannya kepada pak Josua. Suheil sedikit kesal dengan Alwibot yang selalu mencari perhatian terhadap semua orang.

"Terima kasih Alwi," ucap pak Josua.

"Sama-sama pak," sahut Alwibot, lalu mereka semua pun melanjutkan pembelajaran.

***

Waktu pulang pun tiba, semua siswa keluar kelas dan pulang ke rumah masing masing.

"Tak semudah itu kalian pulang, ayo cepat kalian berikan uang kalian padaku," ucap Rey pada setiap siswa yang takut padanya termasuk Suheil.

"Mana uang mu?" Ucap Rey pada Suheil.

"Maap, aku gak punya," ucap Suheil pelan.

"Apa? Gak punya?" Bentak Rey mengangkat tangannya pada Suheil.
Tap, seketika Alwibot menangkap tangan Rey untuk membela Suheil dan mengatakan.

"Memangnya orang tua mu sepelit itu ya? Sampai gak memberikan uang jajan kepadamu?" Senyum miris Alwibot padanya.

"Beraninya kau menghina orang tua ku! Asal kau tau, aku ini orang paling kaya disini!" Ucap Rey besar kepala.

"Trus, kenapa kamu harus mengemis kepada mereka?" Ucap Alwibot semakin membuat Rey jengkel.

  Rey terdiam seribu bahasa dan terpojok dihadapan Alwibot.

"Guys, mending kita pergi saja," ucap Rey pada geng nya.

"Lain kali kalian tak perlu memberikan uang kalian padanya," ucap Alwibot.

"Kamu hebat," sorak siswa mengelu elu kan nama Alwibot.

Tapi hal itu malah membuat Suheil semakin jengkel lalu melanjung pergi.

Next.

Lelaki hologramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang