Mobil kulajukan cukup kencang begitu keluar dari parkiran. Kulampiaskan kepedihan ini dengan mengebut dan berteriak meluapkan emosi di dalam mobil.
Aargh!!!
Sampai akhirnya mobil kutenepikan di bahu jalan pinggiran kota. Kubentur-benturkan kepala pada stir mobil. Aku merasa begitu bodoh.
Kenapa aku tak bisa setia pada Dahlia? Kenapa aku begitu bodoh sampai bermain gila?
"Dahliaaa!"
Cukup lama aku larut dalam kekesalan. Kemudian aku teringat pada Kirana. Aku akan kembali menemuinya di Play Group. Aku harus bergerak cepat. Aku tak mau Kirana semakin dekat dengan Fahmi.
Sebelum menuju ke tempat Kirana, kusempatkan untuk membeli sesuatu. Untung Ibu memberiku kartu debet, sehingga walaupun pengangguran, setidaknya aku tak kere-kere amat.
Kupilih boneka beruang berwarna pink cerah. Ukurannya lebih besar dari Kirana. Aku ingin boneka ini menjadi teman tidurnya. Menggantikanku yang saat ini belum bisa selalu bersamanya.
"Mba, yang ini bungkus, ya!" titahku pada karyawan toko yang kudatangi.
"Baik, Pak. Lainnya apalagi?" tanyanya sambil mengambil boneka yang kupilih.
"Pernak-pernik buat anak perempuan, Mba," jawabku sambil celingukan mencari-cari di mana tempatnya.
"Oh, ada di sebelah sana, Pak." Karyawan tersebut menunjuk ke samping kananku.
Akhirnya kupilih pernak-pernik yang bisa dipasang di rambut Kirana. Mulai bando dan asesoris anak perempuan lainnya. Kiranaku pasti akan cantik sekali memakai ini.
Semangat yang tadi sempat hilang melihat buket bunga yang dibuang begitu saja, kembali membara. Aku takkan mundur begitu saja. Apapun akan kulakukan untuk kembali mendapatkan mereka.
Tiba di Play Group Kirana, tampak suasana sangat ramai. Jam-jam segini memang jam mereka pulang. Banyak sekali anak-anak berlari menuju sanak keluarga yang menjemputnya. Bahkan dengan seragam itu aku melihat rupa mereka hampir sama. Membuatku bingung mencari wajah Kirana.
Kupindai dengan cepat wajah-wajah kecil mereka. Namun sampai lama sekali belum juga kutemukan Kirana.
Mungkinkah Dahlia sudah menjemputnya? Atau mungkin Kirana masih di dalam bersama Bu Lili seperti waktu itu?
Tanpa ragu kulangkahkan kaki menuju gedung Play Group itu. Mungkin aku seperti orang tak tahu malu. Setelah kejadian waktu itu masih juga percaya diri kembali ke tempat ini.
Whatever! Aku hanya mau anakku.
"Bastian!"
Langkahku terhenti saat mendengar seseorang memanggilku. Aku menoleh mencari sumber suara.
Tampak seorang wanita dengan wajah familier berjalan mendekatiku sambil tersenyum lebar. Kuputar otak mengingat nama wanita itu.
"Hai," sapa wanita yang belum juga kuingat namanya. "Masih ingat enggak, sama aku?"
Aku hanya bisa membalas senyumnya sambil terus mengingat-ingat.
"Yaelah, Bas.
Kelanjutannya full BAB 11 ada di Joylada dan KBM App ya, yuk lanjut baca ke sana!!!
.Terima kasih kepada pembaca setia...
Semoga selalu dalam lindunganNya dipermudah semua urusannya dan dilancarkan rezekinya.
Setelah baca jangan lupa SUBSCRIBE ya!!!
😊😊😊😊😊😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU JALAN PULANG (DINOVELKAN 0895355156677)
General FictionMenceritakan penyesalan Bastian yang sudah meninggalkan anak dan istrinya karena orang ketiga. Akankah Bastian bisa kembali meraih keluarga kecilnua yang sudah ia tinggalkan begitu saja?