P A R T - 45

1.4K 83 2
                                    

Ost Suran ~ Two People

" Banyak hal yang pernah kita lalui bersama, tapi jika pada akhirnya kita tak lagi bersua tidak apa, karena dirimu akan abadi dalam ingatan. "

Perasaan Inggrid sangat tidak karuan, antara senang dan gugup menjadi satu. Hari yang sudah Inggrid nanti-nanti akhirnya tiba juga. Rasanya tidak sabar bertemu mereka. Menyapa dan berinteraksi secara langsung. Sebuah keberuntungan bagi Inggrid, karena nyatanya karyanya dapat di terima oleh semua orang. Bahkan di sambut hangat oleh semua orang-orang di sekitar Inggrid. Rasanya Inggrid sampai ingin meledak karena terlalu bahagia.

Sedari pagi dengan riang Inggrid mempersiapkan diri. Mulai dari pakaian sampai hal-hal kecil yang tak terlalu di butuhkan nya. Ya semuanya Inggrid lakukan dengan senang hati. Bahkan tak keluar satu pun umpatan ataupun keluhan yang biasanya selalu senantiasa menemani harinya. Rasanya sudah lama sekali Inggrid tak merasakan sebahagia ini. Mungkin ini langkah awal menjalani hidup nya.

Ketukan pintu kamar kost nya membuat Inggrid tersadarkan dari lamunannya. Dengan sigap Inggrid pun membuka kamarnya, ternyata sang Mama lah yang datang menghampiri  nya. Inggrid kira Gilang yang datang kemari. Dengan senyum kecil yang menghiasi wajahnya, Inggrid pun langsung menghambur ke dalam pelukan Mama nya. Inggrid benar-benar sangat rindu dengan Mama nya, sudah lama Inggrid tak memeluk Mama nya.

" Gimana kabarnya anak Mama, udah lama banget kamu gak pulang ya, Ing?? " Tanya sang Mama dengan sendu. Rasanya teramat rindu pada anak bungsu nya ini.

" Kabar, Ing, baik Mam, kabar Mama sendiri gimana?? Maaf, Ing belum bisa pulang. " Inggrid masih senantiasa memeluk sang Mama, sungguh Inggrid merindukan momen seperti sekarang.

" Gak sebaik saat ada kamu, rumah jadi sepi gak ada yang ribut di rumah. Gilang sama Papa mu malah tambah sibuk aja. Mama jadi sering kesepian. Tapi kalau kamu belum mau pulang ya gak masalah bagi, Mama. " Jelas sang Mama sambil terus mengelus rambut panjang putrinya. Ternyata sudah lama juga ya mereka tak sedekat sekarang.

" Maaf ya Mam, tapi Inggrid usahain buat bisa segera pulang. Lagian tumbenan Abang sibuk, biasanya mah di rumah terus. " Ucap Inggrid sedikit heran tentang Gilang, ya biasanya abangnya adalah orang yang paling santai sudah mirip pengangguran mungkin.

" Itu bukan masalah buat Mama, yang penting kamu baik-baik saja Mama sudah senang kok.... " Jedanya sebelum melanjutkan ucapannya selanjutnya.

" Kalau Abang mu mungkin nanti tanya aja sendiri, pasti terkejut kamu kalau denger omongannya. " Ucap sang Mama sambil terkekeh pelan.

" Mama emang paling bisa kalau buat, Ing, penasaran. " Inggrid merajuk sebal, memang Mama nya ini suka banget bikin anaknya penasaran.

" Ya kalau mau tau tanya aja sana sama Abang mu. " Jawab Mama nya kelewat santai.

" Duhh Mama... " Inggrid mendengus kesal.

" Udah ya merajuk nya, di pending dulu. Sekarang kita berangkat, katanya udah gak sabar ketemu sama mereka. " Ajak sang Mama pada Inggrid, langsung di setujui oleh empunya. Seketika Inggrid lupa dengan kekesalannya.

Inggrid cukup tercengang ketika melihat Abang dan Papa nya yang menunggu di dalam mobil. Hati Inggrid pun tersentil karena perhatian keluarganya. Nyatanya keluarga nya masih tetap peduli dengan nya. Ada rasa haru yang bersemayam dalam hati Inggrid. Tapi tidak hanya itu saja, sang Papa pun bahkan memberikan senyum hangat nya. Sungguh Inggrid bener-bener rindu momen-momen seperti saat ini.

" Sudah siap, Ing?? " Tanya sang Papa dengan hangat.

" Sudah dong, Pa. " Balasnya deng nada yang sangat ceria.

