P A R T - 20

1.7K 101 10
                                    

" Dia yang tersakiti dengan yang namanya kenangan adalah dia yang terkurung oleh masa lalu. "

Kembalinya perubahan Inggrid ini tak luput dari penglihatan Gilang. Padahal Gilang sendiri tak tahu penyebab adiknya bisa pulih, tapi dia cukup senang akan hal itu. Sebagai seorang kakak laki-laki, Gilang mempunyai tanggung jawab atas hidup adiknya. Dia tak ingin lagi menjadi pengecut setelah kejadian kemarin. Cukup satu kali dia kecolongan yang membuat adiknya hancur, tapi kali ini dia akan lebih hati-hati.

Jika Gilang kini jauh lebih memperhatikan Inggrid, namun berbeda dengan Inggrid sendiri. Memang setelah kenyataan pahit itu terkuak hubungan Inggrid dengan keluarganya sedikit berjarak, walau pun itu tidak lah ketara. Bukan cuma hubungan yang merenggang, tapi di beberapa kesempatan Inggrid seperti menghindari keluarganya. Entah rasanya masih sedikit mengganjal di hati Inggrid. Walau pun Papa nya tidak sepenuhnya salah, tapi entah mengapa Inggrid merasa seperti dibohongi habis-habisan. Ya benar Inggrid belum sepenuhnya menerima fakta baru itu di hidupnya, bisa dikatakan Inggrid egois.

Namun perlahan semua perasaan itu terkikis sejalan dengan intensitas kehadiran Garda di hidupnya. Hadirnya Garda sungguh berpengaruh besar dalam merubah opini liar yang terbangun di otaknya. Selama ini Inggrid selalu menilai suatu hal dari satu sudut pandang saja, tapi Garda mengajarkannya untuk melihat semua hal dari sudut yang baru. Dari hal itulah Inggrid menjadi tahu jika selama ini dirinya sudah terlalu egois. Dirinya selalu merasa apa yang dilihatnya itu adalah kebenaran mutlak tanpa mau tahu kenapa hal itu terjadi.

Nyatanya selama ini dia salah, Inggrid selalu terburu-buru menyimpulkan sesuatu dan pada akhirnya dirinya lah yang menyesal sendiri. Tapi sejak adanya Garda, Inggrid belajar suatu yang baru. Kini dirinya mencoba mengendalikan opini liar itu agar tak menguasai seluruh pikirannya. Mencoba memaafkan semua hal yang melukai hatinya tanpa harus membalasnya. Karena nyatanya membalas perbuatan jahat orang pada dirinya itu hanya merugikan Inggrid sendiri, karena semua itu tidak membuatnya untung malah membuatnya berada dalam masalah.

Kini semua hampir kembali pada tatanan yang seharusnya. Perasaan Inggrid  sudah hampir pulih, bahkan jauh lebih baik. Tapi nyatanya masalah memang tidak akan berhenti sampai di situ. Pria itu kembali hadir dalam hidup nya yang hampir normal lagi. Ya pria yang menyumbang kan darah yang kini mengalir di nadi nya. Jika saja garis takdir bisa di rubah, Inggrid tidak pernah mau terlahir dari darah pria kejam itu.

" Ing, gue tau pria itu habis nemuin lo kan, tapi kenapa lo gak bilang sama gue sih, Ing. Lo anggep gue nih apa sebenarnya?? " Gilang yang sudah tidak bisa menahan unek-unek nya.

" Gue bukan gak mau bilang sana lo, Bang, tapi gue sadar cepet atau lambat pun gue harus siap ngehadapin ini. " Kali ini Inggrid benar-benar tak ingin membagi masalahnya, biar saja dia hadapi ini seorang diri. Toh ini memang masalahnya.

" Lo mau ngadepin orang sakit jiwa kayak dia seorang diri, Ing, jangan gila lo, Ing. " Bukannya Gilang tak percaya dengan kemampuan adiknya ini, tapi masalah nya orang yang di hadapi Inggrid ini bukan lah orang normal.

" Yang lo sebut orang sakit jiwa itu Ayah kandung gue, Bang. " Jawaban yang Inggrid berikan itu sungguh menyadarkan Gilang pada kenyataan.

" Iya gue tau kalau dia emang Ayah kandung lo, tapi jangan lupa dia juga orang yang bikin ibu lo menderita sampe akhirnya tutup usia. " Gilang sudah hampir kehabisan akal untuk menyadarkan Inggrid. Jalan satu-satunya adalah dengan mengingatkan Inggrid pada ibu kandungnya. Ya walaupun itu akan membuka luka lama yang selama ini di tutup rapat-rapat.

" Semua yang lo omongin itu bener, Bang, gue gak pernah lupa akan hal itu. Tapi gue mohon kali ini aja, biarin gue nyelesein masalah ini sendiri. Kalau pun nanti gue rasa udah gak mampu ngehadapin, gue bakal bilang sama lo kok. " Kembali dengan Inggrid yang keras kepala. Hal itu mungkin akan terasa biasa saja jika Inggrid membuat masalah, tapi kali ini berbeda.

" Harusnya lo gak ngehadapin ini sendirian, Ing, lo masih punya gue. Tapi gue gak paham sama cara pikir lo itu, seakan semuanya bisa lo selesaikan sendirian. Gue tau ini masalah pribadi lo, tapi jangan lupa gue juga keluarga lo. " Pada akhir nya Gilang pun lebih memilih mengalah, membiarkan Inggrid menyelesaikan nya sendiri. Namun Gilang juga tidak serta merta melepas Inggrid sendirian.

Inggrid merasa lega karena Gilang yang mau mengerti akan keinginannya. Bukannya Inggrid tak ingin melibatkan Gilang, tapi Inggrid merasa harus menyelesaikan sendiri. Toh yang di hadapi ini bukan lah orang lain, melainkan Ayah kandung nya. Ya walaupun tidak dapat menutup catatan kelam di masa lalu. Yang di butuhkan sekarang hanyalah berdamai, ya berdamai dengan semua hal yang pernah menjadi luka di hidup nya. Karena Inggrid ingin memulai hal baru tanpa harus dibayang-bayangi masa lalu buruk yang masih ikut serta.


~~~

Kalau dibilang hidupnya berubah, Reiner pasti akan menjawab iya. Bukan cuma berubah tapi Reiner sendiri hampir tidak mengenali lagi kehidupannya. Hidup nya hanya terus berputar pada pekerjaan dan tanggungjawab. Rutinitas yang dulu pernah ada dalam hidup nya pun kini mulai dia tinggalkan. Reiner masih bertahan pada pilihannya ini. Walaupun kadang rasa ingin menyerah menyergap nya dengan tiba-tiba. Namun Reiner sadar jika dirinya menyerah yang mendapatkan dampak nya bukan hanya dirinya, melainkan banyak orang yang akan ikut tersakiti atau malah menjadi korban.

Dalam hal ini yang berubah bukan hanya Reiner saja. Deana juga jauh lebih pendiam akhir-akhir ini. Memang keributan sudah tak sesering beberapa waktu yang lalu, tapi juga tak menghilang sepenuhnya. Mereka saling menahan diri agar tidak meledak. Ya walaupun itu butuh usaha ekstra. Tapi itulah pilihan yang terbaik dibandingkan dengan terus meributkan hal-hal yang tidak ada ujungnya.

Kadang kala Reiner merasa bersalah setelah bertengkar dengan Deana. Jujur saja Reiner merasa sangat egois, karena tak mampu memasukkan Deana ke dalam hatinya. Permasalahan yang selalu Deana ribut kan, namun juga tak dapat Reiner wujudkan. Reiner masih menaruh nama Inggrid di dalam hatinya, susah untuk sekedar menggantikan ataupun menghapus nya. Butuh waktu untuk Reiner sekedar melupakan Inggrid. Karena nyatanya melupakan orang yang dicintai itu bukanlah perkara yang mudah.

Contoh nyatanya saja sudah ada di depan mata. Ya Papi Reiner masih menyimpan nama lain di hatinya ketika menikah dengan Mami nya. Hal itu awalnya tidak pernah diketahui oleh sang Mami, hingga puncaknya Papi Reiner hampir meninggalkan sang Mami demi cinta pertama nya. Bukan hanya marah, Mami nya juga teramat kecewa dengan kelakuan Papi nya itu. Hingga tanpa sadar Papi nya lah penyebab hadir nya sosok kejam dalam jiwa sang Mami. Memang pada akhirnya orang tua Reiner tidak jadi berpisah, namun mereka hidup dalam pusaran penderitaan. Dan kini Reiner juga mengalami hal yang sama karena ulah dari Mami nya.

Tidak Bersama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang