Kuambil sendok dari tangan Ibu. Kemudian menyendok nasi dan rendang yang sudah Ibu potong-potong kecil. Tetapi entah kenapa tenggorokanku terasa begitu sempit untuk menelan makanan yang sedang kukunyah.
Dadaku seperti terhimpit tiap mengingat ucapan Dahlia. Sampai begitu sulit menelan sesendok nasi dari Ibu.
Dahlia, nama itu terus melekat di kepalaku. Kilasan wajah dinginnya saat kemarin mengusirku dari kehidupannya, rasanya sangat menyiksa. Aku tak bisa kehilangannya.
Tuhan, apa yang harus aku lakukan agar bisa kembali memilikinya?
"Bas." Lembut Ibu mengusap lengan kiriku. "Kamu laki-laki, apapun yang terjadi kamu harus kuat!"
Mendengar nasehat Ibu justru membuat hatiku semakin rapuh. Nyatanya aku tak sekuat itu untuk melepas Dahlia. Cinta ini terlalu dalam mencengkeram hatiku. Sehingga saat harus tercabut maka meninggalkan bekas yang sangat dalam.
Akhirnya air mata ini menetes juga. Membuat dadaku semakin sesak dan semakin sulit menelan makanan yang sejak tadi aku kunyah.
"Dada Bastian sakit, Bu," ucapku sambil memukul-mukul dada. Rasanya nyeri sekali saat memikirkan harus benar-benar kehilangan Dahlia.
"Sakit," cicitku.
"Menangislah, Nak!" pinta Ibu sambil mengusap punggungku.
Akhirnya kutumpahkan sesak yang semakin menggunung di dada melalui air mata. Sungguh aku menyesal telah mengkhianati Dahlia. Aku menyesal telah melakukan hal bodoh itu.
Aku sangat menyesal!
Dahlia, aku tak sanggup jika harus benar-benar kehilanganmu. Tolong, ampuni aku!
Dahlia ....
Part lengkapnya ada di KBM App dan jOylada ya say..😍😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU JALAN PULANG (DINOVELKAN 0895355156677)
General FictionMenceritakan penyesalan Bastian yang sudah meninggalkan anak dan istrinya karena orang ketiga. Akankah Bastian bisa kembali meraih keluarga kecilnua yang sudah ia tinggalkan begitu saja?