Untuk sebuah cerita yang aku tulis sendiri, aku minta vote sama kalian. Kan kalo cerita aku mikirnya panjang kali lebar beda kalo sama rekomendasi, aku cuma nyinyir aja. Apalagi kalo mau follow saya sangat-sangat berterima kasih.
Bisa tolong tandai kalo ada typo yah..
*_*
Setelah menghabiskan hampir satu jam kini gadis berambut panjang itu sampai di tempat yang sudah sering ia kunjungi hampir 2 tahun belakangan ini.
Disana tak banyak orang atau bahkan pengunjung bisa dihitung dengan jari. Bau yang khas tempat ini tercium dengan jelas. Jalan sedikit basah karena tadi malam ibukota diguyur hujan.
Setelah melewati beberapa blok kaki beralaskan sepatu putih itu sampai. Harusnya ia tak memakainya, lihat sekarang sepatu putihnya sekarang sepatu bagian bawahnya mengenaskan.
Pemandangan yang selalu ia lihat ketika ia kesini akan ada setangkai tulip putih. Ia tak tahu siapa yang meletakkan, awalnya karena penasaran ia menanyakan kepada orang yang berjaga tapi mereka mengatakan kalau mereka tidak pernah melihat orang selain dirinya. Awalnya ia sangat penasaran siapa yang meletakkan tapi karena tak kunjung menemukan siapa lama-kelamaan ia membiarkan saja. Toh bukan sampah juga. Tapi seandainya ia tahu ia akan berterima kasih dan menanyakan alasan meletakkan bunga tulip putih itu, karena tulip putih mengandung arti pengampunan. Si pemberi ingin meminta maaf. Apa karena ia yang menyebabkan semua ini, tapi bunga itu ada bukan setelah tempat ini selesai tapi sekitar satu setengah tahun lalu, tepat saat si tempat ini berulang tahun.
"Hai Cla" Ucap gadis itu dengan meletakkan setangkai bunga lily yang selalu menemani ia kesini.
Clara Adelin Surya
Lahir 18 November 1998
Wafat 26 April 2015Nisan yang sudah sering ia pandangi tapi tak pernah membuat ia bosan, seolah wajah dari si pemilik nama. Yah dua tahun lalu ia harus kehilangan sahabat terbaiknya. Kejadian terburuk yang pernah ia alami dalam hidupnya. Dimana ia melihat sahabatnya sendiri terbaring ditengah jalan dengan bermandikan darah.
"Aku datang lagi dengan seperti biasa aku membawakan mu lily kau tidak bosan kan?, Oh iya kau tahu tidak aku dan ayah kena marah bunda. Kau tau kan kenapa? Seperti biasa aku dan ayah tidak sengaja memecahkan pot bunga bunda. Aku tidak tahu kenapa bola basket kak Agas suka sekali dengan pot-pot bunga bunda. Kali ini bunga mawar putih bunda. Akhirnya setelah bunda puas memarahi kami, bunda menyuruh membeli pot yang sama persis kalau tidak kami tidak boleh pulang. Bahkan mang ujang harus berjaga di depan pagar. Kau pasti tahu kalau kami tidak akan langsung pergi membeli pot. Aku dan ayah kita berkencan dulu di kedai es krim pelangi. Es krim pelangi sekarang makin besar dan juga banyak varian menu nya, mungkin karena kita kedai itu sekarang sangat ramai."
"Setelah itu kami pergi ke mencari pot bunga untuk bunda. Kau tahu ternyata pot itu susah banget nyarinya, aku dan ayah sampai kelimpungan bahkan sudah satu kota kita cari tapi masih belum ketemu. Karena sudah gelap dan lelah aku dan ayah pulang walau kita tidak bisa membawa pot yang sama tapi kita bawa pot lain dan juga martabat favorit bunda untuk ngerayu bunda agar ngizinin kami bisa masuk rumah. Tapi ternyata bunda tetap aja nolak martabak pokoknya harus bawa pot yang sama persis. Hampir satu jam kita berdiri di depan pagar dan bunda masih aja ngebiarin kita donor darah ke nyamuk."
"Karena kami sudah laper dan gak boleh masuk, ayah ngajakin makan nasi goreng di depan komplek. Rasanya masih dan yang jual juga sama, masih berkumis tebal. Nah disana kita gak sengaja liat Bu rina, yang punya anak banyak itu. Disana Bu rina ngasih kami uang lima ribu. Mikir dong kenapa ngasih duit, emang sih kami kucel dan bau asem tapi kan masih ngenalin kalo aku sama ayah siapa. Pas ditanya ternyata itu kembalian bunda waktu ambil pot kemarin. Otomatis aku sama ayah langsung tanya-tanya pot yang dibeli bunda, eh ternyata belinya di Bu rina yang rumahnya cuman beda 3 rumah. Setelah dapet kita langsung pulang dan kami persembahkan buat bunda tercinta. Tapi bukannya seneng kita malah dapet ceramah lagi haduh bunda, katanya gak sungguh-sungguh waktu beli pot bunganya. Dan aku sama ayah cuman bisa diem sambil dengerin bunda. Kau tahu sendiri kan gimana bunda, kalo dijawab bisa seminggu dibahas terus."

KAMU SEDANG MEMBACA
Merakit Cerita
General FictionCerita pertama aku. Kehilangan sahabat membuat Tabia kehilangan dirinya sendiri. Kejadian itu mengantarkan dirinya bertemu dengan dokter Abi. Banyak menghabiskan waktu bersama membuat hubungan keduanya di tingkat lebih dekat. Jalan tak selamanya lur...