Ditengah perjalanan tiba-tiba jalanan macet. Banyak orang berkerumun didepan sana dekat dengan mobil merah."Itu kenapa ya rame gitu?" tanya Rhea
"Gak tau juga. Kayaknya sih kecelekaan" jawab Orion
"Ri bukannya itu mobil bunda kamu?" kata Rhea sambil menunjuk mobil merah yang berada di samping kerumunan orang.
Orion terpaku, tubuhnya menegang seketika pikirannga berkelan kemana-mana. Ia segera turun dari motornya lalu berlari membelah kerumunan meninggalkan Rhea yang masih berada di atas motornya. Pikirannya kalut dengan tak sabaran ia menerobos masuk kedalam kerumunan. Hingga ia melihat seorang wanita paruh baya yang tengah tergeletak di atas aspal dengan badan penuh darah.
"Bunda" teriak Orion kencang membuat semua orang yang berada disana menatap Orion terkejut.
Tubuh Orion seakan mati rasa melihat perempuan yang paling penting dalam hidupnya itu tergeletak tak berdaya berlumur darah.
Orion terduduk disamping Kirana membawa kepala bundanya kedalam pangkuannya "Telepon ambulan cepat" teriak Orion frustasi
Rhea yang melihat itu sudah menangis ditempatnya dengan tangan gemetar ia menghubungi ambulan. Setelah selesai ia berjongkok disamping lalu memeluknya dari samping mencoba memberi kekuatan padahal dirinya sendiri sedang lemah.
"Bunda pasti baik-baik aja" ucap Rhea sambil menangis sesegukan
"Bunda Rhe" kata Orion parau
Tak lama setelah itu sirine mobil ambulan terdengar. Para petugas medis langsung mengevakuasi Kirana kedalam mobil.
"Lo masuk aja biar gue yang bawa motor" ucap Rhea dan diangguki oleh Orion lalu menyerahkan kunci motornya pada Rhea.
Orion ikut masuk kedalam mobil ambulan. Sedangkan Rhea langsung mengendarai motor Orion mengikuti ambulan dari belakang namun sebelum itu ia sempatkan mengabari Lexi tentang berita kecelakaan ini.
Jalanan sore ini cukup ramai karena bersamaan dengan jam pulang kantor. Sirine ambulan terus berbunyi nyaring sehingga para pengendara lain menepikan kendaraan mereka demi memberi jalan pada ambulan itu lewat.
Sekitar sepuluh menit mereka sampai di rumah sakit Pelita. Para suster disana langsung membawa Kirana ke ruang ICU untuk segera di lakukan perawatan.
"Bunda yang kuat ya Ori disini nunggu bunda" kata Orion serak sambil menggenggam tangan Kirana yang terkulai lemas di atas brangkar.
Rhea senantiasa berada di samping Orion "Bunda pasti kuat" ucap Rhea sambil menatap Kirana lamat-lamat.
Mereka sampai di ruang ICU para suster dan beberapa dokter membawa Kirana masuk bersamaan dengan Orion yang akan ikut masuk
"Maaf dek, adek gak boleh ikut masuk" kata seorang dokter yang bernametage 'Fajar' itu melarang Orion ikut masuk
"Tapi ibu saya ada di dalam dokter" teriak Orion marah emosinya sedang tidak stabil sekarang.
"Kami mengerti tapi biarkan kami menyelesaikan tugas kami dengan baik" ucap Dokter Fajar kemudian menutup pintu ICU
Orion memukul tembok yang ada ada sampingnya. Rhea yang melihat itu perlahan mulai mendekati Orion yang terduduk di lantai. Rhea mendekap tubuh Orion mengelus punggung Orion pelan.
"Bunda pasti baik-baik aja" bisik Rhea
Orion diam tak membalas ucapan Rhea ia memilih memeluk Rhea erat menaruh kepalanya di bahu Rhea.
"Nangis aja gak perlu ditahan cowok juga manusia yang bisa nangis" ucap Rhea
Orion meneteskan air matanya ia tak kuat melihat bundanya seperti sekarang dunianya seakan hancur. Mataharinya meredup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orhe(o)
Teen Fiction#7 - Kompak (27/09/2020) [Spin off] Cerita ini merupakan spin off Orion dari cerita Archer by ilfii_nur . . . Dewasa adalah kata yang pas untuk mengambarkan sosok Orion Defano Agathias. Orion adalah seorang wakil geng Aerglo. Pola pikirnya yang dewa...