Bisa tolong tandai kalo ada typo yah..
*_*
"Dari sana lagi Lo?" Tanya pria bertopi itu kepada seseorang yang baru saja datang.
"Hm" jawanya dengan mata yang masih menatap sekitar. Sepi.
"Ngga bosen kayak gini terus?" Ucapnya saat melihat lawan bicaranya kini menutup mata dengan mengadakan wajahnya ke atas.
" "
"Gak mau nuruti nasehat gue?" Ujarnya lagi saat melihat tak ada respon.
"Gak tau" lalu meneguk minuman yang selalu ia pesan. Oh bukan dia tapi oleh lawan bicaranya.
"Susah ngomong sama batu" kesalnya.
Obrolan itu berhenti disana, selalu seperti ini jika menyangkut hal tersebut. Hanya suara dari sekitar yang terdengar dan dua orang itu sama-sama menjatuhkan pandangan mereka ke jalan yang terlihat dari kaca dengan sesekali meminum minuman yang mereka pesan.
*_*
"Pertemuan kita sampai sini. Untuk setiap penanggung jawab nanti kumpulkan hasil kerja kelompok kalian masing-masing. Sampai jumpa dipertemuan selanjutnya." Setelah mengucapkan itu satu persatu orang-orang mulai meninggalkan kelas. Menyisakan beberapa orang termasuk gadis berbaju biru tua.
"Tabia" sontak gadis berbaju biru tua itu menatap ke arah suara. Dan dia Vira teman yang ia kenal sejak menjadi mahasiswa di kampus ini. Vira bisa dibilang orang yang cukup terkenal di jejeran kampus karena kecantikan yang ia miliki. Tak sedikit cowok yang mendekati dirinya. Begitu juga dengan Tabia tapi ada yang membedakan. Kalau Vita itu ramah dan juga murah senyum lain halnya dengan Tabia selalu menampilkan wajah datarnya. Kalau Vita sering menerima bergonta-ganti pasangan lain halnya dengan Tabia yang tak pernah pacaran.
"Ke kantin yuk, laper" ajak Vira saat sudah berada di depan temannya itu.
"Bukannya tadi kamu habis makan" herannya karena ia tahu kalau temannya Vira ini habis nge-date dengan calon pacar sampai harus absen kuliah.
"Ya tadi sih makan tapi kurang. Lo kan tahu kalo gue keluar sama gebetan gue, harus jaga image hehe" Tabia hanya menatap malas mendengar jawaban Vira.
Setelah membereskan buku dan juga pulpen Tabia mereka berjalan keluar dan pergi ke arah kantin.
"Bi" panggil Vira dan yang dipanggil hanya menenggok ke arah Vira.
"Lo ngerasa diperhatiin gak sih?" Tanya Vira dengan menatap temannya itu yang kini membalas menatapnya tanya.
"Dengerin gue ya, gue udah bikin riset selama beberapa hari ini. Saat gue jalan sendiri atau sama yang lain lalu gue bandingin kalo gue jalan sama Lo. Lo tahu apa yang gue rasain?" Cerita nya dengan memegang dadanya yang saat ini berdetak dengan kencang.
"Gue berasa diperhatiin sama orang atau kadang lagi diikutin walau bukan selalu tapi gue yakin kok Bi ini pasti Lo lagi di intai gitu" lanjutnya setelah mendapat tempat duduk.
Mendengar ucapan Vira membuat ini sedikit memikirkannya. Tabia memang sering merasa diperhatikannya atau diikuti tapi saat ia melihat sekitar tidak ada yang menunjukkan hal-hal yang patut ia curigai. Tapi setelah mendengar cerita Vira ia sadar bukan hanya dirinya saja yang merasakan sedang diperhatikan tapi Vira juga.
"Lo mau pesen apa nih?" Tanya Vira yang sedang membolak-balik buku menu.
"Biasa" biasa yang diucapkan Tabia adalah mie ayam dan juga es teh manis yang banyak es batunya.
"Bentar gue pesen dulu"
Sepeninggal Vira, Tabia melihat sekitarnya ada. Kantin bisa dibilang tidak terlalu ramai tapi juga tidak bisa dibilang sepi. Dari orang-orang di kantin ia hanya mengenal beberapa orang yang sering satu mata kelas dengannya selebihnya ia tidak mengenal. Atau bahkan tidak ingin mengenal mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/253197249-288-k923927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Merakit Cerita
General FictionCerita pertama aku. Kehilangan sahabat membuat Tabia kehilangan dirinya sendiri. Kejadian itu mengantarkan dirinya bertemu dengan dokter Abi. Banyak menghabiskan waktu bersama membuat hubungan keduanya di tingkat lebih dekat. Jalan tak selamanya lur...