P A R T - 2

3.9K 212 6
                                    

" Ternyata selama ini dia hanya singgah, sambil nunggu jodohnya datang aja. "

Wajah muram Inggrid nampak begitu ketara, bagaimana tidak muram kalau tiba-tiba ketemu mantan udah jalan sama gandengan yang baru. Niat hati mau refresing biar lupa sejenak sama mantan. Eh gak taunya ketemu sama mantan yang udah gandengan mesra sama yang baru. Mau langsung balik nanggung, kalau di terusin bisa makan ati, kan jadi serba salah kan.

Rupanya kesialan Inggrid tidak berhenti sampai di situ saja. Mau dibilang tidak sial gimana, kalau sang mantan dengan senyuman tidak bersalah berjalan ke arah Inggrid. Mau pura-pura tidak lihat pun udah percuma, telat banget. Jadi sebisa mungkin Inggrid mengatur ekspresi nya agar tidak terlalu ketara kalau dia sedang memendam rasa marah. Kalau bisa Inggrid ingin melarikan diri dari tempat terkutuk ini. Ingatkan Inggrid agar tidak datang kembali ke tempat ini.

"

Hai ing, gak nyangka ketemu di sini, sendirian aja nih?? " tanya Reiner dengan santainya, seperti tidak punya rasa bersalah.

" Iyaa kagak nyangka ketemu di sini, kirain udah gak punya muka lo buat keluar. Dan ya gue sendiri, emang ada masalah ama lo. " balasan Inggrid itu membuat Reiner tertawa pelan.

" Ya masih punya lah ing, muka gue kan banyak. " sahutan Reiner itu langsung bisa membuat Inggrid mendengus, ternyata pria ini masih sama.

" Gak lo kenalin tuh cewe yang ada di sebelah lo itu?? " Inggrid sengaja memancing Reiner untuk mengenalkan wanita yang ada di sebelah nya itu.

" Oh iya hampir lupa, kenalin ini Drama calon istri gue. " ucap Reiner sambil menunjuk wanita di sebelah nya.

" Halo mbak, saya Deana calon istrinya Mas Reiner. " Wanita yang di sebelah Reiner pun mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Inggrid. Namun Inggrid mana mau menerima uluran tangan itu.

" Ohh lo cewe yang mau dinikahi Reiner gara-gara hamil itu yaa, kenalin gue Inggrid mantannya si brengsek itu. " Kalimat yang keluar dari mulut Inggrid itu membuat dua manusia di depannya itu terdiam kaku. Ekspresi terkejut itu nampak sangat ketara di muka Deana.

Seketika mereka berdua pun nampak salah tingkah. Memang selalu ucapan yang keluar dari mulut Inggrid itu selalu tak terduga. Reiner tak mengira Inggrid akan mengucapkan kalimat seperti itu. Sedangkan Inggrid sendiri hanya tersenyum licik ketika melihat keduanya. Dikira Inggrid akan kalah gitu, ya maaf saja yaa Inggrid itu tak terkalahkan. Kemarin-kemarin saja Inggrid bodoh, kalau sekarang udah balik lagi kok cerdasnya.

Dengan perasaan canggung Reiner pun langsung mengajak Deana untuk kembali. Sedangkan Inggrid hanya tersenyum miring ketika Reiner berucap pamit. Inggrid senang kalau mantannya itu merasa malu. Salah sendiri berani-beraninya menyapa nya ketika Inggrid sendiri masih belum sepenuhnya menerima keadaan. Jadi nya terima saja akibatnya.

~~~

Inggrid pun mengurungkan niatnya untuk menonton film. Apalagi moodnya sudah terasa campur aduk setelah pertemuannya dengan si mantan. Si brengsek itu memang paling bisa membuat mood Inggrid jadi buruk, sialan emang tuh orang. Jadinya sekarang Inggrid menghubungi sang Abang untuk menjemputnya di tempat ia akan menonton ini.

" Halo Bang, jemput gue gih. " Inggrid tanpa basa-basi pun langsung menyuruh sang Abang buat menjemputnya.

" Bareng temen lo kan bisa, kenapa juga harus gue yang jemput?? " Bukannya langsung menjemput, Abang nya itu lebih suka mendebatnya dahulu.

" Gue kagak di kantor, Bang. Ayolah jemput gue sekarang. Udah mau malem nih, ya masa gue naik taksi. "  Bujuk Inggrid pada sang Abang. Siapa tau abangnya itu luluh setelah mendengar bujukan nya itu.

" Lah lo aja sampai sana berani, masa pulang kagak berani, aneh lo. Emang lo dimana? " Abangnya itu terlebih dahulu mengatainya di banding menanyakan keberadaannya. Memang benar-benar deh si abang ini.

" Gue di cinema yang di deket kantor lama. " Jawab Inggrid dengan cepat.

" Jauh amat lo main ampe kesana, apa jangan-jangan lo habis jalan lagi ama si kadal yaa??" Gilang di buat terheran-heran dengan adiknya itu. Bisa-bisanya nonton sampai kesana, emang aneh tuh adeknya.

" Ya kan niatnya mau cari hiburan Bang, ya kali gue jalan sama si kadal buntung itu. Lo jangan ngada-ngada deh. " Sungut Inggrid tak terima. Gilang pun hanya terkekeh mendengar sang adik nya itu kesal.

" Yaudah bentar lagi gue jemput, untung gue lagi main gak jauh dari tempat lo. Ngerepotin aja lo. " walaupun Gilang kadang merasa kesal pada sang adik, namun sebagai seorang kakak yang baik Gilang selalu mengusahakan untuk menjaga sang adik tak tahu diri itu.

" Makasih abang, sayang deh abang bang gil. " Ucapan Inggrid itu langsung membuat Gilang mendengus kesal.

Inggrid yang menunggu kedatangan sang abang itu, memilih berdiri di trotoar yang tak jauh dari gedung mall ini. Sambil menunggu Inggrid pun memilih memainkan ponselnya agar tidak terlihat mengenaskan. Membuka instagram dan melihat postingan teman-temannya itu membuat Inggrid iri. Gimana gak iri kalau hampir semua isi instagram nya itu berisi foto pamer kemesraan para teman-temannya. Belum lagi banyak juga dari mereka yang lagi pamer tak tumbuh kembang si kecil. Duh bikin Inggrid iri tak berkesudahan ini namanya.

Dengan rasa kesal Inggrid pun mematikan ponselnya. Nyatanya melihat sosial media, membuat Inggrid semakin terlihat mengenaskan.  Bukan itu saja bahkan lima tahun nya saja berakhir sakit hati bukan pelaminan. Sungguh malang sekali nasib Inggrid ini. Benar kata seniornya dulu, lamanya hubungan bukan penentu dari akhir kebahagiaan.

Tidak Bersama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang