" Terkadang kebohongan akan terasa benar jika kenyataan terlalu pahit untuk diungkapkan. "
Jungkir balik dunia Inggrid beberapa waktu ini benar-benar merubah semua tatanan hidup nya. Mulai dari beberapa kenyataan yang sempat mengguncang jiwa raganya, hingga hadirnya kebohongan yang terasa sangat nyata benarnya. Semua itu menerpa Inggrid tanpa peringatan, hingga membuat nya tak siap menerima semua nya. Sangat terasa cepat seperti satu kedipan mata, tapi berhasil memporak-poranda kan semua angannya.
Membuat Inggrid pada titik kerapuhan yang amat parah. Hingga hadirnya Garda sebagai sandaran untuk Inggrid. Membantunya keluar dari jurang kehancuran. Mengembalikan senyuman yang sempat hilang dari wajah ayunya. Membuat nya pulih dari luka yang ditanggung nya. Semua itu dilakukan Garda dengan senang hati. Bahkan Garda sendiri tak menghiraukan tentang luka yang ia tanggung seorang diri, karena semua fokusnya hanya untuk mengembalikan senyum cerah Inggrid.
Semua itu berjalan sempurna sebelum orang yang menyumbang darah padanya hadir. Orang itu mengacaukan hidup tenang nya. Menghadirkan luka yang sudah hampir tertutup. Membuatnya kembali mengingat semua kenangan buruk yang sudah berhasil dia lupakan. Bahkan dengan kejamnya ayahnya itu mengungkit semuanya. Tapi itu hanyalah awal nya saja, karena yang lebih parahnya lagi wanita yang menjadi ibu tiri nya itu ikut kembali hadir membawa semua mimpi buruk nya.
Kata-kata kejam beserta makian kasar itu kini seakan membayangi setiap hembusan nafas. Garda berusaha meredam suara-suara yang muncul di kepalanya. Bayangan suram itu sungguh membangkitkan jiwa rapuhnya. Makian-makian itu terus menggema membuat nya hilang fokus. Pekerjaan nya pun kini mulai berantakan karena dirinya sedang berperang melawan orang-orang yang membawanya pada kemalangan.
" Mas, are you okay??? " Tepukan di bahunya itu membawanya pada kesadaran. Garda sedang didera perasaan kalut akibat mengingat bayangan menyakitkan itu.
" Entah, Ing, semuanya terasa tidak baik-baik saja. Wanita itu masih menjadi ketakutan terbesar saya. Semuanya terasa buruk ketika dia hadir. " Garda menjelaskan sebisanya. Inggrid mencoba menenangkan Garda yang sangat terlihat kacau, bahkan detak jantung pria itu berdetak sangat kencang.
Inggrid menangkup wajah Garda agar menatapnya. Baru kali ini Inggrid melihat Garda sekacau ini. Rupanya kali ini permasalahannya jauh lebih rumit di bandingkan dengan permasalahan yang Inggrid hadapi. Jika tidak, bagaimana mungkin pria setangguh Garda bisa sekacau ini. Kali ini gantian Inggrid yang menjadi sandaran penguat untuk Garda. Sebisa mungkin Inggrid membantu Garda keluar dari permasalahan yang sedang dia hadapi.
" Mas, seberat apa pun masalah mu, kita hadapi sama-sama ya. Aku di sini ada buat kamu, jadi kamu jangan takut merasa sendiri. Inggrid akan bantu mas sebisa, Inggrid. " Kalimat sederhana itu sedikit membuat Garda merasa jauh lebih tenang.
" Saya gak tau lagi mau bilang apa ke kamu, Ing. Ucapan terimakasih saja rasanya gak cukup... " Ucapan Garda itu terjadi saat Inggrid menutup mulut Garda dengan jari telunjuknya.
" Sttt, Mas gak perlu berucap terimakasih, karena itu tidak diperlukan. Yang terpenting Mas bisa menjalani hidup dengan tenang dan terlepas dari semua yang mengganggu, itu saja. " Inggrid memotong ucapan Garda itu. Karena Inggrid tak ingin Garda merasa berhutang padanya, toh mereka juga saling membantu satu sama lain.
" Ya saya akan berusaha untuk itu seperti yang kamu bilang. " Jawab Garda dengan pelan, namun penuh keyakinan.
Inggrid bukannya membalas jawaban Garda, malah memberikan satu ciuman singkat pada pria itu. Tindakan spontan Inggrid itu mampu membuat Garda mematung seketika. Entah setan mana yang merasuki Inggrid hingga mampu berbuat senekat itu. Garda sendiri tak mampu mencerna tindakan kilat nya Inggrid. Memang terjadi sangat cepat, namun bekasnya tak bisa hilang dari ingatan. Dan kelakuan Inggrid memang paling bisa mengalihkan suasana sedih yang terjadi barusan.
" Ing, apa barusan kamu mencium saya?? " Tanya Garda dengan nada tak percaya, sangat diluar nalar pikir Garda.
