Pagi-pagi sekali Orion sudah bersiap dengan celana jeans dan kaos putih dilapisi jaket hitamnya. Ia akan pergi ke bandara untuk mencari kabar tentang Rhea. Meskipun disana sudah ada beberapa anggota Aerglo yang selalu berjaga Orion ingin tetap pergi.
Setelah bersiap Orion meraih kunci motornya yang ada diatas nakas. Di bawah ada Kirana yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.
Kirana tersenyum sambil menarap Orion "sarapan dulu Ri" ucap Kirana
"Iya nda" jawab Orion
"Kamu gak ke sekolah?" Tanya Kirana melihat Orion tidak mengenakan seragam
"Gak Nda, Ori mau cari tau tentang Rhea dibandara" jawab Orion
Kirana hanya tersenyum lalu kembali melanjutkan makannya. Setelah pembicaraan semalam ia harus menjadi kuat demi anaknya. Anaknya memiliki masalah yang cukup berat daripada dirinya tapi dia selalu berusaha tersenyum dan menguatkan dirinya.
Tanpa sadar setetes air mata turun ke pipi Kirana buru-buru Kirana menyekanya.
"Ori berangkat dulu Nda, bunda gak papa Ori tinggal sendiri?" Kata Orion setelah menyelesaikan sarapannya.
"Gak papa Ri" jawab Kirana sambil tersenyum
"Kalau begitu Ori berangkat ya Nda, bunda baik-baik dirumah jangan mikirin hal yang gak perlu" ucap Orion sambil menyalami tangan Kirana
"Iya Ri bawel banget" balas Kirana terkekeh pelan
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Semoga semua masalah kamu cepet selesai nak semoga kamu selalu bahagia" gumam Kirana menatap punggung Orion yang menghilang dibalik pintu.
Orion melajukan motornya menuju bandara. Tiga puluh menit waktu yang dibutuhkan oleh Orion. Setelah sampai Orion langsung menuju tempat informasi untuk para korban jatuhnya pesawat. Disana sudah ada Gabriel, Misel, dan juga Candra yang merupakan anggota Aerglo.
"Pagi bang" sapa Gabriel pada Orion
"Pagi, udah ada informasi?" Tanya Orion
"Belom bang" jawab Candra
Orion menghela napas pelan ia duduk dikursi tunggu menundukkan kepalanya hingga ponselnya berdering tertera nama Archer pada layar ponselnya. Dengan segera Orion mengangkatnya.
"Halo Ar"
"Dimana?" Tanya Archer singkat
"Bandara" jawab Orion
"Hm" balas Archer kemudian menutup sambungan telfonnya
Orion mendengus malass telfon dengan Archer memang selalu singkat. Bahkan sering kali teman-temannya mengatakan Archer tidak punya pulsa padahal kenyataannya berbanding terbalik.
Sudah hampir satu jam Orion menunggu namun masih belom ada informasi apapun. Archer, Jasson, Danu, Benua, dan Dimas baru saja datang langsung menghampiri Orion.
"Lo kesini gak ajak-ajak" ucap Danu
"Iya lo main ninggalin aja" sahut Jasson
"Sorry, kalian gak sekolah?" Tanya Orion
"Lo pikir kita bakal sekolah kalo ada kesempatan bolos? Ya gak lah" kata Benua
Orion menggelengkan kepalanya pelan. Beberapa petugas bandara tampak sibuk didepan papan pengumuman. Orion dan yang lainnya yang melihat itu langsung berlari ke papan pengumuman.
"Mohon maaf untuk keluarga korban kami dari pihak bandara meminta maaf yang sebesar-besarnya atas keteledoran kami dalam memberikan informasi. Pesawat Elang Air keberangkatan pukul 11.00 telah mendarat dengan selamat di bandara London" ucap petugas bandara membuat Orion dan yang lainnya sangat bersyukur dan senang bukan main.

KAMU SEDANG MEMBACA
Orhe(o)
Fiksi Remaja#7 - Kompak (27/09/2020) [Spin off] Cerita ini merupakan spin off Orion dari cerita Archer by ilfii_nur . . . Dewasa adalah kata yang pas untuk mengambarkan sosok Orion Defano Agathias. Orion adalah seorang wakil geng Aerglo. Pola pikirnya yang dewa...