" Kenangan buruk itu tidak untuk diingat, cukup simpan dalam-dalam dan lupakan dikemudian. "
Seharian ini Inggrid benar-benar menikmati hidup. Bukan hanya jalan-jalan di taman Safari saja, ketika akan pulang Garda mengajaknya untuk menyusuri kota. Banyak tempat yang tidak pernah Inggrid ketahui keberadaan nya. Sungguh pengalaman yang sangat tidak terlupakan. Tidak hanya itu saja, Garda juga mengajak nya untuk berwisata kuliner. Sambil menikmati semburat senja, Garda membawa Inggrid ke taman yang indah, namun tak diketahui keberadaan nya.
Kesan pertama ketika Inggrid menginjakkan kaki di sini, adalah ketenangan. Perasaan damai itu tak pernah Inggrid dapatkan sebelumnya. Jauh dari keramaian dan masih kental dengan alam. Sungguh Inggrid tidak menyesal ketika di ajak berkunjung ke sini. Garda selalu saja bisa membuat Inggrid tercengang dengan hal-hal baru. Bukan hanya kali ini, tapi hampir di setiap kesempatan. Benar hadir nya seperti angin segar ketika kehidupan nya di terpaksa badai yang mematikan.
" Di tempat ini kadang saya menyendiri, menyalahkan keadaan mengapa saya hidup seperti ini. " Ucapan tanpa sadar Garda itu membuat Inggrid menoleh ke arahnya. Apalagi dengan sorot mata yang menyimpan banyak luka itu membuat Inggrid terusik.
" Kenapa harus menyalahkan keadaan, Mas, bukannya hidup itu pilihan? " Inggrid menimpali ucapan Garda barusan dengan kalimat yang dulu pernah dia dapatkan.
" Kalau hidup itu pilihan, saya tidak ingin hidup seperti ini, Ing. Terlalu banyak luka yang saya dapat. " Suara lirih Garda itu membuat Inggrid tahu seberapa rapuh pria dihadapan nya ini.
" Itu hanya masa lalu Mas, buat apa terus diingat kalau cuma bikin terluka. Toh yang kini jauh lebih baik bukan, jadi yang lalu gak usah kamu ingat-ingat, udah lewat. " Kalimat yang selalu Inggrid ingat ketika dia mulai rapuh, kali ini dia memberikan kalimat itu pada seseorang yang sama rapuhnya.
" Kamu benar itu hanya masa lalu, hanya peristiwa yang udah lewat. Tapi apa bisa saya mendapatkan kebahagiaan, saya lelah berteman dengan yang namanya luka. " Kali ini Garda benar-benar menunjukkan sisi rapuh nya pada Inggrid. Dia tak bisa lagi berpura-pura kuat kalau nyatanya dia serapuh ini.
" Semua orang berhak bahagia, termasuk kamu. Jadi kumohon jangan lagi kamu menengok kebelakang, karena itu yang akan menghambat jalan mu menuju bahagia, Mas. " Bisik Inggrid pada Garda yang kini berada dalam pelukannya. Ternyata mereka adalah dua orang yang terluka yang tanpa sengaja di pertemukan oleh keadaan.
Garda merasa lebih baik ketika mengungkapkan apa yang menjadi rasa gelisah nya selama ini. Sebelumnya dia hanya akan diam dan menutup rapat-rapat tentang semua lukanya. Karena Garda tak pernah punya seseorang yang menjadi sandaran nya. Dia selalu sendirian, tanpa teman maupun sanak saudara. Garda punya keluarga, namun hanya sebatas hubungan darah bukan keluarga dalam makna sebenarnya. Jadi Garda selalu dituntut untuk menghadapi kerasnya dunia ini sendirian tanpa pegangan. Memang Garda mampu melakukan nya, namun di lubuk hatinya yang terdalam masih memendam rasa duka yang tak pernah ditampakkan nya.
Dalam dekapan Inggrid, Garda merasakan kehangatan yang tak pernah ia dapatkan. Tanpa di minta pun Garda menjelaskan keadaan nya pada Inggrid. Mendengar kisah pilu Garda membuat Inggrid begitu terhenyak. Inggrid masih beruntung memiliki keluarga yang menyayangi Inggrid dengan tulus. Sedangkan Garda harus menghadapi semua itu sendirian tanpa ada nya keluarga. Inggrid tak bisa membayangkan betapa kuatnya Garda selama ini, bahkan jika Inggrid menjadi Garda mungkin dia akan lebih memilih menyerah. Hidup di tengah orang yang tak menginginkan nya itu sungguh terasa menyakitkan, tapi entah bagaimana bisa Garda mampu menjalani nya.
Garda sudah merasa jauh lebih baik, dia pun melepaskan diri dari pelukan hangat Inggrid. Tak lupa ucapan terimakasih garda berikan pada Inggrid. Kini Garda sudah jauh merasa lebih baik. Seakan beban di pundaknya sedikit terangkat setelah berbagi cerita. Untuk menghilangkan suasana sedih di antara mereka, Garda pun langsung mengajak Inggrid untuk kembali berburu kuliner. Karena bagi mereka berdua makanan adalah obat paling mujarab untuk mengatasi suasana sedih. Inggrid sendiri juga tidak menolak tawaran Garda itu, karena kini perut nya sudah kembali keroncongan.
Bahkan kini Garda maupun Inggrid seakan sudah lupa jika mereka habis berbagi kesedihan. Saling mengeluarkan candaan yang kadang sangat garing. Mengobrol kan hal-hal ringan seperti biasanya dan tak lupa memburu berbagai makanan yang menarik di mata. Jangan tanya Inggrid sudah membeli berapa banyak makanan. Karena gadis itu akan selalu kalap jika melihat makanan yang menarik di matanya. Kalau Garda jangan di tanya, dia akan menjadi tempat pembuangan makanan yang tidak Inggrid habiskan. Untung saja Garda juga tidak keberatan, karena mereka sama-sama suka jajan.
~~~
Deana menikmati hari-hari di mana Reiner bersikap perhatian pada dirinya. Sebenarnya Deana pun tahu perubahan sikap Reiner ini hanya untuk tumbuh kembang anak yang sedang di kandungnya saja. Namun itu tak masalah bagi Deana, karena cepat atau lambat Reiner akan bisa menerimanya sepenuh hati. Tapi Deana lupa jika semua hal buruk yang di sembunyikan itu pasti akan terbongkar pada waktunya. Karena semua rahasia itu seperti bom yang siap meledak kapan saja.
Deana lupa cara dia untuk bersanding dengan Reiner itu bukan lah suatu hal yang terpuji. Bersekongkol dengan ibu kandung Reiner untuk menghancurkan hubungan nya. Hingga sampai tahap di mana Reiner harus bertanggung jawab akan ulah yang tak sengaja di buat nya. Bodoh nya Reiner tidak pernah curiga tentang kejadian itu, hingga membuat Deana merasa aman. Apalagi dengan dukungan dari ibu mertuanya. Membuat Deana yakin jika Reiner tak akan bisa berbuat macam-macam pada dirinya.
Namun semua itu memiliki celah dan Deana lupa dengan celah itu. Deana mulai terbuai dengan perubahan sikap Reiner, hingga membuat dirinya melemahkan kewaspadaan nya. Sepandai-pandai menutupi bangkai pasti akan tercium suatu saat nantinya. Dan rupanya suatu yang Deana coba tutupi itu mulai terendus Reiner tanpa disadari nya. Hingga Deana lupa mengetatkan kewaspadaan nya.
Di hari itu Reiner tanpa sengaja membaca pesan dari Mama nya di handphone Deana. Awalnya semua itu hanya pesan biasa. Tapi ketika Reiner membaca pesan-pesan sebelumya, ada suatu yang ganjal. Tapi tidak ada petunjuk apa pun pada pesan itu. Tidak ingin ambil pusing, Reiner pun menutup handphone Deana dan mengembalikan nya seperti semula. Mencoba mengenyahkan pikiran negatif negatif itu.
Tak lama berselang Deana pun datang dari arah dapur. Dengan membawa masakan yang di buatkan khusus untuk Reiner. Reiner sendiri baru pertama kali merasakan makanan buatan Deana. Bukan tanpa sebab, karena hubungan awal pernikahan mereka sungguh lah tidak harmonis jadi nya seperti sekarang ini. Mereka berdua pun makan dalam diam. Bukan tak ingin mengobrol dengan sang istri, namun Reiner masih terbelenggu akan pikiran nya itu. Sedangkan Deana sendiri sudah cukup merasa senang, karena Reiner mau memakan masakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Bersama ✔
ChickLit|| COMPLETE || Seberapa lama pun kita bersama, jika pada kenyataannya kamu tidak bersamaku, aku bisa apa. Ngacak-ngacak di nikahan kamu?? Mungkin?? Inggrid Pramudhita