" Itu bukan ciuman Mas, tadi hanya sekedar kecupan. " Bukannya malu seperti wanita-wanita pada umumnya, Inggrid malah berbuat sebaliknya.
" Ing, kamu emang paling bisa buat saya kepikiran. " Ucap Garda sambil geleng-geleng kepala dengan kelakuan Inggrid ini.
" Ya gapapa, biar mas gak kepikiran hal buruk terus. Mending pikirin aku aja lah. " Balas Inggrid dengan santai nya. Sungguh tidak beradab memang anak gadis yang satu ini.
" Kalau begitu kamu sukses, Ing, sekarang diotak saya isinya kelakuan luar biasa kamu. " Garda sendiri pun kini makin menggoda Inggrid, biar tahu rasa itu anak.
" Ohh jelas itu mah, kan pesonaku susah ditolak. " Inggrid memang beda, makin di puji mah ya makin jadi itu kegilaannya.
" Saya iyakan saja lah, biar kamu senang. Dan ya, kamu gak kembali ke kantor, Ing?? " Ketika Garda mengingatkan Inggrid akan kantor nya, Inggrid baru sadar jika jam istirahat nya sudah habis.
" Mas kok baru ngingetin sekarang sih, huhuhu abis aku sama si bos garang. Alamat ini mah dapet siraman rohani. " Dumel Inggrid saat tahu dirinya bakal telat kembali ke kantor.
" Ayo saya antar kamu biar cepet, kalau pakai ojol kelamaan." Garda pun langsung menawarkan diri untuk mengantar Inggrid ke kantor.
Inggrid pun langsung mengangguk dengan cepat atas tawaran Garda barusan. Lebih cepat memang jika diantar oleh Garda, karena dirinya tak perlu menunggu ojol nya datang. Dan kabar bagusnya lagi Garda tau jalan tikus untuk menuju kantor nya. Doa Inggrid dalam hati pun semoga manusia singa di kantor nya itu tidak mencari keterlambatan dirinya. Ya semoga saja sih begitu, Inggrid tak siap jika mendapat siraman rohani siang ini. Telinganya belum siap mendengar kan ceramah maraton.
~~~
Hubungan Reiner dengan sang Mami kian merenggang saja. Memang sang Mami sering berkunjung ke rumahnya untuk menemani menantunya. Tapi Mami nya kini jarang sekali menegurnya. Reiner sendiri tahu kok jika Mami nya marah atas ucapan beberapa waktu yang lalu. Namun itu semua tak pantas membuat Reiner ingin berbaikan dengan Mami nya. Reiner masih terlalu kecewa dengan tindakan Mami nya itu.
Reiner masih tidak habis pikir, kenapa Mami nya sebegitu nya tidak menyukai Inggrid. Ya memang selama lima tahun menjalani hubungan dengan Inggrid, mereka hanya bertemu beberapa kali saja. Lantas perasaan tidak suka itu hadir dari mana. Reiner sendiri juga tidak tahu asal muasal nya.
Sampai tak sengaja Reiner mencuri dengar percakapan antara Mami nya dengan Deana. Berapa terkejutnya Reiner dengan rahasia baru yang selama ini yang disimpan rapi-rapi oleh Mami nya. Sedari kecil yang Reiner ketahui adalah hubungan antara Papi dan Mami nya tidak lah harmonis. Itu terjadi bukan tanpa sebab, itu terjadi dikarenakan sang Papi masih mendamba wanita lain ketika sudah memiliki anak dan istri.
Hanya itulah yang sekedar Reiner tahu hingga sekarang. Reiner tak pernah mau ikut campur dengan masalah orang tuanya. Apalagi mencari tahu siapa orang yang membuat hubungan orang tuanya hancur seperti ini. Hingga Reiner disadarkan oleh rahasia besar yang selama ini Mami nya pendam. Semuanya menjadi semakin jelas hari ini. Tentang mengapa Mami nya tidak menyukai Inggrid dan melakukan rencana tidak terpuji ini.
Tapi itu semua rasanya masih tidak masuk akal. Yang Reiner tahu orang tua Inggrid masih lengkap dan harmonis. Bukan seperti yang ada pada cerita Mami nya. Semua ini masih terlalu sulit untuk dicerna. Reiner masih tidak tahu mana yang benar-benar kenyataan atau mana kebohongan yang nampak seperti kenyataan. Yang menjadi kunci dari semua ini adalah Papi nya. Sang Papi pasti tahu semuanya dan Reiner sudah membulat kan keputusan untuk menemui Papi nya. Reiner di sini butuh kejelasan agar bisa menerima semuanya dengan lapang dada nantinya. Semua nya akan jelas setelah menemui Papi nya, Reiner yakin akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Bersama ✔
ChickLit|| COMPLETE || Seberapa lama pun kita bersama, jika pada kenyataannya kamu tidak bersamaku, aku bisa apa. Ngacak-ngacak di nikahan kamu?? Mungkin?? Inggrid Pramudhita