Gilang yang bertugas menjadi sopir pun langsung melakukan mobilnya. Sudah sangat lama Gilang tak merasa sebahagia ini. Rasanya banyak hal yang terlewat kan hampir dua tahun ini. Namun yang Gilang syukuri di sini adalah senyum di wajah Inggrid yang kembali. Bahkan rasa harunya membuatnya  tanpa sadar meneteskan air mata. Untung saja dirinya sempat sadar, jadi tak akan membuat nya terlihat memalukan.

~~~

Sambutan hangat dari semua orang yang datang di acara ini bener-bener membuat Inggrid terharu. Tak menyangka jika acara ini akan di hadiri banyak pembacanya. Rupanya cerita yang Inggrid tulis mampu membuat para pembacanya berkesan. Bukan hanya orang-orang yang dikenalnya saja, tapi banyak orang baru yang Inggrid temui. Seperti ini kah rasanya dicintai oleh banyak orang. Sungguh ini adalah pengalaman baru bagi Inggrid dan benar-benar tak terlupakan.

Bahkan ekspresi mereka dapat terekam jelas di ingatan Inggrid. Saat Inggrid menceritakan dibalik di tulisnya cerita ini, semua orang menyimak dengan penuh suka cita. Bahkan beberapa sampai meneteskan air matanya saat mendengar kisah itu. Ya Inggrid memang menuliskan kisah hidup nya. Buku ini bukan hanya tentang mimpi Inggrid, tapi buku ini adalah pengingat bagi Inggrid. Jika dirinya lah pernah berasa di titik nol, namun dirinya mampu melewati.

Suasana haru pun kini berganti dengan keceriaan kembali. Ya sesudah Inggrid bercerita sedikit, kini masuk pada sesi yang paling ditunggu-tunggu. Inggrid juga merasa tidak sabar untuk menjawab pertanyaan dari mereka. Momen yang satu ini lah Inggrid merasakan debaran tidak wajar. Ya rasa gugup itu kini menderanya. Apalagi saat pembawa acara mulai menunjuk orang yang akan bertanya, rasanya jantung Inggrid seperti akan melompat.

" Ya mbak yang pakai kerudung kuning, silahkan perkenalkan diri dan ajukan pertanyaan nya!! " Tunjuk sang MC pada salah satu audiens nya yang beruntung itu.

" Selamat siang kak, Ing, nama saya Helen, apakah tokoh utama yang di buku kak Ing itu beneran ada,??kok rasanya seperti sangat dekat dan nyata. " Baru masuk pertanyaan pertama saja sudah membuat jantung Inggrid berdebar kencang.

" Halo selamat siang juga Helen, pertanyaan pertama langsung buat deg-deg an nih. Langsung ku jawab ya, tokoh utama nya memang ada beneran kok, cuma identitas nya masih rahasia, jadinya pas nulis tuh berasa lagi ngobrol langsung sama orangnya gitu. Udah terjawab ya pertanyaan nya, Helen. " Jelas Inggrid dengan ramah, bahkan senyuman nya tak pernah luntur dari wajahnya. Sedangkan gadis yang bertanya itu pun mengangguk puas.

" Yuk pertanyaan selanjutnya, itu mbak yang pakai hoodie putih, sama ya mbak perkenalan dulu baru pertanyaan nya!! " Sang MC pun menunjuk lagi para pembaca yang sudah siap berebut mengajukan pertanyaan.

" Halo kak Ing, kenalin gue Ambar, di sini gue cuma mau tanya, butuh berapa lama buat kelarin cerita ini kak?? Apalagi dengan cerita yang lumayan complicated seperti ini?? " Kali ini pertanyaan nya tidak semenyeram kan yang sebelumnya.

" Halo juga Ambar, langsung aja ya, buat nyelesain semua nya kira kira butuh waktu empat bulanan lah, apalagi dengan revisi yang gak sedikit itu yang bikin makan waktu sih. Kalau jalan ceritanya mah di pikir sambil jalan aja, ya walaupun kadang bikin pikiran waktu nulisnya. " Bahkan saat menjawab pertanyaan itu Inggrid sambil mengingat apa saja yang sudah dia lalui itu. Gadis itu pun langsung mengerti dengan jawaban yang Inggrid beri.

" Sudah terjawab ya pertanyaan dari mbak Ambar. " Ucap sang MC dan langsung di setujui oleh yang bersangkutan.

" Ini masih ada lagi yang beratnya?? " Tanya sang MC pada semua orang dalam ruangan ini.

" MASIHHH... MASIHHH " suasana pun langsung sangat riuh. Dalam diam Inggrid tak henti-hentinya mengucap syukur.

Rupanya para pembaca benar-benar sangat antusias. Tak henti-hentinya pertanyaan mereka ajukan pada Inggrid. Bahkan sang MC sangat kualahan dengan banyaknya yang mengajukan pertanyaan. Inggrid mah dengan senang hati menjawab pertanyaan dari mereka. Toh tak ada dari mereka yang melontar kan pertanyaan yang menyinggung nya. Jadi Inggrid masih mampu lah menghadapi beberapa pertanyaan lagi.

Di sudut ruangan, pria itu menatap sendu pada Inggrid yang sedang duduk di atas panggung. Rasanya ingin dirinya hampiri, namun ini bukan saat yang tepat. Biarkan Inggrid menikmati hari bahagia nya itu. Dirinya cukup dengan melihat nya dari kejauhan seperti ini. Apalagi melihat senyuman dari Inggrid sudah mampu menuntaskan rasa rindu nya. Semuanya akan kembali baik pada waktunya, itulah yang selalu tertanam pada dirinya. Setelah nya pria itu pun langsung pergi dari ruangan itu tanpa banyak pasang mata yang melihat nya.

Tidak Bersama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang