Kim Nam Young ~ Not Anyone Else
" Hadir mu membawa sejuta rasa yang belum pernah aku dapatkan, namun kehilangan mu mengembalikan semua duka yang sebelumnya tersimpan. "
Kesibukan Inggrid sangat lah menyita waktu nya. Untuk sekedar bertemu dengan Garda saja Inggrid tak memiliki kesempatan. Inggrid hanya dapat memastikan keadaan Garda lewat Gilang atau pun melalui Ayah Garda. Namun itu semua tak juga membuat Inggrid merasa lega. Terasa mengganjal jika tak melihat Garda dengan mata kepala nya sendiri.
Tapi rupanya absennya Inggrid mengunjungi Garda adalah kesempatan untuk membawa Garda pergi. Ya mereka semua merencanakan hal ini tanpa sepengetahuan Inggrid. Bukan tanpa alasan semua orang memilih cara seperti ini. Karena pada dasarnya memisahkan orang yang sama-sama memiliki perasaan adalah sebuah kejahatan. Namun lagi-lagi keadaan memaksa mereka melakukan hal yang sekejam ini. Membiarkan mereka terpisah tanpa ada nya kalimat perpisahan.
Di hari ini setelah berkutat dengan kesibukan nya yang sangat menyita waktu, akhirnya Inggrid memiliki waktu luang. Tanpa membuang waktu pun Inggrid segera bergegas pergi ke rumah sakit di mana Garda berada. Inggrid tak sabar ingin membagi cerita nya pada Garda. Dirinya sudah merasa teramat rindu pada Garda. Ingin segera berjumpa dengan pujaan hatinya itu, agar rindu nya ini terlepas.
Langkah Inggrid terhenti ketika melihat orang yang berada di sana bukan lah Garda nya. Ruangan itu sudah terisi dengan orang lain. Inggrid melihat nya pun merasa kebingungan. Ada apa ini, mengapa Garda tidak ada di sini. Lalu sekarang di mana Mas Garda nya berada?? Terus mengapa semua orang tak memberitahu kan nya akan hal ini. Dengan kebingungan pun Inggrid bertanya pada salah satu perawat yang ada di sana.
" Mbak, orang yang di rawat di ruangan ini di pindah ke mana ya kalau boleh tahu?? " Tanya Inggrid pada sang perawat dengan setenang mungkin.
" Loh mbak nya gak tahu ya, kalau pasien usah tidak di rawat lagi di rumah sakit ini. Tapi lebih detailnya saya kurang tahu. " Jawaban perawat itu seketika membuat Inggrid terdiam kaku. Kejutan apalagi ini, kenapa tak Inggrid tak mengetahui hal ini sebelumnya.
" Sudah dari kapan ya mbak, yang saya tahu beberapa hari yang lalu masih di rawat di sini? " Ucap Inggrid dengan bingung. Masalahnya kalau Garda sudah tak di rawat di sini, mengapa semua orang diam saja.
" Kalau tidak salah ingat, dua hari yang lalu pasien kamar itu keluar dari rumah sakit, Mbak. " Jelas perawat itu sambil mengingat-ingat detail nya.
" Apa saat keluar dari sini kondisinya sudah baik-baik saja?? " Tanya Inggrid memastikan.
" Saya kurang tahu kalau yang itu mbak, memang mbak tidak di beri tahu mengenai hal ini?? Apa mbak kerabatnya?? " Sang perawat itu kembali bertanya pada Inggrid yang kini terlihat kebingungan.
" Mungkin mereka lupa memberitahu saya akan hal ini. Dan iya mbak saya kerabat dari pasien. Kalau begitu saya permisi ya mbak. Terimakasih untuk informasi nya. " Ucap Inggrid pada sang perawat itu.
Kini semuanya terasa kembali begitu menyesakkan. Apa semuanya bersekongkol membohongi Inggrid?? Tapi apa tujuan mereka melakukan ini semuanya. Untuk apa sampai melakukan hal ini. Apakah karena kondisi Garda yang begitu parahnya. Namun itu semuanya masih terasa tak masuk akal bagi Inggrid. Tak seharusnya mereka bertindak sedemikian rupanya. Memisahkan Inggrid dan Garda tanpa sepengetahuan nya, itu sungguh menyesakkan bagi Inggrid. Lalu apakah ini akhir dari kisah mereka yang belum sempat mereka bangun. Sungguh perpisahan yang memilukan untuk dijalani.
~~~
Gilang menahan diri ketika melihat adiknya pulang dengan tangisan. Dirinya tahu penyebab adiknya menangis. Katakanlah dirinya tega membuat adiknya terpisah dengan orang yang dia sayangi. Tapi nyatanya memang Gilang tega melakukan hal itu. Lalu kini apakah dirinya masih pantas menenangkan adiknya yang masih menangis itu. Jawaban nya adalah tidak, karena Inggrid tak akan pernah bisa berhenti menangis jika tidak dengan kemauannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Bersama ✔
ChickLit|| COMPLETE || Seberapa lama pun kita bersama, jika pada kenyataannya kamu tidak bersamaku, aku bisa apa. Ngacak-ngacak di nikahan kamu?? Mungkin?? Inggrid Pramudhita