Cuplikan part 17

1.7K 90 1
                                    

Lama banget yaa ga up Bang Bastian. Maafin emak rempong ini yaa..
Kali ini emak share cuplikan bab terbaru yang baru aja tayang di KBM App dan Joylada yaa..
Yang mau baca bab selengkapnya, langsung aja klik link ini.

https://kbm.id/book/detail/56045ac2-5c64-aefe-a45f-935d8985c28d?af=5284f5e5-c46f-0df4-cd93-5ad2ea012b3f

#RINDU_JALAN_PULANG

Cuplika part 17

Pertanyaan Kirana benar-benar membuatku dilema. Kalau kujawab, dia pasti akan mengetahui semuanya. Kalau tidak, aku harus menjawab apa?

Ingin rasanya pada saat seperti ini ada orang yang tiba-tiba menelpon atau Paula datang. Seperti pada adegan sineteron. Namun ini kehidupan nyata. Mau tak mau aku harus menghadapinya.

"Kenapa Kiran pingin tahu nama lengkap Om?" Aku balik bertanya. Strategi mengulur waktu plus menghindar tentunya. Semoga Paula cepat datang, ataupun Kirana jadi sungkan.

"Soalnya nama Om kayak nama papaku," jawabnya polos.

"Terus kamu berpikir kemungkinan Om ini papa kamu?" tanyaku basa-basi untuk mengalihkan pikirannya.

"Hehehehehehe, maafin Kiran ya, Om," ucapnya dengan wajah tidak enak.

"Enggak apa-apa," jawabku lembut. "Kalau Kiran mau anggap Om ini papa kamu juga Om enggak keberatan."

"Enggak, deh. Nanti dimarahi tante itu," jawabnya melirik Paula datang membawa makananku.

"Om makan dulu, ya!" pamitku pada Kirana. Tepatnya aku tidak ingin dia bertanya yang aneh-aneh lagi. Karena tanpa persetujuan Dahlia, aku tidak akan mengaku-aku sebagai papa Kirana. Sudah cukup aku melukai Dahlia. Aku ingin menjaga perasaannya sekarang.

Selesai makan siang, kami kembali ke tempat Dahlia diobservasi. Dia masih ditemani Diana. Mereka tampak sedang asyik berbincang, sampai akhirnya perbincangan itu terhenti saat mereka melihat kedatangan kami.

"Hai, Kiran!" sapa Diana pada putriku.

"Tante!" Kiran menyabut uluran tangan Diana. Dan menempel pada sahabat Dahlia itu.

"Mama masih sakit?" tanya Kiran pada Dahlia yang masih terbaring.

Wanitaku itu menggeleng lemah sambil tersenyum. "Mama cuma kaget aja tadi," jawab Dahlia.

"Maafin Kiran, ya, Ma!" Kirana mendekati Dahlia dan mereka berpelukan. Kirana tampak menangis. Anak itu pasti sangat merasa bersalah atas peristiwa ini.

"Maafin Kiran!" ucapnya lagi.

Dadaku rasanya sesak melihat pemandangan ini. Seandainya aku tak melakukan kesalahan fatal, tentu ini tidak akan terjadi. Kalaupun Dahlia kecelakaan seperti ini, aku akan ikut memeluknya bersama Kirana.

Oh, Dahlia, bisakah kita bersama lagi? Setidaknya demi Kirana, putri kita?

Enam jam berlalu, hasil rontgen dan pemeriksaan lainnya, Dahlia baik-baik saja. Tak ada luka serius. Hanya bagian kakinya yang terbentur jadi memar dan bengkak. Jadi Dahlia bisa langsung pulang

Petang itu rasanya semesta merestuiku untuk bersama Dahlia. Awalnya Dahlia menolak untuk kuantar. Dia pikir Diana membawa mobil, tetapi ternyata Diana tadi diantar suaminya. Akhirnya, pucuk dicinta ulam pun tiba. Aku mengantar pulang Dahlia.

Dengan semangat aku mengiring para wanita berjalan. Diana mendorong kursi roda Dahlia. Paula dan Kirana berjalan bersisihan.

Saat ini sementara cukup berjalan di belakangmu tidak apa-apa, Dahlia. Suatu saat, semoga aku bisa berjalan bersisihan denganmu lagi.

Aku tersenyum sendiri memikirkan itu. Bagaimana tidak? Rasanya Tuhan benar-benar seperti merestuiku untuk bersama Dahlia lagi. Setelah ini, aku tahu dimana ia tinggal. Tentu saja, itu seperti jalan mulus yang dibentangkan untukku. Sungguh, aku rindu jalan pulang.

Sepanjang perjalanan, kami tak banyak bicara. Rasanya canggung. Sesekali saja aku mengobrol dengan Kirana. Sebenarnya aku ingin terus berbincang dengan putriku melepas rindu, tetapi aku tak enak dengan Dahlia.

Sedikit kukeraskan volume musik yang sedang diputar. Agar suasana tidak terlalu sepi. Kebetulan sekali, lagu yang sedang diputar milik group band favoritku.

"Kembalilah, kembali padaku. Hanya itu yang membuat aku tenang. Kembalilah, kembali padaku. Aku takkan pernah bisa hidup tanpamu."

Ah, rasanya pas sekali dengan suara hatiku saat ini.

Dahlia, kembalilah padaku! Aku mohon, bukalah hatimu untuk menerimaku lagi!

Aku terkejut saat tiba-tiba Kirana bertanya. "Om, itu foto siapa?"

Foto?

Aku makin terkejut mendengar pertanyaanya. Pikiranku langsung tertuju pada foto berukuran mini yang kugantung di spion. Apa Kirana bisa mengenali fotonya dan mamanya? Memikirkan itu jantungku jadi berdegup kencang. Bagaimana dengan Dahlia jika akhirnya Kirana tahu aku ini papanya?

RINDU JALAN PULANG (DINOVELKAN 0895355156677)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang